29

2.8K 305 8
                                    

Author Pov

Vivi berjalan cepat menyusuri lorong-lorong rumah sakit. Sesekali kepalanya menoleh seperti sedang mencari seseorang. Namun kakinya langsung berhenti untuk bertanya kepada seorang perawat.

"Fani! Dimana Dokter Dyo?" Tanya Vivi dengan cepat.

Perawat yang di panggil Fani itu menoleh. "Itu, Bu, baru saja Dokter Dyo keluar dari ruangannya." Ucap perawat itu sopan. Tanpa berkata apapun, Vivi langsung kembali berlari.

Dia tahu kemana pria itu pergi di jam seperti ini. Kakinya terus terayun menuju sebuah tempat yang pagi-pagi seperti ini akan banyak orang yang mencarinya. Kantin rumah sakitlah yang akan menjadi tujuan banyak orang di pagi hari.

"Dyo!" Panggilannya membuat beberapa orang di sana menoleh menatapnya aneh. Sedangkan pria tinggi dengan memakai pakaian khas dokter juga ikut menoleh ketika mendengar namanya di panggil.

"Ikut aku." Ucap Vivi menekan ucapannya. Tangannya menarik paksa Dyo hingga ke sebuah ruangan yang sepi.

"Apa-apaan kamu!" Bentak Dyo melepaskan tangan Vivi dengan sangat kasar. Sementara Vivi sudah sedari tadi menatap tajam ke arah Dyo yang lebih tinggi darinya.

"Lima belas tahun yang lalu, aku kasih pertanyaan ini ke kamu. Dan sekarang, aku akan tanyain ini juga ke kamu. Siapa gadis yang tinggal bersama Nyonya Ivanka?" Ujar Vivi masih menekan semua kata-katanya. Wajahnya memerah karena menahan amarah yang sejak tadi ia rasakan.

"Kamu nanya itu lagi? Kan udah aku jawab juga lima belas tahun yang lalu, dia anak angkat Natalia yang nggak bisa hamil dan akhirnya hamil dua gadis kembar." Jelas Dyo duduk dengan santai di sebuah kursi dan menatap ke arah Vivi.

"BOHONG! KAMU BOHONG, DYO!" Dyo mengerutkan keningnya mendengar suara teriakan Vivi.

"Apa maksud kamu bilang aku bohong? Dia emang anak Natalia." Kata Dyo membetulkan kacamatanya.

"Dyo, kamu tau semua tentang aku dan aku juga tau tentang kamu. Kamu juga tau siapa yang hamilin aku dan kamu tau kalo aku kasih anak itu ke Savia. Bagaimanapun juga, orang yang hamilin aku itu ADIK KAM-"

"DIA BUKAN ADIK AKU!" Dengan keras Dyo menyela ucapan Vivi. Berdiri dengan mata melotot dan kakinya sedikit melangkah mendekati Vivi.

"Sampai kapanpun, Bram bukan adik aku." Ucap Dyo menekan setiap kata-katanya.

"Kamu masih nggak mau terima dia? Sebentar, apa kamu yang nyuruh Radit..."

Perlahan kaki Vivi melangkah mundur dengan masih menatap ke arah mata Dyo yang menatapnya tajam. Jantungnya tiba-tiba berdetak sangat cepat. Tangan dan kakinya bergetar merasakan ketakutan yang amat hebat.

"Kenapa? Apa Devan bodoh itu udah kasih tau kamu siapa Jessica Veranda?" Dyo tersenyum sinis dan kembali duduk di tempatnya.

"Vivi, Vivi, Vivi... Kamu tau? Veranda, Naomi, Bram, Anita, dan bahkan kamu itu... cuma sekedar sampah yang harusnya di musnahin. Kalau nggak... kalian bisa hancurin keluarga aku. Kamu mau tau gimana bisa Bram lahir? Sama. Sama seperti anak-anak kamu lahir. Mungkin kamu taunya kalau wanita tua itu pernah menikah dengan Papaku? Nggak sama sekali. Itu cuma bualan Papaku yang gila nama baik keluarga daripada anaknya yang selama ini menutupi kebejatannya."

Vivi mengerutkan keningnya. Matanya tak henti memandang Dyo yang sedang duduk bersandar di kursi di depannya dengan raut wajah yang sulit di jelaskan.

"Kamu tau? Dalam hitungan menit, anak-anak tercinta kamu itu akan musnah seperti Anita dulu." Ucapan Dyo yang terdengar lembut namun sangat tajam di pendengaran Vivi membuat wanita itu mendelik tak percaya ketika mengerti apa yang di maksud oleh Dyo.

Semua Karena Cinta(Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon