22. Scared

41.7K 2.5K 36
                                    

Braak.

Jantung Vanessa berdetak lebih cepat karena mendengar gebrakan di Meja Cafe yang dilakukan oleh Tera, Sahabatnya sendiri.

Tera nampak gemas dan sedikit geram dengan kedua orang yang dikenalnya.

Siapa lagi kalau bukan Nathan dan Vanessa.

"Lo juga sih Ness, ngapain coba lo ga ngomong sama dia. Kali aja dia mau batalin Kuliah Masternya di Jerman."

Vanessa hanya diam dan diam tidak mampu menjawab apapun kalimat yang dilayangkan oleh Tera.

Wanita itu hanya bisa menangis tersedu di Meja Cafe tempat biasa mereka bertemu.

Vanessa menceritakan semua yang telah terjadi dengan seorang Nathan.

Keputusan Nathan untuk mengambil Master di Jerman dan Pengunduran dirinya dari Perusahaan milik Vanessa.

"Apa susahnya elo bilang ke dia. Kalo gue jadi elo, gue bilang saat itu juga. Bilang semuanya Ness. Bilang kalo lo gak sendiri lagi, terus bilang perasaan elo ke dia. Ihh, kok gue yang jadi gemes ya. Kalian tuh bener-benar Gengsi-an banget ya. Harga diri kalian tuh seharga berapa Dollar? Sini gue beli!" diraihnya pegangan Cangkir Espresso itu lalu Tera mendekatkan ke tepi Bibirnya.

Karena dia begitu emosional, secangkir Espresso miliknya tandas masuk ke dalam Kerongkongan namun Wanita itu tidak bisa merasakan minuman itu dengan nikmat seperti biasanya.

"Lo tuh gampang banget ngomong gitu. Bagi gue gak gampang Ter! Lo tahu kan dia paham banget percintaan gue. Berapa Cowok yang masuk ke dalam hidup gue. Mana dia percaya kalo punya dia bisa jadi satu sama gue?" Vanessa nampak marah sekaligus kesal dengan Sahabat terdekatnya itu.

Tera yang melihat Vanessa penuh dengan Air Mata di Wajahnya dan Wajah itu juga memerah, dia memutuskan untuk memeluk Vanessa.

Tera mendekap Tubuh Vanessa dengan erat seolah ingin menguatkan Sahabatnya jika semua akan baik-baik saja.

"Lo mau gue bantu gak?" tanya Tera dengan lembut sembari ia mengusap Punggung Sahabatnya.

"Bantu apa?" Vanessa mengangkat Wajahnya melihat ke arah Tera. Pelukan keduanya pun mengendut tidak seerat awal mereka saling berpelukan.

"Pertama, gue akan temani lo ketemu Cowok-Cowok lo. Yang harus lo lakuin adalah mutusin satu per satu Cowok-Cowok itu. Kalo lo pengen Nathan gak pergi, lo harus buktiin ke dia kalo lo mampu sendiri alias Jomblo tanpa Cowok-Cowok itu." terang Tera dijawab anggukan paham oleh Vanessa.

Tera sudah berusaha untuk memberikan masukan untuk Vanessa namun Vanessa masih tetap menangis tersedu.

"Udah jangan mewek lagi. Tuh bisa berdampak lo stres Ness. Kalo dah stres, yang ada bahaya buat yang lain. Jangan egois dong. Mikirin diri sendiri banget lo. Mulai sekarang jangan stres, lebih terbuka, dan gak perlu GENGSI DIGEDEIN!" ancam Tera membuat Vanessa bergidik ngeri.

"Lagian ngapain sih lo koleksi Cowok? Enak juga koleksi Berlian bego. Bisa bikin kita Kaya." tambah Tera namun spontan Vanessa menoyor Sahabatnya itu dengan cepat.

"Ness! Gila lo main toyor-toyor. Ntar gue bego, S*tan!" protes Tera cepat tapi hanya dibalas tawa kecil dari Vanessa.

"Kayak elo ga aja! Maling teriak Maling lo, Ter!"

"Sialan lo. Ntar gue gak bantuin tau rasa lo!" uajr Tera sembari mengusap Pelipisnya yang terasa cukup sakit.

"Eeh jangan-jangan." Vanessa menggunakan kekuatan Puppy Eyes nya untuk meluluhkan Hati Tera. "Please jangan, lo bantuin gue ya. Lo kan Cantik, Ter."

"Ciih, giliran ada mau nya aja lo manis-manisin gue. Pokoknya gue gak mau tau, kalo lo dah sama Doi, Audi keluaran terbaru kudu dan wajib ada di Garasi Rumah gue!"

"Ah gila lo. Audi? Penyanyi itu?" Vanessa berlagak tidak paham hingga membuat Tera mengeratkan Gigi-Giginya.

Suara menakutkan dari pertemuan Gigi-Gigi itu kembali membuat Vanessa takut.

"Pura-pura gak paham lagi lo. Mau dibantuin gak?"

"Iya-Iya. Ampuuun, Jehong banget lo Ter. Kalo bukan Temen sendiri udah gue--"

"Lo Apain? Mang lo bisa apa? Bisa cuman mewek doang gitu." tantang Tera kepada Vanessa.

"Hehehe enggak. Ampun." Kedua Telapak Tangan Vanessa mengatup di depan Wajah agar Tera tidak emosinal untuk menantangnya.

"Nih yang kedua, lo jujur sama dia. Jangan sampe dia pergi sebelomdia tahu apa yangterjadi sama elo. Kalo dia pergi sebelom dia tahu, suatu saat kalo lo minta pertanggung jawaban sama dia, lo gak bakalan dipeduliin!"

"Gitu ya?" jawab Vanessa sambil menggaruk Kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

Mendadak Vanessa terlihat seperti Singa yang tidak memiliki Gigi. Sosoknya yang selama ini terkenal Smart  menjadi hilang begitu saja.

"Ya iya lah, Oon. Lo tuh sejak selain Badan lo melar, Otak lo juga melar. Bikin Lemot tahu gak. Udah sana, minta Anti Virus sama Nathan!"

"Ya ampun Ter, lo jutek amat sama gue." entah hanya perasaannya atau bukan, Vanessa seperti menangkap sinyal Kejutekan dari Sahabatnya itu.

"Habis lo kayak gitu. Emang lo gak takut sama Berita di Tv." Tera mulai melancarkan aksinya.

Dia memang sengaja memancing Vanessa agar Vanessa mau mengikuti sarannya yang dia rasa adalah jalan yang terbaik meski nantinya akan menimbulkan masalah.

"Berita apa'an?" Vanessa mendadak penasaran.

Wanita itu memasang Telinganya tajam agar bisa menangkap apa yang sedang dibicarakan oleh Sahabatnya.

"Lo bener-benar gak gaul dah. Orang IT gak Update Berita Hot. Astagaaa." Tera sedikit memijit Pelipisnya.

Dia heran orang seperti Vanessa yang setiap hari berhubungan dengan Teknologi justru tidak mengerti ada berita yang dianggap heboh oleh Tera.

"Apa'an? Lo jangan bikin gue pensaran. Buruan bilang." Paksa Vanessa kepada Tera.

"Kalo lo gak buru bilang sama Nathan, ntar yang ada Nasib lo sama kehidupan baru lo bisa persis kayak anak yang gak diakuin sama Motivator Kondang itu. Bahaya kan?"

"Motivator siapa?"

"Ntar lo Browsing  aja lah. Di Halaman Surat Kabar Online maupun Offline juga banyak. Jadi Trending Topic kali Ness. Lo sih gak gaul." cibir Tera kembali.

Tapi kali ini Vanessa nampak berpikir dengan keras.

Apa yang dikatakan oleh Tera kepadanya sungguh masuk diakal.

Kalau dia tidak bergerak cepat, yang ada Nathan tidak tahu dan akan menjadi perdebatan di masa yang akan datang.

Entah lima, sepuluh, atau tujuh belas tahun kemudian.

"Gue gak gaul sekaligus takut Ter?"

***

To be Continue

***

Surabaya, 29 September 2016 ; 11.07 WIB

Salam,

Denz91 ^_~

Survive (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang