34

2.9K 304 7
                                    

Author Pov

Johan Rahardi, seorang laki-laki yang lahir di antara keluarga yang kurang mampu. Ia tumbuh menjadi seorang pemuda ramah di kalangan anak remaja seusianya. Sehari-hari ia membantu kedua orangtuanya bekerja sebagai penjual nasi uduk. Setiap berangkat ke sekolah, ia memiliki tugas untuk mengantarkan nasi uduk ke rumah-rumah yang semalam sudah memesan ke rumahnya. Bermodalkan sepeda ontel dengan semangat ia mengantarkan nasi-nasi itu sampai ke pemesannya. Begitulah hari-harinya semasa remaja. Ia banyak memiliki banyak teman, hanya saja, kadang ia memilih sendiri pada waktu-waktu tertentu.

Hingga pada saat ia duduk di bangku SMA, ia dipertemukan dengan Bram Gerarldy Praja, pemuda bertubuh tinggi, tampan, jahil dan pemilik senyum manis sama seperti kakaknya, Devan Keynal Praja. Keduanya berakhir menjadi sepasang sahabat yang kompak. Johan yang memiliki otak kritis dipertemukan dengan Bram yang terbilang santai, membuat keduanya saling melengkapi. Meski kadang mereka berdebat untuk urusan pelajaran, tapi tidak untuk saat menjahili teman sekelasnya.

Keduanya juga memiliki otak yang pintar dalam bidang masing-masing. Dan suatu hari, Bram tak sengaja mengetahui kemampuan Johan yang bisa mengganti-ganti suaranya menjadi orang-orang terdekat mereka. Itu adalah hal terlucu juga terkeren yang pernah Bram tahu.

"Kenapa lo nggak sekalian belajar nyamar-nyamar, kayak gonta-ganti muka gitu. Siapa tau bisa jadi pemain film." Ujar Bram duduk di sebuah kursi yang terletak di belakang sekolah.

"Lo becanda? Mana bisa anak kurang mampu kayak gue bisa jadi pemain film." Tukas Johan menggelengkan kepalanya. Bram tersenyum dan melompat dari kursinya. Kakinya perlahan mendekati sahabatnya itu.

"Kita nggak tau nasib orang itu kayak gimana, 'kan? Siapa tau bisa. Coba aja dulu. Yang penting lo mau usaha, bakat lo itu bisa jadi duit, Jo! Mungkin aja lo bisa jadi pengisi suara film kartun, 'kan? Atau pengisi suara film luar negeri yang di terjemahin ke bahasa Indonesia." Ucapan Bram membuat Johan mengangguk paham. Tapi dia masih belum mau menjawab ucapan sahabatnya yang super cerewet.

"Terus gue mesti gimana?" Tanya Johan menatap Bram yang menyandarkan punggungnya di tembok.

"Lo belajar nyamar-nyamar gitu, 'kan keren kalo lo bisa nyamar sekaligus gonta-ganti suara apa lagi bisa ngikutin suara temen-temen kita. Nanti, waktu di pentas seni kelas 3, kita bisa tuh, nunjukin bakat lo ke semua orang. Sekali-kali gitu, kelas kita nyumbang pentas seni. Jangan nyumbang pelanggaran aturan sekolah mulu. Bosen gue." Benar apa yang di ucapkan Bram, tapi hal itu masih menjadi pertimbangan di pikiran Johan. "Kantin yuk!" Lanjutnya mulai berjalan meninggalkan tempat berantakan itu.

Keduanya berjalan beriringan menuju kantin sekolah yang terletak di pojok gedung utama bangunan sekolah. Kantinnya bersih, tidak seperti kantin pada umumnya. Kursi dan meja yang biasa digunakan para murid untuk sekedar duduk, makan, minum, belajar dan bersenda gurau itu tertata rapi serta bersih. Bram juga Johan memilih duduk di seberang meja Devan yang berkumpul bersama sahabat-sahabatnya.

Dari tempatnya duduk, Bram bisa melihat Devan sedang menyantap bakso Kang Imam, penjual bakso di kantin, di sebelahnya juga ada Vivi. Gadis cantik yang memenangkan Olimpiade Sains tingkat provinsi pada tahun lalu, saat dia masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Tidak hanya Olimpiade Sains yang gadis cantik itu memangkan, tapi hati sepasang adik-kakak. Praja bersaudara. Tanpa sang kakak sadari, adiknya Bram Gerarldy, menyukai kekasihnya.

"Gue suka senyumnya." Kata Bram tersenyum lebar menatap wajah samping Vivi. Johan yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya menuju objek yang Bram tatap. "Dia emang cantik, tapi dia sukanya sama kakak lo." Bram mengangguk sembari menyeruput es tehnya. Dia melirik Johan yang menggelengkan kepala karena kelakuannya. "Selama kakak gue nggak tau, gapapa dong? Toh, mereka baru pacaran, belum nikah. Yang nikah aja bisa cerai." Johan hanya mengindikan bahunya acuh, tak mau menanggapi kata-kata Bram yang terdengar sangat menggilai gadis berparas cantik itu.

Semua Karena Cinta(Completed)Where stories live. Discover now