bossy part6 (revisi)

102K 2K 29
                                    

Fabian menatap Lauren dengan gaun berwarna perak yang baru saja ia beli untuk menggantikan gaun yang malam kemarin baru dia rusak. Perempuan itu terlihat senang dengan gaun yang ia belikan dan segera memakainya. Karena malam ini memang mereka ada jadwal untuk pergi ke pesta rekan bisnis, tapi Fabian masih merasa khawatir dengan keadaan Lauren tadi siang. Walau perempuan itu tetap berkata baik-baik saja dan binar mata riangnya sudah kembali, Fabian tahu wanita itu tidak baik-baik saja. Dia menyembunyikan seluruh ketakutannya dengan senyum sialan dan binar mata yang terlihat baik-baik saja.

Dan satu hal lagi yang Fabian sangat suka dari Lauren, riasan wanita itu tidak pernah berlebihan. Namun, terasa sangat pas dan cantik. Bagi Fabian Lauren adalah wanita yang sangat sempurnah, dia pintar di segala bidang. Pekerjaan, kasur atau pun menjaga diri. Bahkan rambut panjangnya sudah ia gelung menjadi sangat cantik. Masih sedikit memperhatikan Lauren, Fabian pun mendesah dan berjalan pergi ke pesta. Kalau saja dia punya rantai, rasanya dia ingin mengikat wanita ini semalaman.

Sesampai di bar, Laruen masuk bersama Fabian dengan menggandeng bahu pria itu. Dia hanya menyapa orang yang berulang tahun dan mengambil satu tempat duduk. Beberapa wanita sudah terlihat menganggu, mereka mengambil tempat duduk bersama Fabian dan menanyakan hal-hal yang tidak penting." Apa kamu sudah punya pacar?" atau " kamu mencari tipe wanita seperti apa?" ada juga yang bertanya " apa aku tipemu?" namun pertanyaan-pertanyaan itu berhenti saat Fabian berkata," wanita yang duduk di sampingku ini adalah calon istriku." Saat itu juga Lauren menoleh dan senyum sialan pria itu mengganggunya. Dan tanpa berkata apapun, Fabian menciumnya di depan wanita-wanita itu yang langsung bubar dengan sumpah serapah.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Lauren.

"Mengusir mereka," jawab Fabian.

"Tapi kamu tidak perlu menciumku, tuan bossy!" Fabian tertawa terbahak dengan panggilan khusus dari Lauren itu.

"Aku sangat suka setiap kali kamu memanggilku seperti itu, seperti panggilan khusus untuk kekasih." Lauren semakin gila dengan pria di sampingnya ini. Dia memilih mengambil satu gelas tequila dan menengguknya. Namun, belum sempat Lauren menelannya Fabian kembali memagutnya dengan tequila yang masih berada di bibirnya. Rasa pusing di kepala Lauren seakan bercampur antara kadar tinggi alkohol di tequila dan ciuman Fabian.

"Bibir kamu seperti candu, Lauren."  

imprisoned in the pastOnde histórias criam vida. Descubra agora