DREAM

19 2 0
                                    

Pagi, tolong sejenak singgah dalam gelap. Aku masih rindu bertemu dengan nya.

Biar aku ceritakan betapa bahagianya aku semalam.

Aku yang selama ini hanya mengintip dia hanya dari balik jeruji rindu, kini aku bisa menggenggam jemarinya, mencium aroma tubuhnya. Bahkan bisa memeluknya. Menceritakan kisah ku yang begitu menyedihkan dalam kesendirianku menunggunya.

Malam, tetaplah dalam peraduan mu. Jangan terburu buru memanggil matahari untuk berganti. Karena aku masih sangat merindukannya.

Bolehkah aku menceritakan apa yang kami bicarakan semalam?

Dia bicara padaku, jika dia pun sangat merindukanku. Dia yang selalu terjerat oleh rasa rindu ingin bertemu. Kami berbicara tentang hari hari indah yang akan kami lalui di masa mendatang. Kami tertawa lepas saat membicarakan tentang anak anak kami yang begitu banyak sampai bisa membuat satu grup kesebelasan sepak bola. Kami berbicara tentang destinasi wisata yang akan kami kunjungi kelak, kami membicarakan bisnis apa yang cocok untuk kami, kami membicarakan rumah macam apa yang akan kami bangun, tentang kendaraan masa depan yang kami gunakan. Tentang kolam ikan dan taman bunga kecil di beranda rumah, rumput jepang yang semakin menghijau, juga tentang ayunan yang akan kami buat dari ban bekas yang di cat warna warni.

Selalu ada hal hal menyenangkan yang bisa aku kenang setiap aku bertemu dengannya. Selalu pembicaraan sederhana pun akan menjadi sebuah kenangan indah di masa mendatang.

Tolong, siapapun jangan pernah bangunkan aku dari mimpi ini. Biarkan aku terlelap dalam tidur agar aku bisa selalu  bersamanya. Jika hanya ini satu satunya cara aku bisa bertemu dengan dia, tolong siapapun, jangan pernah bangunkan aku.

Karena, jika aku telah terbangun, maka dia pun ikut menghilang. Bersamaan denganku yang kembali terkurung dalam sangkar kerinduan.

_zhuee

Sepotong Hati Penuh RinduWhere stories live. Discover now