9(Revisi)

5.5K 490 44
                                    

Author Pov

Beby memarkirkan mobilnya di depan rumah Kinal. Saat memasuki rumah Kinal, Beby melirik Shania yang sedang memperhatikan sesuatu.

"Kenapa, Nju?" Tanya Beby mengikuti arah pandangan Shania.

"E..enggak. aku cuma ngerasa kalo kita di ikutin deh, Beb." Kata Shania masih memperhatikan pagar rumah Kinal yang terbilang tinggi.

"Di ikutin? Sama siapa?" Tanya Beby mencoba berjalan ke dekat pagar namun di tahan oleh Shania.

"Siapa yang ngikutin?" Pertanyaan Kinal membuat keduanya menoleh.

"Eh kak Kinal. Anu.. kak, nggak tau juga. Aku cuma ngerasa aja hehehe." Ucap Shania sedikit menenangkan dirinya.

"Ya udah masuk. Btw, kok kalian barengan?" Tanya Kinal menatap keduanya bergantian.

"Tadi gue gak sengaja ketemu dia di deket sekolahannya." Jawab Beby cepat. Kinal hanya mengangguk dan masuk ke dalam.

Saat masuk ke dalam rumah, Beby hanya bisa menggeleng melihat sahabat-sahabatnya sedang bermain di ruang keluarga. "Ini berantakan banget sih? Nggak malu apa sama kak Ve?" Ucap Beby mengangkat bungkus ciki dan segala macam.

"Yaelah, Beb. Kak Ve aja fine-fine ae kok." Jawab Nabilah yang sibuk memainkan jarinya di atas stick PS.

"Serah dah. Duduk sini, Shan." Ucap Beby menyuruh Shania duduk di sofa yang sudah dia bersihkan dari bungkus makanan. Shania membuka sepatunya dan menduduki sofa yang tadi sudah di bersihkan Beby. Matanya melihat-lihat ke sekeliling rumah Kinal.

"Rumah ini sedikit berubah ya?" Celetukan Shania barusan, reflek membuat Lidya dan Nabilah mem-pause game yang mereka mainkan dan menoleh ke arah Shania. Bahkan Jeje yang sibuk menonton permainan Nabilah dan Lidya, juga menoleh. Viny menutup novelnya dan melihat ke arah Shania juga.

"Lo pernah kesini?" Tanya Viny menatap Shania penuh selidik.

"Ah itu...." Shania bingung harus menjawab apa. Saat Shania akan menjawabnya lagi, tiba-tiba....

Prang!!

Kinal terjengit dan menjatuhkan satu gelas jus yang dia buat untuk Shania.

"KAMPRET!! SIAPA ITU YANG MECAHIN KACA RUMAH GUA?!!!" Teriak Kinal dan berlari keluar. Sahabatnya, Ve dan juga Shania ikut berlari keluar. Mereka melihat sebuah motor meninggalkan depan rumah Kinal. Kinal berlari, bermaksud mengejar motor itu, namun di tahan oleh Shania.

"Jangan, Kak!" Pekik Shania menahan lengan Kinal. Semua menoleh pada Shania kecuali Beby yang tahu maksud Shania.

"Kenapa?" Tanya Kinal bingung.

"Gapapa sih. Cuma takut kak Kinal kenapa-napa. Kan baru aja sakit." Ucap Shania melirik pada Beby.

"Iya tuh bener, Nal." Ucap Jeje menimpali.

"AAAAAA!!!" Teriakan Gracia dari dalam kamar Kinal, membuat mereka semua berlari terburu-buru ke kamar Kinal.

"Gre, kenapa sayang?" Ucap Veranda menghampiri Gracia yang menutup wajahnya dengan bantal.

"Itu kak, tadi ada cicak jatuh." Ucap Gracia yang membuat mereka semua langsung terlihat lemas.

"Gue kira ada surat kaleng anceman." Ucap Viny dengan wajah malasnya.

"Kebanyakan baca buku lo." Kata Nabilah yang hanya mendapat cengiran dari Viny.

"By the way, yang tadi pecah kaca mana ya?" Pertanyaan Kinal mendapat jawaban dari seorang Veranda yang menatap bingung pada sebuah pecahan kaca yang ada di bawah jendela kamar Kinal.

Semua Karena Cinta(Completed)Where stories live. Discover now