Chap 49. Rasa Sakit Terbesar

Start from the beginning
                                    

Alister memegang tangan Ana untuk mengalihkan perhatiannya dari Valak sialan yang sudah mengambil perhatian Ana darinya.

"Gue cuma pengen tahu keadaan lo, gue juga pengen tahu apa yang terjadi sama lo, kemana lo ngilang selama ini? Apa lo sakit? Atau liburan? Atau ninggalin gue? Yang pasti gue... Gue kangen sama lo!"

Ana tersenyum kecil lalu menarik tangan Alister agar bisa mendekati wajahnya.

Tanpa aba-aba terlebih dahulu, Ana langsung mencium pipi Alister. Bibir lembutnya mendarat dengan sempurna di pipinya yang tegas.

Kali ini Alister hanya bisa terdiam, dengan jantung melompat-lompat kegirangan. Jika saja lampu bioskop menyala, mungkin wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus sudah terlihat jelas saat ini.

"Masih kangen?" tanya Ana sambil menatapnya lekat.

Alister hanya bisa menatap Ana, sepatah katapun sangat sulit diucapkan oleh lidahnya yang kelu.

"Hei!"

Ana dengan tawa kecilnya langsung mencubit pipi Alister yang menggemaskan seperti squishy.

"Ma-masih." jawab Alister sambil merundukkan kepalanya.

Ana tersenyum lebar sampai memperlihatkan giginya yang putih. Saat Ana ingin mencium pipi Alister lagi, mulutnya ditahan oleh tangan Alister.

"Ini giliran gue! Nggak ada di dunia ini cewek yang cium cowok duluan!"

Mereka tersenyum lebar, tapi saat Alister mau mencium Ana, ternyata ada dua pasang mata yang mengintipnya dari kursi bawah yang ada di depannya.

Ya, Alister mendapatkankan sepasang mata yang sedang mengintip mereka.

"Bangke, kenapa ketahuan sih?!" bisik cewek itu.

"Mampus gue!"

"Lo sih. Gue bilang juga apa, jangan nengok ke atas!"

Alister mengepalkan tangannya, kenapa sampai sejauh ini mereka masih mengikutinya? Seperti tidak ada hal lain yang lebih penting untuk dikerjakan saja!

Aliran darahnya sudah naik sampai ke ubun-ubun, suhu tubuhnya memanas, tidak bisa menahan amarah lagi.

"TASYA. ALANA!" teriak Alister sampai membuat semua orang yang berada di bioskop menatap ke arahnya.

Ana melotot kaget sambil melihat pada kedua kursi yang ada di depannya.

"Nonton bioskop ya nonton aja kali, nggak usah kegatelan pake acara cium-cium segala!" balas Tasya sambil memutar bola matanya.

"Tahu tuh si cewek gatel!" Alana memutar badannya dengan angkuh seolah mereka tidak bersalah sudah mengganggu kebahagiaan orang lain.

"Cukup! Gue nggak bisa tinggal diam, kalian berdua-" ucap Alister terpotong, Ana langsung menahannya.

"Aku tahu film ini nggak penting buat kalian. Jadi... Tasya, Alana. Bisa kita bicara sebentar?" tanya Ana membuat Alister kaget seketika.

Ana mau melawan dua orang sekaligus? Tentu saja dia tidak akan menang.

"Emangnya lo siapa berani-benarinya nyu-"

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Where stories live. Discover now