-12- Black Coffee

54 11 0
                                    

Author POV
Not Edited

~~~~~~~~~~~~~~~

"Kamu?" cowok itu kaget melihat Funi. "Funi!?" tanya cowok itu memastikan sambil menunjuk wajah Funi.

Seketika Funi sadar sesuatu dan "Kak Reon!?" Funi menebak sambil menunjuk wajah cowok itu juga.

"Wow, lama ga ketemu loe uda gede sekarang." cowok bernama Reon itu langsung mengacak rambut poni Funi. "Loe dari mana? Barang loe banyak banget, sini gue bantuin."

"Gue kerja di cafe sini, kak, mampir yuk. Ada yang special di cafe ini, loh." ajak Funi langsung menarik pergelangan tangan kiri Reon sementara tangan kanan Reon membawa sekantong plastik belanjaan Funi yang terjatuh tadi. Funi mengajak Reon masuk cafe.

Setelah Funi masuk, Nara juga keluar dari persembunyiannya. Dia langsung mengeluarkan ponselnya. "Dan, target masuk ke cafe." kata Nara saat itu dan langsung memasukkan ponsel ke saku rok rempel-nya. Dan Nara pergi entah kemana.

Sementara itu, Funi masuk cafe dengan gembira membawa Reon. Daniel, Sandy juga Adin sudah mendapat kabar dari Nara. Mereka mengaktifkan earphone mereka setelah Funi menyalakan earphonenya. Namun Bita yang sedang ngobrol dengan Yuga di cafe dalam, kaget melihat Reon berada di dalam cafe.

"Ini, secangkir kopi buat Kak Reon." kata Funi sambil menaruh secangkir kopi simple ke meja Reon yang berada di ujung. Bita hanya bisa melihat dengan sedikit cemas.

"Gue belum pesen?" Reon bingung. Funi hanya tersenyum kemudian duduk berhadapan dengan Reon.

"Itu first impression Funi ke Kak Reon saat ini." kata Funi yang membuat Reon semakim bingung. "Jadi, cafe ini akan menyuguhkan minuman sesuai kesan pertama pelayan terhadap pelanggan saat pertama kali datang ke cafe, setiap hari akan mendapat minuman yang berbeda, tergantung mood pelanggan setiap harinya." jelas Funi yang membuat Reon manggut-manggut.

"Menarik juga. Jadi harus punya keahlian khusus ya?" Reon manggut-manggut dengan penjelasan Funi. "Jadi kenapa loe kasih gue kopi, and just coffee?" tanya Reon.

"Black Coffee dengan sedikit gula. Kak Reon sederhana, terlihat dari garis wajah Kakak, pekerja keras dan kuat. Tetapi, tersirat hati manis kakak jika tersenyum." jelas Funi yang masih berdiri di samping meja Reon. Reon meminum kopinya dan tersenyum memandang kopi di depannya. "Bagaimana?" tanya Funi meminta pendapat Reon yang terlihat seumuran dengan Yuga.

Lalu Reon menarik lengan Funi hingga Funi duduk di kursi kosong samping Reon. "Tidak salah. Dan aku suka rasa kopi ini." jawan Reon sambil sedikit mengacak rambut Funi.

Kemudian mereka ngobrol singkat tentang kehidupan masing-masing. Sesuai cerita yang Funi dengar, Reon adalah anak dari kakak mantan istri ayah Funi yang meninggal setelah kecelakaan. Dan dia adalah pegawai sebuah perusahaan percetakan besar di Kota itu dengan posisi yang cukup tinggi. Reon jarang ketemu dengan Funi, bertemu hanya ketika ada acara keluarga yang sakral di keluarga almahumah mantan istri ayah Funi saja. Itupun terkadang Funi tidak diajak atau Funi tidak mau ikut.

"Siapa, Fun?" tanya Yuga yang menghampiri Funi dan Reon bersama Bita disamping Yuga. Terlihat Bita dan Reon canggung.

"Oh, Kak, kenalin dia kakak sepupu gue, ya meski uda jauh urutannya sekarang, sih, tapi tetep dia kakak gue," jelas Funi kepada Yuga. Mendengar penjelasan Funi, Yuga manggut-manggut dan terlihat ekspresi Bita kaget mendengar penjelasan Funi.

"Oh, gue Yuga, dan ini calon istri gue, Bita" kata Yuga dengan ramah mengulurkan tangannya kepada Reon. Ekspresi Reon sedikit kaget dengan pernyataan Yuga.

"Reon" jawab Reon sambil menerima uluran jabat tangan Yuga dan bergantian dengan Bita. Terlihat sekali oleh Funi kalau Bita dan Reon salah tingkah.

Love You, Just Like This is Enough (END)Where stories live. Discover now