Kak Juna menghela napas pelan lalu kembali menatap gue. "Kamu kaget?"

Gue tersenyum lalu mengangguk. "Awalnya aku kaget. Tapi, ya lambat laun aku mulai ngerti kok."

Gue kembali menyeruput bubble tea sebentar. "Kak!" panggil gue.

Kak Juna kembali menatap gue sambil meminum minuman yang tadi dipesannya.

"Mulai sekarang, bisa kan kita bersikap kaya biasa lagi," pinta gue. "Maksudku, kita gak usah canggung kaya kemarin-kemarin lagi. Ya, bisa kan kita bersikap kaya biasa?"

Kak Juna otomatis langsung tersenyum. "Iya, Kak Jun juga gak mau ada kecanggungan lagi di antara kita berdua," ucapnya yang otomatis langsung membuat gue menyunggingkan seulas senyum tipis.

"Oh ya!" seru Kak Juna. "Sekarang, gimana hubungan kamu sama Devin?"

Gue tersenyum miris. "Sekarang udah beda Kak, gue udah gak sedeket dulu sama Devin."

"Serius?" tanya Kak Juna tak percaya.

Gue mengangguk. "Devin sekarang udah punya pacar," celetuk gue.

"Masa sih?" tanya Kak Juna lagi. "Gue baru tau kalo Devin udah punya pacar."

Gue terkekeh pelan. "Kak Juna kan gak sedeket itu sama Devin. Makanya Kak Juna gak tau," seru gue yang membuat Kak Juna ikut terkekeh pelan.

"Jadi, sekarang udah gak deket lagi nih sama Devin?" tanya Kak Juna yang gue jawab dengan anggukan. "Boleh dong kalo gitu Kak Juna deketin kamu lagi?"

"Eh?" gue tersentak yang otomatis membuat Kak Juna tertawa.

"Kak Jun becanda!" serunya yang membuat gue langsung ikut tertawa juga.

Gue melirik jam yang melingkar di tangan lalu beralih menatap Kak Juna. "Kak, aku harus pergi sekarang, aku udah ditungguin nih sama Kak Sica," seru gue sambil langsung bangkit dari duduk.

Kak Juna mengangguk lalu ikut bangkit juga. "Ya udah. Yuk pergi sekarang."

***

Gue dan Kak Juna berjalan keluar kantin sambil sesekali tertawa bersama ketika mendengar candaan yang di lontarkan Kak Juna ke gue. Ahh... rasanya lega sekali sekarang karena gue sudah berhasil menyelesaikan permasalahan dengan Kak Juna.

"Natt, Kak Juna duluan ya...," serunya ketika kami sudah berjalan melewati perpustakaan kampus. Kak Juna memang tadi bilang mau meminjam buku dulu di perpustakaan. Makanya, karena arah perpustakaan dengan arah keluar kampus itu searah, jadi kami pun berjalan beriringan.

Gue mengangguk sambil tersenyum. Kak Juna lalu mengelus pelan kepala gue yang membuat gue sedikit tersentak mendapat perlakuan seperti itu. Kak Juna yang menyadari gue cukup terkejut langsung segera menjauhkan tangannya dari kepala gue.

"Maaf...," serunya pelan. "Kak Juna belum bisa ngilangin kebiasaan kalo lagi sama kamu."

Gue tersenyum sambil menyunggingkan deretan gigi. "Gak apa-apa Kak, aku gak marah kok. Lagian, aku udah anggep Kak Juna kakakku sendiri."

Kak Juna ikut tersenyum. "Jadi, boleh nih elus rambut kamu lagi?" tanyanya sambil tersenyum menggoda.

Gue terkekeh pelan lalu mengangguk yang otomatis membuat Kak Juna jadi gemas dan langsung mengacak rambut gue hingga terlihat berantakan.

"Kak Juna!" pekik gue tak terima karena rambut gue sudah seperti rambut singa sekarang.

Kak Juna tertawa lalu langsung melesat pergi memasuki perpustakaan sebelum dia mendengar amukan yang lebih dahsyat dari mulut gue. Akhirnya gue hanya mendesis kesal lalu tersenyum melihat Kak Juna yang kini sudah tak terlihat lagi.

Renata Keyla ✔Where stories live. Discover now