[Meet] Lover

3K 191 1
                                    

"Lihat apa yang sudah kau lakukan, Drake. Morea melempar kita ke jalanan. Kau pikir para gadis suka dengan cara memaksa seperti itu? Ngomong-ngomong, kau sudah punya pengalaman berinteraksi dengan perempuan, kan?"

"Tutup mulutmu, Ryong!"

"Sudah kuduga."

Percakapan mereka diputuskan sepihak oleh Drake. Serigala kesal itu memilih untuk melarikan diri dari topik yang sama sekali tidak dikuasainya.

Ryong kini memakai celana katun kedodoran yang bisa memuat seorang lagi dalam lingkar pinggangnya. Celana pemberian Ho Jin, tetapi sebenarnya milik Kapten Divisi Tiga yang memiliki ukuran extra large. Lubang yang seharusnya terdapat sabuk digantikan oleh seutas tali yang digunakan untuk mengikat kertas bekas tidak terpakai.

Orang-orang memandangnya aneh dengan tatapan penasaran yang tidak disembunyikan. Beberapa remaja bahkan memotretnya dengan kamera ponsel yang segera beredar di jejaring sosial media.

Lee Ryong baru menyadari bahwa dunia yang dia tinggalkan dulu sangat berbeda dengan sekarang. Saat menengadahkan wajah, angkasa terisi oleh bangunan-bangunan pencakar langit. Ketika mendengar cerita dari Rox dan Reo, dia tidak terlalu terkesan, tetapi menyaksikan dengan mata kepala sendiri adalah pengalaman yang berbeda. Rasanya dadanya sesak dihimpit keramaian metropolitan.

Saat beberapa wanita berlalu lalang dengan pakaian sangat minim, dia memalingkan wajah karena malu. "Bukankah suhu udara masih terbilang rendah untuk ukuran manusia? Tidakkah mereka kedinginan," pikirnya.

Dalam kawanan, biasanya shewolf yang bertranformasi kembali menjadi manusia akan menjauh dari werewolf jantan untuk memakai pakaian mereka. Ryong tidak terbiasa melihat tubuh wanita dewasa. Katakan saja dia orang yang kuno.

Sejak semalam dia belum makan apapun. Perutnya berbunyi. Sangat jarang werewolf makan dengan wujud manusianya. Mereka akan berubah wujud dan memakan 100 kg daging mentah setiap hari. Sulit untuk menjaga kekuatan dan ketangkasan tubuh dengan makan dalam porsi normal manusia.

Ryong mengendus udara. Berbagai macam aroma baru masuk masuk ke dalam otaknya. Semuanya begitu bercampur baur. Hingga sore menjelang Ryong masih berjalan tidak tentu arah. Di dalam tasnya hanya terdapat berbutir berlian---dia tidak tau tempat untuk menukarnya menjadi uang. Mencari hutan untuk berburu juga rasanya tidak mungkin. Ryong khawatir dia tidak akan menemukan Morea lagi kalau dia pergi terlalu lama.

Air liurnya menetes menyaksikan orang saling duduk berhadapan dengan beberapa piring makanan dan minuman yang mengepulkan asap di atas meja. Sekarang dia tidak keberatan meskipun hanya makan sepotong roti dan segelas air. Perutnya benar-benar kosong. Ryong menaiki trotor, dia berjalan lurus ke sebuah kafe. Tangannya terulur untuk menggambil sepotong roti, namun jemarinya terbentur benda transparan yang nyaris tidak terlihat. Sebuah dinding kaca menjadi penghalang antara dirinya dan kelezatan croissant.

Lee Ryong mengembuskan napas lelah. Selama hidupnya dia tidak pernah merasakan kelaparan hingga tenaganya terkuras. Alpha WhiteMoon itu kembali menyusuri jalan. Karena melamun, dia tidak sadar orang-orang meneriakinya karena dia menyebrang sebelum lampu hijau pelalan kaki menyala.

"Benda berat dan cepat sedang menuju ke arahmu, Ryong." Tiba-tiba Drake memberikan peringatan bahaya. Ryong tersadar dari lamunannya. Tidak lama kemudian, teriakan dan suara klakson yang nyaring memenuhi udara. Sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi akan segera menabrak sebuah mobil yang berhenti di lampu merah. Dan Ryong berada di samping mobil itu.

"Nona, keluar dari sana!" Ryong mencoba mengetuk kaca jendela mobil, namun si pengendara sepertinya tidak mendengarkan apapun.

"Benturan dalam lima detik."

The Human MateWhere stories live. Discover now