19. Don't Leave Me

42K 2.8K 33
                                    

Nathan

Keterkejutan ku kala dia menciumku secara langsung di depan Haina membuatku jujur saja tidak bisa berkutik lagi.

Haina akhirnya memilih untuk sedikit banyak menjauhiku.

Padahal aku sudah berharap lebih dengan dia tapi kenapa dia seperti ini.

Tidak ada salahnya setiap orang ingin menjadi yang lebih baik bukan.

Meksipun Masa Lalu ku buruk, aku ingin Masa Depanku membaik kembali.

Haina lah yang menjadi tujuanku untuk meraih itu semua.

Tapi dengan keadaan yang seperti ini, bagaimana mungkin aku bisa mendekatinya apalagi harus menikahinya.

Dia mungkin sudah ilfil atau enggan berhubungan lagi denganku.

Ya bagaimana mau jika aku saja sudah tidak terlihat suci di depan kedua Matanya sendriri.

Semua ini karena Vanessa.

Ya tingkah gilanya dan diluar batas kenormalan Manusia dia lakukan dengan mudah tanpa berpikir dahulu apa yang akan terjadi nantinya.

Tapi yang ku pertanyakan bagaimana bisa seorang Vanessa ada di dalam Cafe mendapatiku bersama Haina lagi.

Apakah dia mengikutiku.

Atau dia memang tidak sengaja melihatku lalu melakukan hal kotor dengan menciumku secara bebas.

Arggh, ini benar-benar menyebalkan.

Hidupku menjadi kalang kabut tidak karuan.

Sulit sekali sepertinya hidup tenang tanpa ada gangguan dari dia.

Dia semacam Hantu yang selalu menguntitku kemana pun aku berada.

Memangnya apa salahku jika aku ingin bersama Haina?

Toh dia bisa kan bersama Pacar-Pacarnya yang sempurna dari segi apapun.

Fisik, Karir, Martabat, semua sempurna tidak ada celah sedikitpun untuk mencari kekurangan Lelaki-Lelaki itu.

Vanessa hanya kurang bersyukur saja.

Andai dia bersyukur, dia pasti akan mendapatkan salah satu yang terbaik diantara mereka dan yang jelas itu bukan aku hahaha.

Aku tidak termasuk hitungan saudara-saudara.

Jujur saja dari kasat Mata, aku tidak akan pernah bisa disandingkan dengan mereka semua.

Mereka yang ku maksud jelas sudah pasti adalah Para Lelaki-Lelaki Kekasih Vanessa.

Jangan memungkiri hal itu karena itu memang benar adanya.

Aku sangat mengakuinya.

"Than?" Tiara muncul di depanku tanpa ku ketahui sebelumnya.

Dia memainkan sepuluh Jemarinya seperti sedang cemas.

"Eh kamu Tiara. Kenapa?" aku bertanya kepadanya.

Mungkin sesuatu telah terjadi dan dia membutuhkan bantuanku.

"Kamu bisa bantu aku gak?" dia meminta bantuan kepadaku.

Tapi aku tidak tahu bantuan apa yang diminta olehnya.

"Bantu apa?" aku kembali bertanya kepada Tiara.

"Tolong belikan Obat Mual dan Pusing." dia meminta aku membelikan Obat untuknya.

Memangnya dia sedang sakit apa. Ku perhatikan dia baik-baik saja.

"Untuk kamu?" aku bertanya lagi.

Survive (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang