Epilog

81 6 0
                                    

"Nenek, apa Om akan datang hari ini?" Tanya seorang gadis imut berumur 4 tahun kepada neneknya.

"Iya, makanya Yuna harus segera mandi. Om ga mau gendong anak yang bau dekil seperti Yuna. Cepetan, gih, sebelum dia dateng."

"Mama!! Yuna mau mandi sekarang!!" Teriak gadis kecil itu kepada Mamanya yang sedang melipat baju dikamar si gadis kecil. Dengan antusias Yuna masuk kamar mandi yang ada di kamarnya. Dia berteriak meminta agar mamanya segera memandikannya. "Mama cepetan!! Mama!!" Teriaknya.

"Iya iya. Sebentar, ah!" Dengan susah payah sang mama yang tengah hamil besar itu berdiri dari lantai dan menuju kamar mandi untuk memandikan anaknya.

Selesai mandi dan memakai baju yang dipilihkan mamanya, Yuna langsung menuju dapur untuk membantu neneknya memasak.

"Nenek, apa nanti makan besar?" Tanya Yuna setelah melihat banyak menu di atas meja makan.

"Iya, kita akan makan besar malam ini."

"Yuna, sini ikut Kakek menyiram bunga." Ajak sang kakek kepada Yuna.

"Baik!" Dengan riang Yuna mengikuti kakeknya dan menuju taman bunga samping rumah.

Sang Mama selesai mandi juga langsung membantu sang nenek memasak.

"Bangak banget, ma? Siapa aja nanti yang mau dateng?"

"Funi, kamu lupa? Hari ini, kan, peringatan pernikahan kamu yang ke 5. Harus ada pesta. Reon dan istrinya akan datang. Teman-teman kamu juga akan datang."

"Ah! Funi lupa!! Mana belum beli hadiah buah suami nyebelin pula!!"

"Aku ga perlu dibeliin hadiah. Ada kamu, Yuna dan calon jagoan dihidupku sudah jadi hadiah terhebat seumue hidupku." Kata Yuga yang memeluk Funi dari belakang dan menyandarkan dagunya di pundak Funi.

"Ah? Kakak? Uda pulang?" Funi langsung mengambil tas kerja Yuga. "Mau langsung mandi? Biar Funi siapin air hangat." Kata Funi langsung menuju kamarnya dan diikuti oleh Yuga.

"Yuga mandi dulu, ya, Ma? Bentar lagi temen-temen datang, mereka lagi di perjalanan!"

"Ya!"

Di kamar, Funi langsung menyiapkan air untuk mandi suaminya. Setelah itu membantu Yuga melepaskan jas dan dasinya.

"Gimana kerjaan hari ini? Lancar?" Tanya Funi.

"Lumayan. Ada beberapa problem tapi bisa diselesaikan." Jawab Yuga dengan tersenyum dan memegang kedua sisi pinggang Funi.

"Capek?"

"Tadinya, sih, iya. Tapi setelah lihat kamu, semua capek hilang!" Kata Yuga mendekatkan wajahnya ke wajah Funi. Mereka berciuman dengan cinta yang dalam. "Terima kasih sudah ada dihidupku."

"Sama-sama, sayang." Kata Funi yang kemudian memeluk suaminya.

Setelah sadar dari komanya dan dinyatakan boleh pulang oleh pihak rumah sakit. Tanpa menunggu lagi Yuga langsung melamar Funi. Funi juga mendaftar di universitas di tahun berikutnya di kampus yang sama dengan Adin, Sandy dan Daniel. Di tahu ke dua masa kuliahnya, Funi menikah dengan Yuga. Yuga meneruskan perusahaan ayahnya, Cafe miliknya dikelola oleh Sandy dan Adin. Sementara Daniel  dan Nara berkarir di Jogjakarta  menjadi guru. Funi dan Yuga telah dikaruniai seorang anak gadis dan bayi yang masih dikandungnya.

Dan sekarang adalah pesta anniversary pernikahan mereka yang ke 5. Semua teman dekat Funi dan Yuga di undang. Tentu saja Reon sang Om Favorite Yuna juga datang bersama orang tua Funi. Karena Funi dan Yuga sudah memikiki rumah sendiri.

"Usia kandungan berapa sekarang, Fun?" Tanya Adin sambil ngelus-elus perut Funi yang sudah sangat buncit.

"Harusnya, sih, udah waktunya. Tapi gak tau juga, sih, belum kerasa. Hahah." Funi tertawa terbahak-bahak. Namun tiba-tiba merasa kesakitan pada perutnya.

"Fun! Darah..." Tunjuk Nara yang melihat darah mengalir di kaki Funi.

"Kak Yuga!!! Kakak!! Gue mau nglairin anak lo!!" Teriak Funi seenaknya sendiri.

"Lo mau ngelairin??" Semua peserta pesta kaget dengan teriakan Funi yang kemudian berubah menjadi panik. "Apa!? Lairan!!?"

~~~~~


------------------•••°°°°000ooo000°°°°•••------------------

Baca cerita aku yang lain juga ya...
✓First Love (End)
✓My Dean (End)
✓(For) My Dean (On Going)


Love You, Just Like This is Enough (END)Where stories live. Discover now