~ 19 ~ Rencana (2)

47 6 0
                                    

Holaaa~~~~
Rilis nih chapter 19
Semoga suka ya~~~
Vote dan komen jangan lupa
Thanks ~~~ ♥️♥️♥️

Not edited

~~~~~~~~~~

"Kak, please segera angkat!" Kata Funi sambil menahan tangis dan terus berlari di kerumunan mall yang super padat.

Sesekali Funi melihat kebelakang memastikan apakah dia masih dikejar atau tidak. Dan tentu saja dia masih di kejar oleh Romeo dan Dicky. Entah kenapa hari itu mall sangat padat pengunjung. Romeo dan Dicky sedikit kesulitan mengejar Funi.

Funi terus mencoba menelfon Reon. Tetapi Reon tidak mengangkatnya. Reon sedang menghadiri acara fashion show di mall yang sama dengan Funi. Selain jadi entrepreneur muda, Reon juga sebagai model. Ponsel Reon berada di tas, tidak mungkin saat dia sedang memeragakan baju dia harus mengantongi ponsel.

Sementara Funi masih mengelilingi mall untuk melarikan diri. Dia berniat keluar dari mall, tetapi karena saking paniknya dia tidak segera menemukan pintu keluar, dia terus saja berputar-putar naik turun eskalator.

"Sial banget tu bocah, cepet juga ilangnya!" Omel Dicky. "Gue yakin dia denger semua pembicaraan kita tadi!" Lanjutnya yang berhenti sejenak melihat sekitar mencari sosok Funi.

"Bisa gawat kalau dia bertindak sebelum kita melancarkan rencana." Kata Romeo yang kemudian mengeluarkan ponsel untuk menelfon seseorang. "Kita harus bilang ke Bita soal ini!" Tambahnya yang masih menghela nafas dengan cepat.

"Itu dia!!" Tunjuk Dicky yang melihat sosok Funi. Funi yang tahu dirinya sedang di tunjuk langsung segera berlari. Diapun sebenarnya sudah capek berlari. Dicky dan Romeo kembali mengejar Funi. Mungkin berniat menyandera atau bahkan lebih parah lagi menghabisi nyawa Funi.

Funi tanpa sengaja masuk ke kerumunan yang lebih ramai lagi. Dia berusaha menutupi wajah dengan scarf yang dipakainya. Dicky dan Romeo terus saja memecah kerumunan untuk segera menangkap Funi.

Set! Tiba - tiba tangan Funi di tarik paksa. Dia dibawa ke backstage fashion show tersebut. Tentu saja Dicky dan Romeo yang melihat sosok Funi langsung mengikuti. Funi terus ditarik dan masuk ke ruang ganti baju. Ketika Romeo hendak membuka korden ruang itu, tiba-tiba Reon muncul dari balik korden. Kemunculan Reon membuat Dicky dan Romeo kaget. Karena mereka yakin bahwa tadi yang masuk adalah Funi.

"Lo!? Ada disini!?" Tanya Romeo masih tidak percaya jika yang keluar dari ruang ganti baju adalah Reon.

"Iya gue disini, gue jadi model." Jawab Reon dengan santau. "Kalian ngapain disini?" Tanya Reon dengan tatapan curiga kepada dua sahabat Bita yang tentu saja Reon mengenal mereka berdua. "Bita bilang kalian ada job di luar kota, kenapa bisa disini?"

Pertanyaan Reon tentu saja membuat kedua cowok macho itu kebingungan mau menjawab apa. Tentu saja Bita menutupi keberadaan Romeo dan Dicky sampai tujuannya selesai.

"Ah, kita berdua lagi free 5 hari trus kita pulang sebentar, kangen suasana kota sendiri." Jawab Dicky menepuk pundak Reob untuk mencairkan suasana kaku yang baru saja terjadi. Lalu Dicky melihat-lihat sekitar backstage sambil mencari sosok Funi. Tentu saja Romeo juga mencuri-curi kesempatan untuk memeriksa keadaan.

"Wah, ternyata backstage kaya fashion show seperti ini, ya?" Dicky membuka satu persatu ruang ganti baju yang ada 4 itu. Funi yang berada di salah satu ruangan itu deg-degan ketakutan andai saja dia ketahuan keberadaannya. Dan ketika Dicky hampir membuka ruangan yang terakhir, tangannya di tahan oleh Reon.

"Jujur saja, kalian ngapain disini!? Gue yakin kalian ga akan jauh-jauh dari Jogja balik ke sini jika ga ada masalah penting." Tanya Reon menatap kedua temannya itu dengan tajam.

"Kita..." Dicky bingung mau menjawab apa. Setahu Dicky dia tidak berhak berkata apapun kepada Bita kecuali jika ada Bita.

"Kita ada misi dari Bita, lo sendiri juga dapet jatah bikin Yuga cemburu, kan?" Kata Romeo dengan tegas.

"Gue tiap hari bikin Yuga cemburu. Terus kalian?" Reon masih haus pertanyaan, alias kepo dengan tujuan Dicky dan Romeo.

Romeo akhirnya menghela nafas panjang. "Gue kedapatan bikin ortu Yuga kecelakaan, tapi rencana Bita itu gue ganti, gue mau bunuh sekalian, biar ga nanggung. Lo tahu, kan, kita karakternya gimana." Jelas Romeo kepada Reon. Reon sendiri kaget dengan rencana Romeo, namun dia berusaha tetap tenang. "Rencana itu baru gue dapet barusan pas mau makan di foodcourt di atas tadi, tapi sialnya sasaran Dicky denger semuanya. Jadi kita berusaha ngejar dia sampe dapet."

" Sasaran Dicky?" Reon masih tetap pura-pura tidak tahu.

"Funita. Cewek yang deket sama Yuga. Gue dapet jatah ngurusin Funita, mastiin dia celaka sebelum pernikahan Bita sama Yuga." Jelas Dicky.

"Kenapa sampe kaya gitu? Bukannya kata Bita cukup buat Yuga cemburu sama Gue!?"

"Yah, ini kemauan pacar lo. Lo tahu sendiri, kan, Funita itu cewek yang disukai Yuga, sebelum pernikahan itu bisa aja Yuga berpaling hati dari Bita dan lebih milih Funi." Jelas Romeo. Ekspresi Reon tentu saja sangat tidak percaya dengan apa yang dia dengar. "Bro, Bita melakukan semua ini demi balas dendam atas kebangkrutan usaha ortunya dan lo sendiri sudah setuju buat ngebantu, kan?" Lanjut Romeo. "Emang terlihat berlebihan, sih, tetapi ini semua demi kelancaran hidup kalian."

"Sebenernya kalian terlalu mengambil resiko, ga perlu se anarkis itu lah, ga perlu sampe membunuh segala. Repot ntar urusannya." Tegur Reon.

"Lo tenang aja kali, kita pake identitas palsu selama ini. Jadi lo ga usah khawatir. Lagian gue berani jamin lo sama Bita ga bakal ga bakal kesangkut masalah ini." Jelas Dicky.

"Gue ga ikut-ikutan. Gue uda ingetin kalian. Kalau ada apa-apa jangan panggil gue. Meski tanpa cara seperti ini, gue sama Bita sudah pasti bakal bahagia." Kata Reon mulai menunjukkan sikap tidak sukanya.

"Lo kenapa, sih, Bro? Santai, dong!" Romeo yang sebenarnya kaget menunjukkan sikap santainya dengan menepuk pundak Reon.

"Lebih baik kalian pergi dari tempat ini, gue masih harus menyelesaikan show gue!" Reon mengusir Dicky dan Romeo dari backstage dengan sedikit mendorong tubuh mereka.

Funi yang masih di ruang ganti baju, masih shock dengan rencana yang akan Romeo dan Dicky lakukan terhadapnya. Dia mensteskan air mata dan mulai menangis. Reon segera menghampiri Funi. Mendapati Funi duduk menangis, Reon langsung memeluk Funi.

"Ga papa, ada Kakak. Kakak bakal lindungi adik gue satu-satunya. Kakak janji." Pelukan Reon semakin erat.

"Funi takut kak"

~~~~~~~~

Semakin mencekam yak.
Kaya nya mulai keluar jalur deh., Tp uda kecium bau-bau mau ending nih.,
Sedihnya....
Voment selalu ditunggu, thanks uda selalu baca sampai chapter sejauh ini *bow*
Muach ~~ ♥️


------------------•••°°°°000ooo000°°°°•••------------------

Baca cerita aku yang lain juga ya...
✓First Love (End)
✓My Dean (End)
✓(For) My Dean (On Going)

Love You, Just Like This is Enough (END)Where stories live. Discover now