20. Kado limited edition

3.2K 149 5
                                    

Kemarin, gue benar-benar kaget atas kejadian yang menimpa gue. Rasanya kemarin gue benar-benar akan mati. Tapi, di balik kejadian yang menyeramkan itu tersimpan memory indah yang enggan gue lupakan meskipun itu hanya sedikit. Nyawa gue yang sempat melayang entah ke mana secara tiba-tiba datang dan kembali masuk ke dalam raga gue. Saat itu, di saat besamaan Fahrul datang membawa sebuah kejutaan yang tak pernah terlintas di benak gue. Memang kejutannya tidak terlalu megah, tidak memberikan kalung emas couple, cincin couple, puisi indah beserta coklat yang dililiti pita. Fahrul hanya memberi gue kue ulang tahun yang menurut gue harganya masih bisa dijangkau di saku anak SMA. Tapi, meskipun begitu gue tetap senang dan sangat berterima kasih padanya.

Hari ini, gue nampak bersemangat untuk pergi ke sekolah karena katanya hari ini Fahrul akan memberikan gue kado. Tapi entah kenapa di perasaan gue terselip perasaan buruk. Awalnya gue pikir perasaan buruk itu muncul karena gue lupa gak ngerjain PR atau ada ulangan dadakan hari ini. Tapi, semua perkiraan gue itu salah ketika di saat istirahat pertama Fahrul mengajak gue ke rooftop sekolah dan katanya mau memberikan gue kejutan. Gue kira kejutannya itu coklat, lolipop, buku diary, bando, kalung atau pun cincin. Tapi kenyataan tak pernah seindah harapan. Memang benar manusia tidak boleh berharapan kepada manusia lagi, karena manusia cuma bisa memberi harapan tapi memberi kepastian. Karena pada dasarnya manusia cuma boleh berharap kepada Tuhan. Memang tidak salah berharap kepada manusia tapi jangan berlebihan.

"Ra!" panggilnya saat kami sudah berada di rooftop.

"Ya!" sahut gue.

"Ini kado yang aku janjikan kemarin. Mohon diterima dengan ikhlas!" ucapnya.

Gue melongo, sungguh gue sangat kaget saat melihat kado yang dia berikan. Bukannya gue gak mengsyukuri apa yang telah dia beri. Tapi ya masa iya sama pacar senderi setega itu. Pacar sendiri lagi ulang tahun bukannya bikin moodnya tambah bagus, lah ini malah ditambah bikin absurd. Saat itu, gue pengen banget booking museum buat memasukan kado yang telah Fahrul kasih beserta dirinya gue masukin ke dalam museum itu biar semua orang tahu sesomplak apakah Fahrul.

"Permen?" ucap gue kaget saat melihat 3 buah permen milkita di tangannya. Mending kalau milkitanya yang lolipop, lah ini yang gope 3. Berarti kesimpulannya kado yang dia berikan Cuma bermodal gope.

"Iya, biar tambah manis," ucapnya.

"Kenapa gak ngasih lolipop aja? Kenapa juga harus ngasih milkita, Cuma modal gope lagi?" tanya gue.

"Kemahalan. Uangku sudah habis dipakai buat beli kue kemarin,"

Sebenarnya gue sedikit kesal dengannya, bukan sedikit sih banyak malah. Tapi kalau gue marah takutnya Fahrul akan marah dan bilang kalau gue cewek matre. Karena bagaimanapun juga kemarin dia sudah memberikan gue kue beserta lilin, balon dan telur. Gue kira telurnya itu akan dipasak tapi nyatanya malah dipecahun di kepala gue yang pada akhirnya kami semua dimarahi sama Pak Komar karena telah mengotori kelas.

"Ya, udah makasih," ucap gue sambil membuat senyum palsu.

Gue menerima permen pemberian dari Fahrul dengan wajah setengah ditekuk setengah senyum. Berbeda dengan Fahrul yang terlihat begitu ceria dan senang seakan dia telah menemukan harta karun yang telah terkubur lama.

"Buka terus makan!" titahnya.

Gue pun menuruti apa yang Fahrul suruh. Gue ambil satu permen yang sudah gue masukan ke saku baju, lalu gue buka dengan pelan sambil menatap wajah Fahrul.

"Ah, lama," ujarnya sambil membawa lebih tepatnya merampas permen itu dari tangan gue.

Dengan langkah cepat, Fahrul pun mebuka permen itu lalu disodorkan ke mulut gue sambil tersenyum manis.

BENDAHARA VS BAD BOY 2 [COMPLETED]Where stories live. Discover now