10. Rekayasa

41K 3.9K 230
                                    

Jumat (06.57), 07 September 2018

---------------------

Juan mengerang kesal seraya menendang selimut dari tubuhnya. Suara bel itu mengganggu tidurnya. Orang gila macam apa yang bertamu ke kediaman orang lain saat tengah malam seperti ini?

Ting tong, ting tong.

"Tunggu sebentar! Kau tidak lihat aku sedang jalan?!" teriak Juan kesal.

Tapi bukannya berhenti, suara bel malah terdengar terus-menerus.

Klek.

"Apa kau tidak lihat-"

"Ya, aku sudah lihat." Orang di depan pintu memotong ucapan Juan seraya masuk tanpa permisi. "Aku menumpang tidur di sini. Mungkin untuk beberapa malam."

Juan ternganga di depan pintu apartemen yang belum tertutup seraya memperhatikan Fachmi yang kini menuju kamar tamu. Ya, orang gila yang bertamu ternyata saudara sepupunya, Fachmi. Bahkan dia sama sekali tidak merasa bersalah karena telah mengganggu tidur Juan.

BRAK.

Juan menutup pintu dengan kesal lalu segera menyusul Fachmi. Ternyata lelaki itu sudah tidur telungkup di ranjang, masih lengkap dengan sepatu dan jaket. Tampaknya dia hanya sempat melempar tas yang dia bawa ke sofa dalam kamar.

"Kenapa kau tidak pulang ke apartemenmu sendiri?" tanya Juan seraya menghempaskan diri di samping Fachmi.

"Ada Farrel di sana."

"Ohya?" Rasa penasaran berhasil mengalahkan kantuk Juan. "Apa itu artinya rencanamu berhasil?"

"Entahlah. Yang jelas mereka tidur satu ranjang dan sepertinya dalam keadaan telanjang."

Kening Juan berkerut. "Kalau hanya seperti itu, belum bisa dipastikan rencanamu berhasil atau tidak. Sudah bukan hal aneh jika Farrel meniduri calon istrimu."

Fachmi hanya berdehem sebagai tanggapan.

"Sebaiknya besok aku hubungi Farrel dan mengatakan bahwa kau akan segera pulang. Kita lihat seperti apa reaksinya."

"Apa tidak terlalu cepat? Mereka kenal baru beberapa hari. Bisa saja Farrel belum merasakan perasaan khusus pada Kanza."

Kening Juan semakin berkerut, kebiasaan yang diwarisinya dari sang Papa ketika sedang berpikir keras. "Fachmi, aku penasaran pada satu hal. Jika ternyata semua ini gagal, Farrel tetap tidak memiliki perasaan khusus pada Kanza dan dia bersikeras memisahkan Kanza darimu, lalu apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan memulangkan Kanza pada keluarganya?"

Mata Fachmi yang semula terpejam perlahan terbuka. "Tidak," sahut Fachmi pasti. "Pertama kali melihatnya, aku merasa Kanza cocok untuk Farrel. Karena itu sedari awal aku memang berencana menjodohkannya dengan Farrel. Tapi jika ternyata aku gagal, aku tidak ragu untuk benar-benar menikahinya."

"Walaupun, yah-kau tahu sendiri Kanza sudah menyerahkan diri pada Farrel?"

"Itu akan jadi keuntungan sendiri. Setelah tahu bahwa selama ini Farrel membohonginya, Kanza akan membenci Farrel dan tidak akan sudi dekat dengannya. Jadi tidak ada alasan lagi dia berpaling dariku. Bahkan Farrel juga tidak punya alasan untuk memisahkan kami."

"Tapi, bagaimana jika ternyata Kanza memang sudah tahu bahwa lelaki yang menemaninya beberapa hari ini bukanlah dirimu?"

"Maka aku akan memulangkannya dan tidak akan segan mengatakan pada keluarganya apa yang telah dia lakukan."

Juan mengangguk, tidak lagi merasa resah atas rencana Fachmi. Setidaknya Fachmi sudah memikirkan semua dari berbagai sudut pandang.

"Kenapa kau masih di situ? Tadi kau mengeluh karena aku mengganggu tidurmu. Sekarang kau yang malah mengganggu tidurku. Sana pergi."

Is This Love? (TAMAT)Where stories live. Discover now