39. Accident

22.2K 1.2K 4
                                    

Vanessa

Ya Tuhan, sebentar lagi waktu ku akan habis.

Benarkah Suamiku tidak akan menyusulku atau membujukku untuk kembali.

Apakah dia benar-benar sudah tidak mempedulikanku.

Atau dia membenciku karena aku tidak menurutinya dan menghormatinya sesuai keinginan nya dan aturan di agama kami.

Demi Tuhan bukan aku tidak ingin menghormati atau menghargainya, tapi aku tidak sengaja melakukannya.

Ponselku kehabisan Baterai dan Mobil Aline bermasalah.

Jika smeua tidak terjadi mungkin Athan tidak akan semarah ini.

Athan, dimana kamu Than ?

"Kann ich Dir helfen?" (Bisakah saya membantu anda)


Seorang pihak keamanan atau Polisi menanyakan apakah aku membutuhkan bantuan.

Mungkin dia melihatku yang kebingungan sedari tadi.

Kebingungan mengurus penerbanganku atau entahlah apa yang dipikirkan oleh dia.

Wajahku juga bukan Wajah orang Eropa.

"Nein, Danke." (Tidak, Terima kasih)

Ku lihat Jam Tangan yang menempel di pergelangan Tanganku dan aku tidak memiliki banyak waktu lagi untuk menunggu.

Dalam Hati ku yang terdalam, aku ingin dia ada disini.

Setidaknya jika dia tidak menginginkanku disini, dia mengatakan jika dia tetap mencintai meski

Pernikahan kami sepertinya memiliki jalan yang tidak terlalu baik untuk dilalui.

Sejenak aku melihat Jari Manis ku yang terhiasi oleh Cincin pemberian Suamiku.

Dia memberikan Cincin ini untuk janjinya kembali dan meminangku.

Di waktu itu juga dia mengatakan jika dia mencintaiku.

Cincin yang sederhana tapi berharga luar biasa untukku, mengalahkan Emas, Permata, dan Berlian yang selama ini bisa ku beli dengan Uangku atau pemberian Lelaki-Lelaki yang pernah singgah di hidupku.

Tuhan, apakah ini akan berhenti disini ?

Ku cengkram Baju ku erat-erat tepat di depan Dada untuk meredam sakit yang ku rasakan.

Rasanya seperti kematian menghampiriku. Sedikit penyesalan ku rasakan sampai Air Mata ku kembali menetes.

Andai aku bisa mencabut perkataanku, aku tidak akan disini.

Aku minta maaf, Athan...

Waktu terus berputar, detik semakin berjalan cepat hingga Akal sehat ku mengatakan jika aku harus pulang ke Indonesia.

Sepertinya memang Athan tidak akan menyusulku.

Dia pasti menyesal sudah menikah denganku dan menjalani kehidupan yang rumit seperti ini.

Sempat ku ambil Ponselku dan melihat Layar Ponselku tapi sama sekali tidak ada namanya disana.

Untuk sekedar mengirim Pesan atau panggilan Telepon tidak ada sama sekali.

Kembali Air Mata ku menetes tapi kali ini aku mampu menghapusnya.

Ku pejamkan Mataku sejenak kemudian membukanya lagi.

Dalam Hati aku akan menghitung dalam detik ke lima.

Andai saja tidak ada Pesan atau Telepon darinya, aku akan mematikan Ponselku lalu dengan tekad yang tinggi aku akan kembali ke Indonesia.

Lima...

Survive (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang