Before I Met You

3.9K 453 109
                                    

Hello guys, aku kembali secepat ini wkwkwk terima kasih atas responnya❤️


Sebenernya nih ya, aku udah punya stok cerita ini sampe chapter 2,5. Jadi, semakin baik responnya, bisa semakin mempercepat update. Serius ini gak bohong udah ada di notes hp :(

So, jangan lupa komen ya :')


Happy reading!^^



~°~°~



"Hya! Seungmin!"

Aku berlari ke arah pria bersurai cokelat yang berdiri di depan mobil merah dan segera memeluknya. Kim Seungmin, pria itu terbatuk beberapa kali dan menepuk bahuku.

"Kau mau aku mati ya?! Terlalu kencang!"

"Aku terlalu merindukanmu!"

Seungmin menghela napas. Ia kemudian melingkarkan tangannya di pinggangku, merengkuh tubuhku hangat.

"Aku juga sangat merindukanmu."

"Aaaa... Sahabatku manis sekali," ujarku lalu melepaskan pelukan dan menekan kedua pipinya.

Seungmin tertawa pelan. Ia meraih kedua tanganku yang berada di pipinya dan menurunkannya. "Kajja! Kita pulang. Penerbangan London-Korea pasti melelahkan."

"Kau sangat pengertian. Jadi, masukkan koperku ke bagasi ya?"

"Kalau bukan sahabatku, aku pasti sudah menendang kopermu."

Aku menunjukkan senyuman lebar. Setelah itu masuk ke dalam dan memakai sabuk pengaman. Seungmin memasukkan koperku ke dalam bagasi, lalu masuk ke dalam bangku kemudi.

"Kenapa kau tidak melanjutkan kuliah di London?" tanyanya memecah keheningan.

"Kau sudah menanyakan itu sebanyak tiga kali," sahutku.

"Aku ingin memastikan. Takut kau menyesal karena tinggal di sana selama tiga tahun pasti membuatmu terbiasa dengan budaya mereka."

"Yeah, that's right," sahutku, "but, I can't find another you."

"Mencoba menggodaku?" tanyanya datar.

Aku mendecak pelan. "Aku bersungguh-sungguh! Aku tidak punya teman yang benar-benar dekat di sana. Apalagi yang sepertimu."

"Kekasihmu?" tanyanya. Matanya sedikit melirik ke arahku.

"Charlie?" tanyaku yang dibalas anggukannya. "Sudah putus. Lagipula, aku tidak benar-benar menyukainya. Aku juga selalu menghindar setiap kali ia berniat menciumku. Keren bukan? Bibirku bahkan masih suci setelah tiga tahun tinggal di sana."

"Suci kaubilang?" tanyanya jengkel. "Kaulupa sudah menciumku sebelum berangkat?"

Aku tertawa pelan. "Itu kan cuma mengecup. Di mataku berbeda."

"Ya, terserah. Ngomong-ngomong, sesuai permintaanmu, aku tidak memberitahu Aera Noona kalau kau pulang hari ini."

"Bagus. Aku akan memberi kejutan."

"Kau penuh kejutan," sahutnya.

"Ya, I know."

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang