67~Dukun Jadi-Jadian~

Mulai dari awal
                                    

"Berapa kali gue bilang kalau gue lebih tua dari lo!" ia berkacak pinggang sedangkan Julian seolah tidak peduli sambil bersender di sisi meja.

"Terserah yang penting gue tetap menganggap lo adik gue," sontak Joshua cengo.

Ia menggelengkan kepalanya lemah melihat pria di depannya ini begitu keras kepala.

"Tau ah terang!"

"Di sini remang-remang Josh,"

"Lo pikir ini club malam?"

"Lah siapa yang ngomong begitu? Atau jangan-jangan lo pernah ke sana ya? Ih, Joshua udah gede." ledek Julian membuat darah Joshua mendidih.

"Kalau bukan sahabat, udah gue cekik lo, Lian." ia menekan pada kata terakhir membuat Julian terkekeh pelan.

"Canda, ah, lo terlalu bawa perasaan." ia mencolek dagu Joshua membuat pria itu bergidik ngeri.

"Amit-amit tingkah lo kampret! Jijik!"

Joshua menjaga jarak dan memandang waspada pria itu masih dengan tawanya. "Cepet nyatain perasaan lo ke Olyn sebelum lo berubah jadi gay."

Bukannya marah, Julian menyunggingkan senyum misteriusnya. "Soon,"

**

Tok ... tok ... tok ...

"Masuk."

Suara pintu yang diciptakan Baron membuat bulu kuduknya meremang. Dengan perlahan, ia memasuki rumah kumuh itu dengan nyali yang dibuat berani. Pasalnya, selain ruang temaram, ruangan kecil dan berdebu itu dominan dengan warna hitam.

Asap tipis mulai menguasai ruangan ketika kakinya mulai mendekati dukun yang dikenalkan Julian dan Joshua pagi tadi.

"Ma-lam M-mbah," gugupnya mengambil posisi duduk nyaman.

Baron tersentak ketika dukun itu menatapnya tajam. Ia menelan salivanya susah payah dengan napas yang tertahan. "Kedatangan saya ke si—"

"Diam." potongnya begitu dingin.

Julian mencoba memainkan perannya. Tepat di belakangnya terdapat kain hitam pembatas ia dan Joshua yang mendapat tugas mengipas asap agar suasana semakin mengerikan. Pria itu menutup hidungnya dengan masker, sesekali mengelap peluh.

"Aku tau ke datanganmu ke sini untuk apa." ia menaburkan sesuatu di atas kemenyan, lalu mengambil keris kecil dan mengusapnya perlahan. "Kamu ingin meminta bantuanku agar gadis pujaanmu jatuh cinta kepadamu, bukan?"

Baron terkejut namun wajahnya berubah sumringah. "Iya Mbah, benar!"

Sudah aku duga si Buronan ke sini untuk meminta bantuan agar bisa menaklukan hati Oli. Heh, dia kira siapa, sampai mau merebut Oli segitu mudahnya?

"Sepertinya saran teman saya benar kalau Mbah itu memang profesional."

"Jangan panggil aku Mbak!"

Pria itu sedikit berjengit, kaget. Terlebih mendapatkan tatapan tajam yang membuatnya merinding serta keris yang diacungkan tepat di depan wajahnya. Haha .. lo takut banget sih, emang enak gue kerjain.

Baron mencoba mendorong keris itu. "Mbah keris—"

"Jangan panggil aku Mbah!"

"Eh, iya, iya. Jadi saya harus memanggil anda apa?"

"Mr. Dukun,"

"Ha?"

Di belakang dukun jadi-jadian itu, Joshua menepuk keningnya bingung dengan kelakuan Julian di luar konteks adegan yang telah mereka buat.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang