19

3.7K 395 33
                                    

Author Pov

"Bisa nggak, ya?" gumaman seorang gadis berambut pendek itu sangat terdengar oleh sahabatnya yang duduk di hadapannya.

"Lo dari tadi mantengin laptop tapi kagak ngetik, ngerjain apaan, sih?" Ucap sahabatnya yang sudah melongokan kepalanya ke depan laptop yang sedaritadi tidak di sentuh.

"Sapa tuh, Vin? cakep amat. Gebetan baru ya?" si empunya laptop hanya memutar bola matanya malas. Dia kembali menatap layar laptopnya.

"Lo tau dia siapa?" Tanya gadis itu tersenyum tipis.

"Entah, gue aja nanya ke lo, gimana sih," jawab sahabatnya dengan tampang kesal.

"Namanya Shani. Udah beberapa hari gue deket sama dia, tapi... dia udah punya." Ujarnya dengan nada lemah.

"Baru pacaran kan? belum nikah aje. Yang nikah aje bisa cerai apalagi yang pacaran. Gue doain tuh, dia putus sama pacarnya." Kata sahabatnya sambil tertawa.

"Yee, gue nggak sejahat itu, Nabilah." Keduanya kembali sibuk dengan ponselnya masing-masing.

"Viny! Nabilah! kok tumben cuma lo berdua? mana yang lain?" Jeje yang baru datang tampak bingung karena sahabatnya tidak lengkap.

"Entah, Kinal bolos kuliah, Beby katanya sakit, Lidya... eh, itu anak kemana ya?" Nabilah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kepalanya menoleh kiri kanan mencari keberadaan Lidya.

"Lah? emang itu bocah kuliah?" tanya Viny heran.

"Iya, tadi pagi gue liat dia lari-lari di parkiran. Kayaknya sih, dia telat." Jeje nampak berfikir mendengar penjelasan Nabilah.

"Lo nyadar nggak sih, ada yang Lidya sembunyiin dari kita. Dia jarang banget tuh, kumpul sama kita sekarang." Viny dan Nabilah mengangguk membenarkan. Memang beberapa hari ini Lidya sangat jarang bisa berkumpul dengan mereka. Bahkan saat mereka telepon ke Ayahnya, Ayahnya bilang kalau Lidya pergi bersama Kinal. Padahal mereka tahu kalau Kinal sedang uring-uringan di dalam kamarnya.

"Kayak ada yang dia cari gitu. Tapi apa ya?" Gumam Jeje menggigit bibir bawahnya.

Viny memicingkan matanya saat melihat seseorang yang dia kenal. "Itu Kak Ve bukan sih?" Ucapan Viny mengalihkan pandangan Nabilah dan Jeje. Keduanya langsung mengikuti arah yang Viny tunjuk.

"Iya, itu Kak Ve. Ngapain ya, disini?" Viny hanya mengindikan bahunya dan mulai berdiri.

"Mau kemana, Vin?" Tanya Jeje bingung.

"Ke Kak Ve, lo pada mau ikut nggak?" Jeje dan Nabilah mengangguk. Ketiganya segera berjalan ke arah gadis CEO muda yang tampak elegan dengan pakaiannya hari ini.

"Kak Ve!" Panggilan Viny mengalihkan pandangan Veranda yang terlihat sedang mencari seseorang.

"Eh, kalian." Ucap Veranda tersenyum manis ke arah mereka.

"Kak Ve ngapain disini? mau daftar kuliah lagi?" Guarau Nabilah. Veranda hanya menggeleng sambil tersenyum

"Enggak, Kakak cuma nyari Kinal. Kalian tau kemana Kinal?" Ketiganya saling memandang. Mereka sangat heran dengan Veranda. Gadis di hadapan mereka itu terus menatap mereka penuh harap.

"Kinal dirumahnya, Kak. Katanya dia lagi galau. Habis di tolak orang." Jawab Viny mewakili. Veranda mengerutkan keningnya. "Rumah?" Tanyanya dengan heran.

Ketiganya kompak mengangguk. Mereka makin bingung saat pertanyaan itu terlontar dari Veranda.
"Kalian yakin? aku baru dari rumahnya. Kata Bibi dia ke kampus," ucap Veranda. Jeje menyenggol lengan Viny dan Viny menyenggol lengan Nabilah.

Semua Karena Cinta(Completed)Där berättelser lever. Upptäck nu