- 23 - Keputusan (3)

51 6 0
                                    

🎧 Gisel - Cara Lupakanmu

Not edited

---------------

Setelah insiden di depan gedung pertemuan perusahaan milik ayah Yuga, Funi dibawa ke rumah sakit. Funi kehabisan banyak darah. Namun nyawanya selamat meski keadaan Funi masih koma. Hal ini membuat orang tua Funi khawatir. Bukan hanya mereka, tetapi juga para sahabat. Seluruh keluarga menjenguk Funi tiada henti.

Masalah Nara sudah selesai dan keadaan Funi menjadi buruk. Nara tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Dia terus berpikir kalau Funi jadi seperti itu karenanya. Namun, Daniel dan orang tuanya bisa menengkannya.

"Nara, lo gak salah. Tanpa lo minta bantuan Funi, pun, kejadian ini tetap bakal terjadi. Karena sebelum kedatangan lo, Funi sudah jatuh cinta sama Yuga." Jelas Daniel sambil memeluk Nara. "Please, berhenti nyalahin diri lo sendiri. Ada gue disini."

Orang tua Yuga juga sering menjenguk Funi di rumah sakit. Mereka sangat berhutang budi kepada Funi. Namun sayangnya, mereka belum memberi kabar tentang insiden itu karena Yuga tidak bisa dihubungi dan tidak tahu kemana ayah tunggal mereka pergi.

"Apa Yuga sudah memberi kabar, Tuan Wardhana?" Tanya Reon kepada Ayah Yuga ketika menjenguk Deanita.

Mendengar pertanyaan Reon, Ayah Yuga malah menghela nafas panjang. "Belum, entah kemana dia pergi. Dan kepergiannya tidak kami ketahui apa alasan dibaliknya."

"Kami berharap dia sehat-sehat saja dan tidak terjadi apa-apa padanya." Tambah Ibu Yuga yang mulai menangis.

Tanpa ada petunjuk. Tidak ada yang tahu keberadaan Yuga saat ini. Reon terus mengunjungi Funi yang belum sadar juga. Namun Reon terus berusaha mencari keberadaan Yuga. Funi yang koma, dialam bawah sadarnya, dia terus memanggil Yuga.

Sementara itu, Yuga yang ternyata berada di Thailand, saat ini sedang menikmati kopi hitamnya di sebuah kamar apartemen. Duduk sendirian manikmati secangkir kopinya di balkon apartemennya di lantai 10.

"Kenapa segala sesuatu yang gue lakuin selalu aja kebayang sama lo, kenapa? Kenapa Fun?" Tanya Yuga pada diri sendiri merasa depresi mengetahui kenyataan bahwa Funi ingin putus dengannya. "Kenapa dada gue sakit banget. Jauh jauh sampe sini, kenapa masih sakit juga."

Memang segala sesuatu yang Yuga lakuin, terus saja kebayang sosok Funi. Terlalu banyak moment yang mereka lakukan berdua. Saat di cafe saat di sekolah. Hampir seminggu Yuga kabur berniat move on dari Funi, malah membuatnya semakin kangen kepada Funi. Belum lagi setiap malam, Yuga selalu bermimpi tentang Funi.

"Ayah, Ibu, Reon akan memindahkan Funi ke singapura. Reon punya kenalan dokter hebat disana. Setelah berkonsultasi, dia mau membantu kita." Kata Reon saat ayah dan ibu berada di rumah sakit.

"Nak, ayahmu nanti bagaimana dengan pekerjaannya? Bagaimana dengan ibu?"

"Ayah, Ibu, kumohon. Reon ingin kesembuhan Funi. Paling tidak dia segera sadar. Reon yang akan mengurus Funi disana. Ayah dan Ibu ingin segera melihat Funi sembuh, kan?" Reon membujuk orang tuanya agar Funi bisa dipindah di Singapura.

Akhirnya Funi dibawa ke Singapura untuk pengobatannya. Ayah dan Ibunya tidak ikut. Hanya Reon. Reon rela meninggalkan pekerjaannya demi Funi, adiknya. Sudah 2 minggu setelah kedatangannya di Singapura, Funi juga belum sadar.

Tingtong! Suara bell depan rumah dipencet seseorang pertanda ada tamu yang datang. Ayah Funi yang berada di ruang tengah sekaligus ruang tamu langsung membuka pintu.

"Tuan Wardhana?" Ayah Funi kaget akan kedatangan pasangan Wardhana itu. "S-silakan masuk." Lanjut Ayah Funi. "Ibu, ada Tuan dan Nyonya Wardhana."

Setelah duduk tak lama kemudian Ibu Funita membawakan 4 cangkr teh untuk dirinya sendiri dan suaminya dan tentu sjaa untuk kedua tamunya.

Love You, Just Like This is Enough (END)Where stories live. Discover now