21

4.9K 415 34
                                    

Kinal Pov

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Aku hanya tahu, sekarang ini aku merindukan orang yang kini sedang sibuk dengan ponselnya. Dia gadis bak bidadari yang sudah lama mencuri perhatianku. Mungkin... saat kami kecil dulu aku sudah memiliki rasa padanya. Hanya saja, aku masih terlalu kecil untuk menyatakan perasaan anehku ini.

"Diem aje lo kek kucing penyakitan." Aku menoleh dan melihat Nabilah dengan malas. Dia ini selalu datang disaat yang tidak tepat. Aku tidak menanggapinya, aku hanya terus diam sambil terus mencuri pandang padanya yang belum ingin pulang.

"Kalian belum pulang?" Pertanyaan itu membuatku kembali menoleh. Papaku baru saja datang bersama Babe alias Ayah Nabilah. Kami memiliki panggilan khusus pada semua orang tua sahabat kami. Seperti Ayah Beby, kami memanggilnya Dady dan almarhum ibu Beby, kami memanggilnya Momy. Sedangkan panggilan Papa itu untuk Papaku, Papi untuk Ayah Jeje, Ayah untuk Ayah Lidya, dan untuk Ayah Viny, kami memanggilnya dengan sebutan Appa. Entahlah, sejak dulu hanya Ayah Viny yang sangat menyukai sesuatu berbau Korea.

"Papa mau pulang?" Tanyaku pelan. Namun mataku masih betah melirik gadis itu.

"Enggak, Papa bakal nginep disini. Kamu sama yang lainnya pulang gih, atau kamu anter Veranda?" Aku terdiam mendengar ucapan Papaku ini. Ku lirik dia yang terlihat juga melirikku.

"Iya, biar Kak Ve di anter Kinal, terus Beby anter Shania dan aku nganter Gracia. Gimana?" Aku langsung menatap tajam ke arah Viny yang menyengir tanpa dosa.

"Woo nyari kesempatan aje lo!" Seru Nabilah mendorong lengan Viny.

"Enak aja." Gumam Viny yang masih terdengar olehku.

"Ya udah, aku anterin Kak Ve. Kak Ve bawa mobil?" Tanyaku mencoba sebiasa mungkin.

"Eemmm... enggak kok. Tadi kita naik taksi." Jawabnya tanpa menoleh ke arahku. Aku mengangguk dan langsung menarik tangannya tanpa mempedulikan tatapan orang-orang di sekitarku. Aku benar-benar merasa rindu pada gadis yang kini sudah berjalan beriringan bersamaku.

*****

Author Pov

Di dalam mobil, Kinal dan Veranda hanya diam selama perjalanan. Mereka terus mencoba menetralkan degup jantung yang tiba-tiba berdetak dengan sangat cepat. Hingga suara Kinal memecah keheningan yang menjadi penghalang antar mereka.

"Maafin aku ya, kak?" Veranda terlihat terkejut, namun segera dia kembali biasa saja.

"Ngapain minta maaf? emang kamu salah apa?" Ucap Veranda berpura-pura melihat keluar jendela.

"Yang kemarin itu, kan salah aku." Ucap Kinal pelan tapi masih Veranda dengar.

"Yang mana?" Tanya Veranda bingung dan menatap wajah samping Kinal.

"Yang aku nyatain." Jawab Kinal hati-hati.

"Hah? kan kamu udah nyatain? jadi buat apa kamu nyatain lagi? orang aku diemin kamu itu karena kamu bohong sama aku. Nggak inget?" Kinal menghentikan mobilnya dan terlihat berfikir.

"Aku bohong apa?"

"Masih nggak inget?" Kinal menggeleng pelan dan menatap wajah kesal Veranda.

"Ish! yang soal Naomi masih nggak inget? Hah?" Ucap Veranda kesal.

Kinal berfikir keras dan saat dia sadar, dia langsung menyengir. "Kok Kak Ve tau?" Tanya Kinal cengengesan.

Semua Karena Cinta(Completed)Where stories live. Discover now