9. Fachmi Kembali

41.2K 3.7K 190
                                    

Jumat (12.09) 31 Agustus 2018

---------------------------

Kanza mengerang pelan lalu membenarkan posisi tidurnya. Dia sudah siap lelap kembali saat tanpa sengaja tangannya menyentuh sesuatu yang tampak melingkari pinggangnya.

Mata Kanza masih terasa berat untuk dibuka. Jadi dia hanya meraba-raba benda di pinggangnya, berusaha mengenali. Hingga kesadaran menyentak Kanza membuat matanya terbuka tiba-tiba.

DEG.

Apa yang terjadi semalam langsung memenuhi benak Kanza sejelas film layar lebar. Wajahnya langsung memerah, malu mengingat lebih jauh.

Ya, ciuman itu tidak hanya menjadi ciuman biasa seperti sebelumnya. Ciuman itu menjadi semakin panas dan akhirnya merambat ke mana-mana. Dan ujungnya, Kanza menyerahkan diri sepenuhnya pada Fachmi.

Tidak ada paksaan. Bahkan Kanza ingat betul dirinya juga menikmati. Hal itulah yang membuat Kanza semakin merasa malu.

Cup.

Sebuah ciuman mendarat di tengkuk Kanza yang terbuka. Seketika jantung Kanza memacu cepat sementara seluruh tubuhnya seolah terjaga.

"Hmm, selamat pagi."

Kanza menelan ludah mendengar suara serak Fachmi. Dia tidak menanggapi, terus diam pura-pura tidur.

"Kenapa kau jadi pendiam begini?" Farrel memeluk Kanza lebih erat seraya bibirnya mengecup sisi leher wanita itu. "Padahal semalam kau begitu liar dan bersemangat."

Refleks Kanza menoleh seraya melemparkan tatapan tajam ke arah Farrel. Sudah tidak bisa digambarkan lagi betapa malunya dia.

"Apa?" Farrel nyengir. "Kau terlihat semakin cantik saat melotot seperti itu."

Kanza segera memalingkan wajah membelakangi Farrel seraya menarik selimut agar menutupi kepalanya. "Pergilah, kembali ke kamarmu! Aku mau mandi," perintah Kanza dari balik selimut.

Farrel terkekeh lalu berusaha menarik selimut dari kepala Kanza namun wanita itu menahannya. "Aku mau mandi di sini. Bersamamu." Kata terakhir Farrel ucapkan dengan nada sensual.

"Tidak mau! Pergi dari sini!"

"Kau tega sekali. Menyuruhku pergi setelah membuat banyak tanda merah di sekujur tubuhku." Nada suara Farrel terdengar sedih namun bibirnya menahan senyum geli.

Kanza terbelalak lalu dia menurunkan selimut dari wajah untuk melihat tanda merah yang Fachmi maksud. Namun tidak ada apapun di dada telanjang lelaki itu. Seketika wajah Kanza makin memerah saat menyadari Fachmi hanya menggodanya.

"Fachmi, kau menyebalkan!"

Mendadak binar di wajah Farrel menghilang. Ekspresinya berubah kesal. Sebelum Kanza kembali menutup kepalanya dengan selimut, Farrel langsung menindih tubuh wanita itu seraya menahan kedua tangannya di atas kepala.

"Ka-kau, mau apa?" Kanza mulai panik.

"Menurutmu aku mau apa?" geram Farrel seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Kanza. "Jangan pernah sebut nama itu saat kau bersamaku."

"Nama apa?" tanya Kanza antara bingung dan panik.

"Fachmi. Jangan sebut Fachmi saat kau bersamaku."

"Tapi, itu kan-"

"Lakukan saja apa yang kukatakan. Jangan banyak tanya." Setelahnya bibir Farrel memagut bibir Kanza dengan liar, lalu percintaan semalam kembali terjadi untuk mengawali pagi ini.

***

Sesekali Kanza melirik Fachmi yang tengah makan di seberang meja dengan lahap. Ada yang ingin dia tanyakan namun ragu bagaimana mengutarakannya.

Is This Love? (TAMAT)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon