15

4.6K 418 18
                                    

Author Pov

"Aduuh! woy! bangun! malah tiduran terus. Badan gue sakit gila!" seorang gadis cungkring yang tertimpa oleh dua orang sahabatnya berusaha untuk mendorong keduanya yang masih menindihnya.

"Lo ngapain nabrak kita berdua bego!" teriak gadis bergingsul mendorong temannya yang sedang cengengesan.

"Hehehe sorry-sorry. Lagian lo berdua bego, ngapain lari dari gue? ya, gue kejar lah." ucapnya sambil mengusap lututnya yang kotor.

"Gila! badan gue kayaknya habis ini remuk deh, ketimpa babon-babon kampus," ujar gadis cungkring yang tadi berada di bawah keduanya.

Dua sahabatnya menoleh dan seketika tertawa. "HAHAHAHA lo sih, ngapain jatohnya duluan, ya salah lo sendiri." Kata gadis bergingsul itu berdiri dari duduknya.

"Dah ah, untung kagak di tabrak." Gadis bergingsul itu menoleh ke tempat dimana mobil yang hampir menabrak mereka berhenti. Di samping mobil itu berdiri seorang pria yang sedang menatap mereka dari balik kacamata hitamnya.

"Kinal, kok gue nggak asing sama orang ini ya?" tanya gadis bersuara berat kepada Kinal.

"Maaf, Om. Kami nggak bermaksud apa-apa, maaf kalau sudah mengganggu perjalanan, Om." ucap Kinal sopan. Pria itu hanya mengangguk dan melirik pada gadis berlesung yang berdiri di samping Kinal. Kinal yang menangkap arah pandang pria itu, langsung menoleh ke sampingnya. Dia mengerutkan kening saat melihat ekspresi Beby yang sulit di artikan.

Pria itu segera masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari hadapan ketiganya. Kinal masih menatap Beby bingung.

"Beb, are you oke?" tanya Kinal mengejutkan Beby.

"Eh, baik kok, baik. Ya udah yuk, kita balik." ujar Beby berjalan ke arah mobilnya.

"Loh? kok balik? gue masih pengen kumpul!" teriak Lidya mengejar Kinal dan Beby.

Kinal menatap Beby yang sudah lebih dulu memasuki mobilnya. Dia sangat heran melihat perubahan Beby yang tiba-tiba.

"Nal, kenapa sih?" tanya Lidya yang sudah berdiri di samping Kinal.

"Nggak, gue cuma heran aja sama perubahan sikapnya Beby. Kok tiba-tiba banget ya? apa dia kenal sama bapak-bapak tadi?" tanya Kinal menoleh pada Lidya. Gadis itu hanya menjawab dengan mengindikan bahunya.

"Ya udah, gue balik duluan ya? lo nggak balik?" tanya Kinal. Lidya menyengir dan menggeleng.

"Biasa." kata Lidya singkat. Kinal yang tahu hanya memutar bola matanya malas dan segera mengendarai mobilnya keluar dari area kampus.

Lidya menatap kepergian Kinal hingga mobil Kinal sudah tidak tampak, dia kembali berjalan memasuki kampus. Meski sudah tidak ada jam kuliah, tapi dia memilih menunggu seseorang yang beberapa minggu ini sudah mencuri perhatiannya.

Saat sedang asyik berjalan, matanya tak sengaja menangkap sosok yang dia tunggu sedang berjalan dengan membawa beberapa buku dan satu tas selempang yang menggantung di bahunya.

Di hampirinya orang tersebut dengan senyum merekah. "Selamat siang, cinta." ucapnya tersenyum sangat manis. Orang yang di sapa olehnya langsung mengangkat wajahnya. Dia tersenyum mendapati Lidya yang sedang tersenyum padanya.

"Selamat siang juga, Rangga." balas orang itu dengan terkekeh pelan. Lidya menggeleng dan mengulurkan tangannya, meminta buku yang orang itu bawa.

"Apa?" tanya gadis pendek itu. Lidya menunjuk-nunjuk buku yang terlihat lumayan berat. Gadis itu hanya membulatkan mulutnya dan memberikannya pada Lidya.

"Jangan keseringan bawa yang berat-berat. Pantes nggak tinggi-tinggi." gurau Lidya berjalan di ikuti gadis pendek itu.

"Rese' lu." ucapnya mencubit lengan Lidya. Lidya hanya tersenyum menanggapinya. Mereka terus berjalan beriringan menuju perpustakaan.

Semua Karena Cinta(Completed)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum