18. I don't care

40.8K 2.6K 42
                                    

Oh ya di Bab ini banyak kontroversialnya ya. Maaf ini bukan cerita Islami, lebih ke Mature dan terkesan kasar. Tapi mohon dimaklumi ya. Ambil yang baik - baiknya dan buang yang buruk - buruknya. Jangan dihujat, ntar aku males update loh hehehe. Ngancem dikit gak papa kan ya. Jangan disangkut pautkan sama Islam ya. Ini Bab nya rada ngaco dikit entah banyak. Tapi please  dibuat santai aja hehehe.

Selamat membaca

***

Vanessa hanya bisa tersenyum-senyum geli melihat keempat Teman nya yang tertawa keras se keras-kerasnya karena baru kali ini Vanessa mendapati mereka semua tertawa seperti itu.

Sedangkan dirinya tetap sama, menikmati secangkir Lattenya dengan santai.

Apa yang dilakukannya saat jam Makan Siang tadi cukup gila tapi dia harus bisa membalas kekejaman Nathan karena Lelaki itu membuatnya menangis tersedu-sedu di dalam ruangannya sendiri padahal hari masih sangat Pagi.

"Udah, ntar lo pada keselek. Minum-minum." Vanessa menyuruh ke empat Temannya untuk minum, tapi hanya Tera dan Davina yang mau mengikuti perintah Vanessa.

Sedangkan Gita dan Syava tidak melakukannya. 

"Gila, pokoknya lo gila Vanessaaaa." Gita tertawa sekaligus berteriak seperti orang Gila yang sering berada di Perempatan Jalan.

"Serius lo Ratunya gila beneran." ujar Davina.

"Gue suka cara elo Sister. Itu Vanessa yang gue kenal. Bukan yang hobi nya cengeng mewek-mewek mulu tiap hari gara-gara Cowok." Tera memukul ringan Lengan Vanessa.

Secara tidak langsung Tera ingin menyampaikan kepada Vanessa jika dirinya bangga dengan apa yang sudah dilakukan Vanessa kepada Nathan.

"Gaya banget tuh Cewek pake ceramah di depan Nathan. Sok suci!" celetuk Gita sekaligus mencibir cara Haina yang ingin meluluhkan Hati seorang Nathan.

"Diperkosa juga minta nambah lagi dia." omongan Gita menjadi super frontal karena dia sendiri gemas mendengar apa yang diceritakan oleh Vanessa mengenai kejadian di Cafe saat jam makan siang berlangsung.

"Iya. Dah tahu rasanya disodok, dia juga bakal minta dikangk*ngin terus." Davina ikut bersuara.

Pendapatnya tidak kalah kontroversial dengan apa yang dilontarkan oleh Gita.

"Hush, apa'an sih kalian. Dosa tahu! harusnya tuh cewek yang sudah langka kita lestarikan bukan malah kita musnahkan." seru Syava menimpali keempat Temannya yang super gila jika berurusan dengan hal seperti ini.

"Ntar gue masukin dia ke Museum biar gak banyak tingkah!!" sahut Tera menambahkan.

Tera adalah orang yang ter sensitif dari kelima Wanita-Wanita Karir dan mapan itu.

Bagaimanapun dia tetap tidak terima jika Sahabatnya telah diperlakukan dengan buruk oleh Nathan apalagi ditambah dengan polemik dari seorang Gadis bernama Haina.

Kembali Vanessa hanya bisa menggelengkan Kepalanya melihat keempat Temannya yang sedang berada pada batas tidak normal.

Vanessa tahu jika keempat Temannya pasti akan sensitif jika berbicara mengenai kesucian karena baik dirinya atau keempat Temannya bukanlah Manusia-Manusia yang suci.

Mereka semua tidak pernah berlaku seperti Malaikat yang berkedok dari segi penampilan.

Kelimanya hanya ingin menjadi mereka sendiri. Apa adanya tanpa kepalsuan.

Bukankah setiap orang tidak berhak di Judge  dari segi penampilannya saja oleh orang lain?

"Udah. Kalian nih seneng banget kalo disuruh ngejelekin orang." sahut Vanessa tapi tidak lantas membuat dia tidak ikut tertawa.

Tawanya yang nyaring masih tersisa tapi dia menahannya dengan baik.

"Tapi serius Ness, gue salut sama lo. Gue bener-bener suka cara lo untuk bungkam Mulut tuh Cewek!!" balas Tera kembali.

Sahabat terdekat Vanessa itu menempuk bangga Bahu Vanessa.

"Gak begitu juga kali. Dia sebenernya baik, tapi baiknya bukan buat Nathan. Jangan sampe lah buat Nathan karena gue nanti yang gak rela." jawab Vanessa dengan kepercayaannya yang tinggi.

"Nathan boleh benci gue sekarang tapi ntar dia pasti balik ke gue." tambah Vanessa.

"Baik sih baik Ness, tapi lihat sikon dong. Itu di Cafe bukan di Mesjid. Emang mau Khotbah?" celetuk Syava yang membuat kelimanya kembali tertawa termasuk Vanessa.

Vanessa mulai kehilangan daya pikirnya.

Memangnya selucu itukah apa yang diperbuatnya saat jam makan siang tadi di Cafe.

Padahal menurutnya hal itu memalukan sekaligus menggelikan baginya.

Tapi walaupun dia merasa salah, tetap saja cara yang dilakukannya berhasil dan sangat sukses.

Nathan menjadi emosional dan Gadis bernama Haina pergi begitu saja dari hadapan mereka, Nathan dan Vanessa.

"Yang penting gue bisa bikin Nathan nyut-nyut'an buat mikirin gimana caranya buat ngejelasin ke tuh cewek." seru Vanessa.

"Terus setelah itu, gimana reaksi Nathan sama tuh Cewek?" tanya Davina penasaran.

"Eng, tuh cewek pergi gitu saja tapi tetep dia pamit. Bilang nya sih mau pulang, pengen belajar buat Ujian besok. Tapi bener gak nya gue gak tahu."

"Kalo Nathan gimana, dia marah gak?" tanya Davina kembali.

"Emh gue lihat dia mau marah tapi belum dia marah-marah gue pergi duluan keluar Cafe. Bodo amat mau dia marah mau dia cicit cuit, yang penting gue berhasil ngerjain dia hahaha." Vanessa kembali tertawa membayangkan Wajah pucat pasi Nathan yang terlihat tidak terima karena dicium begitu bebas olehnya tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Kalo gue jadi tuh cewek, gue langsung Gantung Diri karena Patah Hati." ujar Gita menambahkan.

"Gantung Diri ada sakit-sakitnya bego, mending minum Sianida. Beres langsung terbang bareng Malaikat!" Tera menimpali Gita yang kurang sependapat dengan ide Wanita itu.

"Kalian gila." celoteh Vanessa menambahkan.

"Gila juga kita Temen lo Ness. Kita pasti dukung lo apapun yang terjadi. Kita pengen jadi Temen lo sekaligus Saudara lo." tiba-tiba Tera merangkul Bahu terjauh Vanessa.

Baik Syava, Gita, Davina juga sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Tera.

Mereka ingin selalu bersama-sama dalam keadaa apapun.

Meski apa yang dilakukan mereka bukan hal yang baik, setidaknya mereka bisa mempertanggung jawabkan apa yang telah mereka lakukan.

Seperti apa yang dilakukan oleh Vanessa saat ini.

Wanita itu berpikir mungkin sudah waktunya dia berhenti dari semua petualangannya menjelajahi setiap Lelaki untuk meredam Sakit Hati dan Traumanya di Masa Lalu untuk hanya fokus kepada satu Lelaki yaitu, Nathan.

"Ness, lo beneran udah Jatuh Cinta sama Nathan?" tiba-tiba satu kalimat keluar begitu saja dari Bibir Gita.

Wanita itu hanya ingin memastikan jika Sahabatnya tidak salah memilih yang nantinya bisa saja memunculkan sebuah penyesalan.

"Gue gak tahu. Tapi gue butuh banget dia."

***

To be continue

***

Surabaya, 25 September 2016 ; 10.05 WIB

Salam,

Denz91 ^_~

Survive (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang