12

4.5K 438 26
                                    


Lidya Pov

Setelah tiga hari lamanya aku dan sahabat-sahabatku menginap di rumah kak Veranda, sekarang kami melakukan aktivitas seperti biasa.

Aku duduk di salah satu kursi kantin untuk menunggu seseorang. Sudah 15 menit aku menunggunya. Padahal sudah ku kirimkan dia pesan. Tapi belum ada satu pun yang dia baca.

Ku hela nafas lelahku dan berdiri untuk berjalan keluar kantin. Aku tipe orang yang bosan menunggu. Jadi, aku lebih baik pergi daripada menunggu sesuatu yang tidak pasti.

Ketika sedang berjalan menyusuri koridor kampus, aku tidak sengaja melihat seseorang yang dulu aku dan sahabatku sempat kenal. Aku coba mengikutinya dari belakang. Bukan kah dia sudah tidak kuliah disini? bahkan ibunya juga tidak menjadi dosen di kampus ini.

Perlahan aku mengikutinya. Tapi hancur ketika Nabilah datang mengagetkanku.

"DOR!! hayo... lo lagi ngikutin siapa? gue aduin ke kak Melody lo," kata Nabilah dengan tampang jahilnya.

Aku memutar bola mataku malas. Dia selalu saja mengganggu dan selalu mengancamku. "Lo tau, gue ngendap-ngendap gini ngikutin siapa?" Dia menggeleng sambil memasang wajah datarnya.

"Emang siapa? penting gitu gue taunya?" tanyanya duduk di bawah dan mendongak ke arahku.

Aku berjongkok di depannya dan berbisik padanya. "Gue liat Nadse kesini. Kan lo tau sendiri, dia udah pindah udah lama," jelasku ikut duduk di depannya.

Nabilah memasang wajah seriusnya, dia mengetuk-ngetukan jarinya di dagu. "Ketemu emaknya kali," kata Nabilah menatapku. Aku menggeleng dan mendorong pelan jidatnya.

"Lo bego atau apa sih? emaknya, kan udah nggak ada juga disini." Nabilah menggaruk kepalanya dan menoyor kepalaku.

"Lo yang bego. Ya udah terserah dia, orang hidup-hidup dia. Mau dia ketemu sama orang macem zargot atau macem tuan krab, biarin lah." Dia berdiri dan berjalan meninggalkanku yang masih terduduk di lantai.

"Bil! dih, malah pergi." Ku kejar Nabilah yang malah berlari menghindariku.

Begitulah kelakuan kami jika sudah berkumpul. Bahkan saat SMA dulu, kami di juluki trouble makers sekolah karena sering membuat kegaduhan. Tapi masih dalam batas wajar.

Saat sudah di dekat Nabilah, aku segera merangkulnya dan langsung mencekiknya.

"Aduh, Lid! sakit bego!" teriaknya sambil tangannya menarik hidungku.

"Lo berdua ngapain sih?" kami berdua berhenti dan langsung menyengir saat melihat Beby berdiri memasang wajah bingungnya.

"Hehehe biasa si kubil. Lo udah selesai kelas, Beb?" tanyaku masih merangkul Nabilah. Beby menggeleng, membuat aku dan Nabilah saling melihat.

"Ada kelas lagi gitu?" tanya Nabilah. Beby kembali menggeleng, semakin membuat aku dan Nabilah bingung.

"Gue di usir dari kelas gara-gara telat. Padahal gue telat nggak sampe sejam," kata Beby melihat jam tangannya.

"Emang berapa menit lo telatnya?" tanyaku bingung. Karena yang aku tahu, Beby ini termasuk anak yang rajin. Meski terlambat hanya dua menit, dia di perbolehkan masuk dengan syarat mengerjakan soal di papan tulis.

"45 menit." Aku dan Nabilah langsung mendorong kepalanya. Beby memegangi kepalanya dan menatap kami bingung.

"Lo berdua ngapain noyor pala gue?" teriaknya pada kami.

"Lo yang bego! pantesan aja di usir, orang 45 menit. Nggak sekalian aja lo dateng pas kelas udah bubaran," ujar Nabilah kesal.

"Tau lu, ngapain coba sampe telat segitunya. Udah tau jamnya cuma sejam, datengnya 45 menit setelah di jelasin ini itu. Ya kesel itu dosen," ucapku menimpali.

Semua Karena Cinta(Completed)Where stories live. Discover now