24

3.4K 355 12
                                    

Author Pov

Sudah sebulan setelah kejadian Nabilah. Semua berjalan seperti semula. Tidak ada lagi teror dan tidak ada lagi ponsel di sadap. Tapi dari keenamnya masih terus menyelidiki sesuatu tanpa sepengetahuan yang lain. Dia masih merasa ada yang aneh dengan gadis yang sebulan lalu di sangka hilang.

Kini di siang hari yang lumayan terik, keenamnya baru saja selesai dengan kelas pagi. Kinal yang semalaman tidak tidur karena sibuk membuat tugas sekarang tampak lemah menjatuhkan kepalanya di atas meja kantin. Sementara teman-temannya yang melihat itu hanya menggeleng melihat tingkah Kinal.

"Gue ngantuk, semalem nggak tidur gegara ngerjain tugasnya pak botak." Kata Kinal dengan suara serak.

"Suara lo abis lo gadein kemana, Nal? Kok ilang?" Tanya Jeje duduk di samping Kinal.

"Au nih, semaleman nggak tidur suara gue mendadak serak-serak becek." Ucap Kinal menoleh ke sampingnya.

"Oh ya, Nal, gimana sama Naomi? Lo udah nanya?" Kinal mengangkat kepalanya dan melirik Lidya yang tiba-tiba tersedak.

"Lo napa, Lid?" Tanya Viny mengusap punggung Lidya.

"Ah, enggak ini loh, Kecepetan gue minumnya. Ada apaan, sih?" Ujar Lidya menatap teman-temannya satu persatu.

"Itu yang soal Pak Johan sama Pak Gerarld. Oh ya, lo kemarin ngapain ke Jogja, Lid?" Tanya Kinal mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Astaga! Ampir lupa, nah iya, Nal. Kemarin pas gue ke Jogja, gue mau kasih tau sesuatu ke kalian apa alasan gue ke sana." Ucap Lidya membersihkan bibirnya dengan tisu.

"Kenapa emangnya?" Tanya Nabilah meletakan gelasnya dan menatap Lidya penasaran.

"Gini jadi kemarin tuh, gue kesana buat nyar-"

"Hai!"

Suara seseorang membuat mereka semua menoleh ke asal suara. Di belakang Kinal dan Jeje tampak seorang gadis cantik dengan skinny jeans serta hoodie putihnya sedang tersenyum lebar menyapa mata keenamnya.

"Lo nggak balik, Nads?" Tanya Nabilah berdiri dan mempersilahkan gadis itu untuk duduk. Sedangkan dirinya berpindah ke sebelah Beby yang menyeruput ice lemon teanya.

"Belum, nanti gue baliknya bulan depan. Kenapa? Lo nggak rela ya, gue pergi hahaha." Nabilah dan yang lainnya hanya tertawa kecil menanggapi ucapan gadis cantik itu.

"Kalian pada ngomongin apa, sih? Kok kayaknya serius banget tadi?" Tanya gadis itu dengan wajah penasaran.

"Ini si Lidya kemarin itu ke Jogja, terus dia mau cerita eh, lo muncul jadinya kepotong deh." Jelas Kinal tersenyum ramah.

"Berarti gue ganggu dong?" Kata gadis itu cemberut.

"Enggak kok, Nadse... lo nggak ganggu. Lagian lo ada apa sih, kemari mulu? Apaan yang lo ambil?" Tanya Kinal membetulkan duduknya.

"Ini loh, surat kepindahan gue dari sini ke kampus baru gue di sana ada yang kurang. Jadi gue harus urus lagi." Jawab Nadse menatap Kinal dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Gue ke kelas dulu, ya? Masih ada dosen killer nih, daaah!" Tiba-tiba Viny berpamitan dan segera berjalan begitu saja tanpa mendengarkan ucapan dari teman-temannya.

"Eh, kalo gitu gue juga deh. Gue mau nemuin Melody." Lidya berdiri dan melambaikan tangannya meninggalkan keempat sahabatnya yang masih heran dengan tingkah Viny dan Lidya.

"Emang Viny ada kelas?" Bisik Jeje pada Kinal.

"Entah, tapi tadi dia bilang nggak ada kelas lagi. Ya udah, biarin aja, siapa tau dia mau ngapalin kenalannya itu." Ucap Kinal kembali meminum minumannya.

Semua Karena Cinta(Completed)Where stories live. Discover now