Donghun

116 17 37
                                    

Sometimes words can hurt people more than sharp objects.

×

Menggigit bibir bawah keras.

Apa perlu kita perkenalan dulu?

Eh? Menengok canggung. Eum, ak--sa-saya tidak masalah.

Senyum. Kau duluan.

Eh? Uh, Park Donghun imnida. Donghun berdiri dari posisi duduknya lalu menunduk sembilan puluh derajat. Sopan sekali.

Terkekeh. Baiklah, aku tidak menyangka kau sungguhan menikah dengan Junhee.

Menatap bingung.

Maksudku, marga Park tidak terlalu cocok untukmu.

Jantung Donghun bergemuruh keras. Tuan Park mengatakannya penuh nada guraun, tapi Donghun tau itu adalah sindiran.

Tersenyum. Ini pertama kalinya aku melihatmu, dan aku masih tidak tahu mengapa ia rela pergi meninggalkan keluarganya hanya untukmu.

Mengeratkan telapak tangan erat.

Jangan salah paham, tapi jujur saja penampilanmu bahkan seperti jalang. Aku tidak mengerti, itu memang sifatmu atau kelakuan orang tidak berkelas seperti ini?

Menunduk dalam.

Begitu vulgar. Menghela napas. Kau ini pakai guna-guna ya? Apa iya Junhee suka orang sepertimu?

Menahan air mata.

Donghun, tolong jangan marah. Tapi aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Junhee itu baik hati dan selalu menuruti perkataan orang tua, apa kau berpikir orang sebaik dia mau menyentuh orang sepertimu?

Menggigit bibir bawah keras.

Kau pasti menggodanya, dia hanya anak SMA! Dan kau! Tidak ada yang pernah tahu pergaulanmu. Menggelengkan kepala. Apa itu pekerjaanmu sehari-hari? Menjual diri demi uang yang tidak seberapa? Kau tau Junhee anak konglomerat dan mencoba memanfaatkannya kan?

Menggeleng kuat.

Aku selalu curiga kemana uangnya pergi, kurasa aku tau sekarang.

Berkaca-kaca. Anda salah--

Benarkah? Jadi dia tidak pernah membelikanmu apapun?

Bungkam.

Menghela napas. Kau benar-benar melakukannya dengan baik, hanya saja sayang sekali karena ternyata Jun tidak bisa membawamu ke istananya. Mendengus. Itu bukan yang kau sesalkan? Kebanyakan pelacur selalu berharap menjadi ratu.

Aku bukan pelacur!

Menatap datar.

Aku dan Jun saling mencintai, itu sebabnya kami menikah. Tidak ada paksaan sama sekali dalam hubungan kami.

Tersenyum. Begitukah? Cinta? Memangnya apa yang Junhee lihat dari orang sepertimu? Katakan alasan mengapa dia mencintaimu?

Diam. Alasan? Apa Jun punya alasan?

Dalam hal mencintai, kau tidak membutuhkan alasan. Mencintai adalah tentang mengikuti kata hati. Jun menarik pinggang Donghun dalam pelukannya. Manik kelam menatap tajam pada sosok yang sudah lama tak dilihatnya.

Terkekeh. Tampak seperti dia tidak memiliki apapun yang pantas untuk dicintai.

Jun mendengus. Kau salah, justru kebalikannya. Donghun-hyung punya banyak hal yang bisa membuatmu jatuh cinta, tapi diantara sekian hal tak terhingga yang dimilikinya, tak ada satupun yang pantas dijadikan alasan untuk mencintainya. Karena dia lebih dari itu. Tidak ada orang yang boleh menilainya hanya melalui satu atau dua alasan.

Domestic Crumbs (END)Where stories live. Discover now