37. Baso

39.1K 2.4K 48
                                    

Nathan

Dua jam berjoget dan bergoyang ala Penari di Club Gay membuatku kelelahan.

Ku baringkan Tubuhku di samping Tubuh Istriku yang kini juga sedang berbaring.

Dia kelelahan karena terlalu banyak tertawa, sedangkan aku mungkin harus segera ke Tukang Pijat karena Punggung dan Pinggang ku sangat terasa linu juga sakit.

"Enak?" dia mencibirku membuatku kesal sendiri.

Ku palingkan Wajahku menghindari tatapan Mata dan Wajahnya yang nampak mengesalkan itu.

Namun justru Tangannya meraih Wajahku, menakupnya kemudian memberikanku ciuman di Bibirku dengan super lembut, berbeda sekali dengan ciuman kasar dan keras yang dilakukannya di Bandara tadi.

"Terima kasih ya Suamiku yang tampan, kamu sudah membuatku bahagia lagi. Besok-besok goyang ngebor, goyang ngecor, goyang Bebek, Goyang Itik, Goyang Dumang kalau perlu."

"Enggak mau. Nanti aku goyang di dalem kamu sampai kamu Hamil lagi dan lagi."

"Enak aja! Memangnya kamu pengen buntingin aku berapa kali?"

"Lima puluh. Biar kamu lebih banyak Pahala lagi."

"Ih, kamu mah enak tinggal tanam. Nah aku yang bawa kemana-mana. Capek tahu!"

***

"Emmm nyam-nyam enaaaak."

"Ness?"

"Jangan Protes!"

"Aku cuman manggil Ness gak lagi pengen protes."

"Oh, kirain mau bilang 'Ness jangan makan banyak-banyak. Ntar Badannya makin lebar se lebar Lapangan Bola'."

Dia yang bicara dia yang berimajinasi dia yang menyimpulkan, aneh ya kalau berurusan sama Bumil. Tapi ada benar nya juga sih.

Dia kalau makan terlalu banyak bisa semakin lebar.

Bumil memang yang makan ada dua orang tapi bukan berarti harus makan sebanyak itu kan.

Tapi biarlah, aku sayang dia aku cinta dia, jadi apapun bentuk Vanessa nanti aku akan tetap menyukainya.

Lagipula dia kan sedang Hamil anakku, dia Hamil dan akan melahirkan seorang anak buah cinta kami karena dia mencintaiku.

Sekarang ini aku sedang menemani Istriku menikmati semangkuk Baso Daging yang dia favorit kan sejak dulu, tepatnya sejak SMA.

Aku tidak tahu jika Vanessa juga memiliki Baso favorit di pinggri jalan.

Aku kira dia akan suka makanan Restauran saja.

Ya secara kan Vanessa adalah Perempuan yang berasal dari kalangan atas tidak sepertiku.

"Kamu gak makan?"

"Enggak, makasih. Tadi sudah makan di Rumah?" jawabku kepada Istriku.

Sengaja memang aku tidak makan lagi karena sudah kenyang juga sih.

Daripada Perutku nanti meletus kekenyangan, lebih baik aku tidak makan Baso bersama Vanessa.

"Yakin?"

"Iya Baby, udah kamu makan aja ya." aku menyuruhnya makan lagi dan lagi sejak tiga jam yang lalu.

Sudah ada enam mangkok dan sekarang ini adalah mangkok ke tujuh.

Mudah-mudah'an Perutnya gak sakit.

"Gak papa ini dedek dipuas-puasin makan Baso nya ya, nanti kalau di Aachen sudah tidak ada Baso lagi." ku raih Permukaan Perut Vanessa kemudian menciumnya sekali untuk menyapa anakku yang ada di Perut.

Survive (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang