♥ 1. Danger

49.9K 5.1K 217
                                    

Ruang gelap, asap rokok serta alunan musik menggema. Bagai menjadi kawan suasana hati Yoongi yang kacau. Susana gelap, minim cahaya seperti sudah menjadi sahabat Yoongi selama 4 tahun belakang. Semenjak Jo Hyera, Ibu Yoongi meninggal dengan cara yang sangat tidak menyenangkan. Pola hidup Yoongi berubah, bahkan tak hanya hidup. Penampilan, persepsi pola pikir Yoongi dengan orang di luar rumah pun selalu negatif. Laki-laki itu menutup pintu diri rapat-rapat dari semua orang dan sosial.

Tidak peduli orang berkata apa tentang hidupnya. Bagi Yoongi, dengan menutup diri adalah satu cara perlindungan dan zona paling aman yang ia butuhkan. Menjadi acuh tak acuh akan lingkungan sekitarnya juga merupakan satu cara Yoongi bertahan hidup. Berhenti memperdulikan orang juga meminimalisir rasa kehilangan dan kecewa.

Bahkan di sekolah, Yoongi hanya duduk sendiri. Tidak ada yang memberanikan diri untuk duduk di sampingnya. Bukan semata-mata Yoongi dikucilkan. Semua karena banyaknya teman sebaya Yoongi takut kepada laki-laki itu. Lebih tepatnya, Yoongi merupakan siswa yang dihindari di lingkungan sekolah.

Dalam hal pelajaran, Yoongi tidak menonjol sama sekali. Absensi kehadiran Yoongi pun juga sangat mencemaskan. Ayah Yoongi, Min Joongi pun kerap diundang untuk datang menemui wali kelas. Namun, yang bisa didapati hanya lewat telepon karena ayah Yoongi sibuk bekerja. Jika sudah begitu, maka Yoongi akan berakhir dipukuli jika mereka ada dalam satu rumah.

Pukulan, tamparan dan caci maki seperti hal yang sudah biasa. Kebal dan rasanya seperti tidak ada apa-apanya, seakan tubuh Yoongi kuat menahan segala rasa sakit yang diterima. Menangis? Yoongi terakhir menangis ketika melihat jasad Ibunya. Setelah itu, anak itu tumbuh dewasa menjadi laki-laki yang keras kepala dan kasar.


"Good morning, class!"

Suara nyaring Sir Joowon memenuhi seluruh ruang kelas, membuat kehiruk pikukan kelas menjadi hening dan tenang. Sir Jowoon adalah guru bahasa Inggris yang cukup tampan dan digandrungi banyak gadis remaja di SMA Ahn Seo.

Sir Jowoon mengukir senyum penuh kharisma, sembari matanya mengabsen wajah-wajah para siswa di kelas.

"Okay, first. Aku tidak akan meminta kalian membuka buku dulu. Sebelum itu, aku mau bertanya. Apakah disini ada kursi kosong?" tanya Sir Joowon.

Joonmyeon, sang ketua kelas pun menunjuk kursi kosong yang ada di ujung belakang kelas.

"Kursi disamping Min Yoongi selalu kosong, Sir." Kata Junmyeon.

Yoongi melirik jengah kearah Joonmyeon. Dan terlihat bahwa Yoongi mendecih ketika Junmyeon menunjuk Yoongi, namun tidak berani menatap.

Sir Jowoon mengangguk, "Okay, lets go in, pretty."

Mendengar ucapan Sir Jowoon, dengan serentak. Mata para murid di kelas langsung mengarah pada pintu kelas. Lalu bayangan perempuan terlihat, hingga munculah sosok wajah asing yang merupakan siswi pindahan.

"Okay, so. Lets introduce,"

Dengan wajah yang bersemu malu akan rasa canggung, gadis berambut lurus panjang berwarna kecokelatan itu pun mulai memperkenalkan dirinya.

"Hallo, selamat pagi. Aku Lee Hyera, dari SMA Taekwon Daegu." Ucap Hyera dan diakhiri dengan senyum yang menawan. Tampak sekali di wajahnya, ada kegugupan yang tertahankan. Namun tertutup sempurna dengan sebuah senyuman, walau sedikit canggung.

"Hi, Hyera..." sapa satu kelas dengan kompak.

Suara teman-teman barunya cukup membuat gemetar. Apakah di kelas ini ia akan mendapat kawan. Siapakah nanti? Bagaimana rupanya? Baik atau tidak? Hyera termasuk anak yang kurang percaya diri.

Sir Jowoon menepuk tangannya sekali, "Okay, Hyera. Kau bisa duduk di samping Min Yoongi." Menunjuk Yoongi yang menatap Hyera dingin.

Sepasang mata Hyera berpapasan dengan mata Yoongi. Sambutan tidak enak hanya diberikan oleh satu murid itu saja. Perasaan Hyera semakin tidak karuan ketika melihat teman-teman barunya sedikit berbisik dan memandangnya prihatin. Ada apa ini?

Tidak perlu menunggu lama, Hyera pun berjalan menuju kursi di ujung belakang. Semua tatapan mata tertuju kepada Hyera, bukan tatapan mata terpesona karena rambut Hyera yang terurai manja itu. Akan tetapi, tatapan kasihan dan takut.

Hyera menarik kursi dan meletakan tasnya yang kemudian diikuti dengan meletakan pantatnya di kursi. Yoongi membuang wajahnya, seakan tak menginginkan kehadiran Hyera.

Mendapati perlakuan demikian, gadis siswi baru itu hanya diam. Menyapa saja tidak berani bahkan mengeluarkan sepatah kata apapun, lidahnya kelu.

Selama hampir tiga jam pelajaran berlangsung, Hyera hanya diam dan memperhatikan pelajaran. Walaupun, sesekali ia melirik Yoongi yang sibuk dengan dunianya sendiri. Bukan memperhatikan guru, melainkan menulis sesuatu yang bukan termasuk dalam pelajaran.

Hingga suatu objek menarik perhatiannya, sebuah samar luka memar di ujung mata kiri Yoongi. Hyera langsung terbang di dunia khayalan. Apakah laki-laki di sampingnya gengster ataukah preman sekolah.

Tidak tahan dengan bungkamnya, Hyera mencoba mengumpulkan keberanian untuk menyapa Yoongi, "Hey," panggil Hyera kepada Yoongi dengan lirih, kepalanya sedikit ia tolehkan dan agak merunduk karena mencoba melihat wajah Yoongi yang ia buang ke lawan arah.

Beberapa detik kemudian, Yoongi menolehkan kepalanya dan melirik tajam. Tatapannya itu bagai meruntuhkan keberanian orang yang ditatapnya. Sekarang Hyera menyesali pilihannya, mencoba menyapa Yoongi. Tatapan laki-laki itu cukup membuat hatinya gentar.

Namun, ada rasa sangat ingin tahu Hyera tentang mata Yoongi bisa memar. Tapi rasa gengsi itu ada, gadis itu pikirㅡakan terlalu dini jika ia menanyakan hal seperti itu kepada orang yang baru dikenal.

Hyera menghapus rasa penasarannya, dan melakukan hal yang wajar-wajar saja dulu. "Siapa namamu?"

Yoongi memutar bola matanya jengah lalu kemudian membuang mukanya kembali. Seperti ia tidak mengindahkan kehadiran kawan sebangku barunya.
"Min Yoongi." Jawab yoongi dengan ketus.

Mendapat jawaban yang tidak baik, Hyera hanya bisa mengangguk, dan sekarang sensasi aneh mulai mengusik Hyera.
"Aku Hyera." ucap Hyera yang mencoba tetap bersikap ramah.

Tetapi, yang didapatkan Hyera bukanlah sambutan yang lebih baik. Namun sebuah gebrakan meja yang nyaring, cukup membuat para penghuni kelas yang sedang istirahat makan siang gempar. Mengira bahwa Yoongi sedang kesetanan, karena jarang sekali biasanya laki-laki itu banyak diam di kelas. Lalu tahu-tahu begitu, siapa yang tak terkejut.

Mendapati reaksi Yoongi yang di luar ekspektasi Hyera, ia hanya bisa diam menahan seluruh ketakutannya dan mencoba tetap diam. Hyera memejamkan matanya, tak mampu menatap laki-laki di sampingnya yang saat ini sedang murka. Kakinya bergetar di bawah sana, tangannya mengepal di pangkuannya. Hyera dimakan ketakutan yang amat sangat besar.

Setelah menggebrak meja, Yoongi langsung berjalan pergi meninggalkan ruang kelas. Tak lama kemudian beberapa gerombolan anak meghampiri Hyera dengan panik.

"Hey, kau tidak apa-apa?" tanya Jieun seraya memegang pundak Hyera yang saat ini tampak pucat.

Hyera menganggukan kepalanya, "Iya aku tidak apa-apa. Sebenaranya kenapa dia?" tanya Hyera.

Jieun dan tiga orang temannya saling melempar pandangan.
"Ah, Min Yoongi... aku sendiri susah menjelaskannya." jawab Jieun.

Minjoo yang berdiri disamping Jieun pun mengangguk, "Intinya, jauhi dia. Jangan sampai kau berinteraksi dengannya, aku rasa ia membenci manusia. Yoongi itu berbahaya."

Hyera mengernyit, "Berbahaya bagaimana?"

DOR!

CIAAAH KETEMU SUGA LAGI DI PROJECT AKU😂

ENTAH, MENGAPA AKU FEELINGNYA DI SUGAAAAAA TRS._.

TAU GA, KALIAN KOMENTAR "NEXT" AJA AKU UDAH SENENG >.<

Sweet Bad Boy - Min Yoongi [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang