17. My Girlfriend ?

43.6K 2.8K 62
                                    

Nathan

Sudah satu jam aku menikmati waktu Istirahatku dengan tenang di sebuah Cafe yang berada di depan Kantor.

Keadaan Cafe yang tenang membuatku pikiranku menjadi ikut tenang.

Sekelumit masalah yang tidak kunjung ku dapatkan bagaimana jalan keluarnya pun membuatku pusing.

Vanessa dengan Keras Kepalanya sulit untukku lawan.

Dia tetaplah Wanita yang ingin selalu dimengerti tapi enggan untuk mengerti orang lain.

Arrgh, mengesalkan.

"Assalamu'alaikum."

Suara salam yang terdengar lembut di Telingaku membuat ku tersadar dari lamunan ku sendiri mengenai Vanessa.

Ku dongakkan Kepalaku ke atas melihat siapa yang menyapa.

Maa Syaa Allah, Gadis yang lemah lembut dan baik Hatinya hadir di depanku.

Dia tersenyum begitu manis ke arahku sambil melambaikan Tangannya di depan Wajahku sendiri.

"Mas Nathan, masih ingat denganku?"

Eh? dia kan?

"Haina kan, ayo duduk. Silahkan duduk." aku mempersilahkan dia duduk di Kursi depan ku.

Sekarang posisi kami berbatas dengan Meja.

Dia meletakkan Buku-Buku yang dibawanya di atas Kursi kosong di sampingnya.

"Darimana dek?" mulai ku buka obrolan menanyakan darimana dia karena sepertinya dia sibuk sekali dengan Barang bawaannya itu.

"Eh, itu Mas aku dari Toko Buku sebelah Cafe. Beberapa Buku harus aku cari karena kebutuhan untuk Ujian besok." jawabnya lembut.

Suaranya nyaris tidak terdengar karena dia terlalu lirih berbicara denganku.

Jika melihat Gadis se sholehah dia, siapapun Lelaki pasti akan menyukainya.

Hati terasa dingin dan pikiran menjadi tenang.

Haina, nama yang cantik dan itu juga terbukti dari Wajahnya yang juga cantik.

Tapi dari penampilan Haina, ada satu yang ku suka yaitu dia yang selalu memakai Hijabnya hingga mencapai Perut.

Semua bagian sensitif dari seorang Perempuan tidak bisa terlihat oleh Mata nakal seorang Lelaki.

Haina adalah Perempuan yang sangat terjaga kesuciannya.

Dia Gadis yang luar biasa.

"Jadi Ujiannya besok ya?"

"Iya. Kalau Mas sendiri disini kenapa?"

"Oh aku sedang istirahat. Itu Kantorku. Kalau kamu main silahkan tapi harus saat aku berada di jam makan siang ya?"

"Iya Mas. Aku juga gak akan ganggu Mas Nathan. Nanti Pacar Mas Nathan yang kemarin marah lagi hi hi." Haina bisa tertawa malu-malu juga.

Dia lucu, manis, cantik, sempurna sekali. Aku menyukainya.

"Pacar yang mana dek?" aku kembali bertanya tapi kali ini Haina sepertinya enggan menjawab pertanyaanku.

"Em, pokoknya yang kemarin setelah nonton Film." dia hanya memberi Clue itu saja.

Jangan-jangan dia berpikir jika aku adalah Pacar Vanessa lagi.

"Yang kemarin bukan Pacar aku, dia Bos aku di Kantor. Lagipula Mas gak mungkin Pacaran sama dia. Siapa Mas siapa dia. Seperti Langit dan Bumi." jawabku apa adanya.

Survive (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang