TUJUH

2.8K 179 5
                                    

Happy Reading

"Ca?" panggil Nk.

Hening....

"Woiii," kata Nk, sekarang suaranya lebih keras dari sebelumnya. Karena yahh, Aca tidak menanggapi panggilannya.

"Eh?" kaget Aca.

"Lo ngelamun?" tanya Nk.

"Enggak kok," jawab Aca, sambil mengalihkan pandangannya.

"Hm?" jawab Nk. Nk pun melihat kerarah jam tangannya.

"Anjir udh sore," kata Nk kaget.

"Baru juga jam segini," jawab Aca cuek.

"Ih, bodo amat lah. Gua pulang sekarang, bye!" ucap Nk sambil meninggalkan Aca, dan berlari menuju pintu keluar.

"Woii, lo masih punya 2 hutang permintaan gua," teriak Aca, sambil memperhatikan Nk yang lambat laun menghilang.

Nk hanya mengangkat jempol nya, pertanda "Oke."

Nk berlari perlahan menuju ke parkiran sekolah, terlihat parkiran yang sudah sepi, tidak ada satupun kendaraan yang terparkir, terkecuali mobil Aca.

Keluar dari parkiran, melewati gerbang sekolah, Nk berdiri di halte berharap ada taxi yang lewat. Terasa ada yang bergetar, Nk menyadari bahwa Hp nya berdering pertanda ada panggilan masuk. Nk memencet tombol berwarna hijau.

"Halo, Mung?"

"Lo dimana, Nk?"

"Masih di sekolah, kenapa?" tanya Nk sambil memilih duduk di bangku halte.

"Di depan halte?"

"Iya, ko lo tau sih?"

"Haha gue kan punya ilmu."

"Sumpah? Demi apa? Ilmu apaan woi."

"Hahaha bercanda, liat ke sebelah kiri coba."

Sewaktu gue liat kearah sebelah kiri. Ternyata Mungga ada disana.

Mungga pun memakai helm nya, dan menyalakan motornya. Lalu bergerak kearah Nk.

"Hai Nk," sapa Mungga.

"Hai mung," sapa Nk juga.

"Kenapa masih di sekolah? Kirain udah balik," tanya Mungga.

"Iya nih, gue ketiduran di atap sama Aca, eh dia malah ngulur waktu gitu biar gue gak cepet-cepet balik," terang gue.

"Aca? Oh yang tadi" batin Mungga sambil mengangguk ngangguk.

"Yaudah, gue anter pulang yuk!" ajak Mungga.

"Gak usah, Mung, gue naik taxi aja. Ntar ngerepotin lo, gue gak mau itu."

"Kalo jam segini, Taxi susah dicarinya. Nanti kemaleman loh," kata Mungga.

"Emang boleh?"

"Apasih yang gk boleh buat lo Nk," goda Mungga.

"Apa sih, Mung," jawab gue sambil tersenyum.

"Yaudah, naik," perintah Mungga, sambil memberikan helm.

Motor Mungga pun menyala dan melaju menembus angim sore yang mulai terasa dingin.

"Mungga, jangan ngebutt!" teriak Nk ketakutan.

"Ini gak ngebut, kalo ngebut begini," kata Mungga, sambil menambah gasnya dan semakin kencang.

"Mungga, gue takut jatoh," teriak Nk lagi.

"Kalo talut jatoh, megangan!" kata Mungga sambil tertawa pelan.

"Mungg—" teriak Nk, "—gaaaa!" sambung Nk yang berteriak lebih keras. Karena pedal gas nya ditambah lagi, dan dengan sontak Nk memeluk Mungga agar tidak jatuh.

Akhirnya motor Mungga sampai di depan rumah Nk. Nk pun turun dan melepas helm nya.

"Mung, beneran, gua..gakmau..dibonceng..sama..lo..lagi.." kata Nk terbata bata.

"Maaf-maaf, gue tadi bercanda," kata Mungga. Mungkin memang ia sadar, bahwa bercandanya sudah lewat batas.

"Lo mah kyk ngajak gue mati," sewot Nk lagi.

"Hehe, yaudh sana masuk udh malem," ucap Mungga.

"Oke. Oh iya, makasih yah udah nganterin gue," kata Nk sambil tersenyum. "Yaudah, bye Mung," kata Nk dan membuka gerbang rumahnya.

Sebelum Mungga pergi, ia membunyikan klakson nya terlebih dahulu.

Disisi lain, ternyata ada yang mengikuti mereka sedari tadi.

"Oh jadi itu rumahnya" kata orang itu.

***

Hai guyss

Maaf jarang banget update:(

Bnr bnr gak ada waktu buat bikim ceritanya. Jadi ini juga maksain, yah walaupun pendek sihh, semoga suka.

Jangan lupa like yah, hmm kalo gk like gk next lohh:'

Yaudh, Via pamit...

BYE❤

Love,
Via

My Boyfriend Is A BadBoy [END]Where stories live. Discover now