Anonymous

153 20 31
                                    

Lihat, Jun mengirim foto Sehyoon lagi. Senyum cantik terkembang menampakkan gurat halus mendandakan usia yang tak lagi muda.

Benarkah? Aku ingin lihat, pesannya juga ada? Wajah pria itu pucat, tapi tawa renyah membuatnya terlihat berbinar.

Mengangguk. Pesan dan fotonya sudah kucetakkan untukmu. Memberikan barang dimaksud.

Terima kasih Hanabusa-san, maaf harus selalu merepotkan.

Ih, kan aku sudah bilang panggil okaa-san aja. Menggembungkan pipi layaknya remaja.

Terkekeh. Baiklah kaa-san terima kasih selalu ada untukku.

Tersenyum.

Membaca surat.

Menanti.

Tertawa.

Kenapa?

Jun bilang Sehyoon tidak bisa masuk sekolah karna adiknya menempel bagai koala.

Ah, pasti Byeongkwan, dia memang seperti itu.

Mengangguk. Aku senang dia punya adik-adik yang selalu menyanyanginya.

Dia anak yang manis.

Iya, mirip ibunya. Senyum kecil.

Menatap sendu.

Apa menurutmu dia masih ingat padaku?

Tentu, mengapa tidak.

Apa aku benar-benar tidak bisa menghubunginya lagi? Lirih.

Maafkan aku. Mengelus telapak tangan dingin. Lihat, foto Sehyoon yang ini lucu sekali.

Iya ini--Menatap dalam. Jun memberikan foto Donghun juga?

Menggeleng.

Lalu ini?

Aku minta langsung pada orangnya.

Untuk apa?

Habis dia kan manis, aku jadi kangen. Dan kupikir apa salahnya memberikannya padamu juga.

Menatap haru.

Yang ini malah sama Sehyoon.

Menggigit bibir bawah.

Mengusap surai kelam. Maaf ya, aku ingin melihatmu senang tapi aku juga sudah berjanji pada Jun.

Menggeleng. Aku tidak pantas untuk itu, aku sudah menyakiti banyak orang.

Dengar, yang kau lakukan pada Donghun itu tidak termaafkan, aku juga sangat marah.

Kau bahkan tidak kemari hampir selama satu bulan. Sendu.

Benar. Menerawang. Kau tau, saat pertama bertemu Donghun, kupikir dia habis menangis. Terkekeh. Dia punya wajah menyedihkan, membuatku selalu ingin memeluknya dan mengatakan segala kalimat penenang. Aku langsung menganggapnya sebagai anakku sendiri.

Mendengarkan.

Apalagi saat hamil Chan. Dia terlalu manja membuatku gemas.

Terkekeh. Yah, dia punya getaran itu.

Jadi aku mengerti jika kau tertarik padanya. Lagipula, jika kau tidak menghamili Donghun. Menghela napas bergetar. Aku berpikir, mungkin tidak akan pernah ada Sehyoon.

Menatap dalam.

Saat melihat Sehyoon aku tidak sanggup untuk tidak tersenyum. Dia begitu pendiam dan pemalu, aku ingat punya cucu seperti itu. Dia langsung jadi favoritku, hehe. Bagiku dia mirip Donghun, begitu sulit digapai dan rapuh.

Domestic Crumbs (END)Where stories live. Discover now