第十九

6.2K 1K 76
                                    

Seungmin mengetuk ketukkan sepatu nya, tak lama sebuah mobil audy merah berhenti di hadapan nya. Dengan segera ia memasuki nya dan mobil kembali berjalan.

"Kamu yakin mau nemuin dia?" tanya hyunjin sambil melirik kekasihnya yang mengangguk mantap.

"Ini udah cukup lama jin, mau sampe kapan semuanya kayak gini." gumam seungmin lirih.

Keduanya kembali terdiam hingga mobil hyunjin memasuki kawasan apartement tempat changbin tinggal. Begitu keluar dari mobil, seungmin sedikit ragu.

"Ayo, katanya mau ketemu changbin." bujuk hyunjin sambil menggenggam tangan seungmin.

"Tapi aku takut, kalo dia nggak nerima kehadiran kita gimana?"

Hyunjin terkekeh pelan lalu mengacak surai kekasihnya,

"Kita belum nyoba kan. Lagian changbin kan kecil, gampang di piting kalo ngamuk."

Seungmin mengangkat sebelah alisnya menatap hyunjin yang cengengesan.

"Duh lupa, siapa yang dulu di hajar kak changbin sampe masuk rumah sakit." sindirnya.

"Iyakan itu dulu."

"Udah deh, ayo buruan." sela seungmin menarik lengan hyunjin untuk mengikutinya.

Sesampainya di depan pintu apartement, seungmin memencet bel berkali kali. Tapi tak ada jawaban, seakan tak ada tanda - tanda kehidupan dari dalam apartement itu.

"Kayaknya dia nggak ada deh."

"Aku tau kok, kak changbin ada di dalem." jawab seungmin masih berusaha memencet bel.

"Min, kan dulu kamu sering main kesini. Nggak inget password nya? "

seungmin terdiam sesaat, "Emang belum di ganti ya?"

hyunjin menghendikkan bahunya santai, "Cobain aja dulu."

Mencoba peruntungan, pintu apartement changin terbuka saat seungmin memasukan beberapa digit tanggal lahir felix.

Baru saja pintu terbuka, aroma nikotin bercampur dengan bau alkohol yang kuat menusuk indra penciuman mereka. Membuat keduanya kompak terbatuk,

"Anjir ini tempat baunya bisa kayak gini." ucap hyunjin di sela - sela batuknya.

Seungmin mengabaikan hyunjin yang masih berdiri di depan pintu, ia memasuki apartement changbin yang gelap dan sesak. Begitu menemukan jendela, seugmin langsung membuka semua nya. Membiarkan udara segar masuk.

"Changbin nya mana?" tanya hyunjin berdiri di samping seungmin.

"Nggak tau, coba cari di kamarnya ayo."

Mereka membuka kamar changbin, dan satu - satunya hal yang mereka dapati adalah, gelap. Hyunjin harus meraba raba dinding untuk mencari saklar lampu. Sedangkan seungmin berjalan pelan, mencari jendela.

Saat mendapat penerangan yang cukup, mereka bisa melihat keadaan kamar changbin yang tak bisa dibilang kamar. Beberapa botol wine dan kaleng soda berserakan di lantai, belum lagi beberapa bungkus serta putung rokok yang berserakan.

Terlihat seonggok manusia tertidur di lantai tanpa alas, tak jauh dari mereka. Keduanya berjalan mendekati changbin yang sedang tidur.

  Setetes air mata seungmin terjatuh begitu saja saat melihat keadaan changbin sekarang. Badannya begitu kurus, pucat, rambutnya yang memanjang dan jangan lupakan jambangnya. Benar - benar bukan changbin yang ia kenal selama ini. Perlahan kedua mata changbin terbuka,

"Kak changbin." seungmin langsung memeluk changbin.

"Kak changbin jangan kek gini." bisiknya.

Placebo  |ChanglixWhere stories live. Discover now