33. Tuduhan

2.5K 98 0
                                    

Hallo reades!
Vote and coment. Add juga ke reading; list kalian ya!
Happy reading!

*******

Akhirnya penderitaan gue berakhir juga setelah bel istirahat berbunyi. Karena memang tadi sebelum jam istirahat tiba, kelas gue ulangan fisika yang soalnya nauddzubilah susahnya. Bukan karena gue males gak mau belajar atau karena otak gue rata-rata. Bukan, bukan itu. Tapi masalahnya gurunya memberi ulangan dadakan dan kebetulan saat ini otak gue gak mau bekerja, terlalu banyak masalah yang sekarang sedang gue pikirin.

Terlebih tadi saat pagi-pagi, waktu gue berjalan menuju kelas, tak sengaja gue berpapasan dengan Livya. Melihat mukanya saja sudah membuat tangan gue gatal ingin menghajarnya apalagi kalau gue bicara dengannya, ah sungguh gak kebayang kejadiannya akan bagaimana.

Hari ini Risca gak masuk, katanya sih sakit. Entah dia sakit apa gue gak tahu karena dia gak memberi kabar sama sekali sama gue, jahat banget. Maunya sih gue nanya sama dia tapi pas gue mau ngirim WA ke dia, malah gambar jam. Dan sialanya pas gue cek kuota ternyata kuota gue habis, sial banget.

Jadi kesimpulannya, sekarang gue harus ke kantin sendirian. Awalnya mau bareng sama Fahrrul, tapi pas di tengah jalan katanya dia sakit perut. Udah di ujung katanya. Karena gue gak mau ambil resiko kalau gue harus maksa Fahrul ikut ke kantin yang akhirnya dia kelepasan di kantin, kan gue juga yang malu.

Tiba di kantin, gue pun langsung berjalan ke arah warungnya Bi Minah untuk memesan bakso dan es jeruk. Tak butuh waktu lama, pesenan gue pun sudah ada di tangan gue. Sejenak gue memandangi satu persatu meja yang ada di kantin, hanya ada satu yang kosong yaitu meja paling belakang di kantin.

Dengan cepat, gue pun langsung berjalan ke arah meja itu dan menyantap bakso yang ada di hadapan gue sekarang.

"Ah, mantap juga," gumam gue setelah bakso itu melewati tenggorokan gue.

Tinggal tersisa sedikit, namun perut gue sudah tidak kuat untuk menampungnya. Daripada gue kekenyangan akhirnya gue membiarkan bakso itu yang hanya tersisa beberapa potongan saja. Setelah minuman es jeruk gue habis, gue pun berniat beranjak dari tempat duduk dan langsung masuk ke kelas. Namun, tanpa gue duga, ada seseorang yang menghampiri gue dengan memasang wajah tak bersahabat.

"Mau ngapain lo?" tanya gue, namun orang itu cuma tersenyum kecut dan menyuruh gue duduk kembali.

Bodohnya gue, bukannya gue pergi saja namun gue malah ngikutin perintah dia, Dan pada akhirnya gue duduk berhadap dengan dia dan meja yang menjadi penghalang kami.

"Gue gak nyangka sama lo," ujar orang itu yang sukses membuat gue tambah bingung. Maksud dia apa coba, bilang sama gue kalau dia gak nyangka sama gue. Emang dia siapanya gue? Dan gue udah berbuat apa coba yang bikin dia merasa terugikan.

"Maksudnya?" tanya gue lagi dengan memasang wajah penuh tanya.

Orang itu cuma geleng-geleng kepala sambil mengetuk-ngetukan jarinya ke maja. Kalau aja gue gak penasaran sama ucapan dia, sudah dipastikan dari tadi udah gue tinggalin. Tapi sepertinya gue kalah dengan perasaan kepo gue.

"Gue kira lo lugu dan baik, tapi ternyata malah sebaliknya," ujarnya sambil memandangi gue seakan dia mengibarkan bendera perang. "Ternyata lo jahat, sangat ja... hat," lanjutnya sambil menekankan kata JAHATnya.

Hati gue terasa sangat sakit dan teriris-iris. Maksud dia apa-apan bilang gue jahat? Emang gue salah apa sama dia? Kapan gue ada urusan sama dia? Ngobrol aja jarang, jadi apa salah gue sama dia? Kita gak saling kenal cuma sekedar tahu. Gue cuma tahu kalau dia itu Kakaknya Livya, Dito Syaputra.

BENDAHARA VS BAD BOY 2 [COMPLETED]Where stories live. Discover now