12. Semakin Tegang

42K 3.2K 154
                                    

Jumat (08.54), 21 September 2018

---------------------------

"Kau harusnya lihat wajah Farrel. Dia tampak sangat tersiksa." Juan tertawa girang. "Akhirnya dia terjebak dengan permainannya sendiri."

Fachmi yang sibuk bermain playstation hanya menggumam tak jelas.

"Kenapa tanggapanmu hanya seperti itu? Seharusnya kau senang karena rencanamu berhasil."

"Aku sangat senang. Kau tidak lihat wajahku?" Fachmi menoleh sekilas ke arah Juan dengan raut datarnya lalu kembali memperhatikan layar.

Juan melongo. "Sejak kapan raut senang jadi seperti itu?"

"Sejak aku lahir."

Geram, Juan pindah duduk di hadapan Fachmi lalu menarik kedua sudut bibir Fachmi ke atas. "Seharusnya senang seperti ini."

PLAK!

Dengan kejam Fachmi memukul kepala Juan ke samping. "Kau membuatku kalah."

Juan langsung membalasnya dengan mendorong belakang kepala Fachmi.

"Whoaa, boy! Jangan buat aku terpaksa memukul pantat kalian karena bertengkar, oke!"

Freddy tiba-tiba datang dari arah dapur lalu duduk di sofa belakang Fachmi dan Juan yang tengah duduk di lantai sambil bersandar.

"Dia yang mulai, Pa. Sejak kapan wajah senang seperti ini?" Juan menatap Freddy lalu menirukan raut datar Fachmi.

Freddy terbahak melihat itu. "Wajah senang versi Fachmi. Harusnya tadi kau memotretnya lalu tunjukkan pada anaknya kelak."

"Pasti anaknya tidak kaget lagi, Pa. Wajahnya memang seperti itu dari dulu." Juan menunjuk wajah Fachmi yang kembali asyik bermain.

"Jangan salah, Nak. Seorang lelaki bisa berubah jika sudah bertemu dengan wanita yang dia cintai. Papa berani bertaruh, Fachmi pasti akan lebih mudah tersenyum setelah menemukan seorang wanita yang berhasil membuatnya jatuh cinta."

"Ah, benar juga. Seperti Farrel." Juan menyeringai.

"Memangnya Farrel kenapa?"

"Dia sedang jatuh cinta dan sikapnya jadi berubah. Lucu sekali melihatnya frustasi."

"Suruh dia cepat perkenalkan wanita itu sebelum disambar lelaki lain."

Juan mengangguk pelan. "Berbicara cinta, aku jadi merindukan Kirana. Dia masih akan pulang beberapa hari lagi."

"Acara berlibur dengan Mamanya itu?"

Juan mengangguk.

"Ngomong-ngomong, Om Freddy bilang jatuh cinta bisa membuat seorang lelaki berubah." Mendadak Fachmi berkata dengan mata tidak lepas dari layar kaca. "Menurutku Juan tidak benar-benar mencintai Kirana. Buktinya dari dulu dia begitu-begitu saja."

"Apa maksudmu?"

"Yah, sebenarnya Om juga pikir begitu. Om pikir Juan hanya sayang pada Kirana dan ingin menjaganya. Bukan cinta dalam arti perasaan menggebu-gebu yang menguasai hati dan pikiran, membuatmu merasa sakit tiap saat tapi tidak menyesal telah merasakannya." Freddy berkata dengan tatapan menerawang membayangkan wajah sang istri.

"Papa, memang itu yang kurasakan pada Kirana."

"Tunggu sampai kau bertemu wanita yang tepat. Kau tidak akan berkata seperti itu lagi."

Juan melotot ke arah Fachmi. "Tidak ada wanita yang tepat selain Kirana."

"Ya, ya, terserah." Freddy terdengar meremehkan seraya berbaring di sofa.

Is This Love? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang