五番目

6.9K 1.2K 86
                                    

Sejak kejadian dilapangan tempo hari, mereka jadi sering jalan berdua. Entah sekedar makan atau cuma jalan jalan. Dan sejauh ini Felix menikmati kedekatannya dengan Hyunjin. Dari Hyunjin yang hobi ngeju, sampe ngebucin. Menurut Felix, Hyunjin itu orangnya asik, baik, perhatian walaupun agak receh. Semua usaha Hyunjin gak sia - sia. Felix beneran baper.





Siang ini Felix dan Jisung rencana mau jalan mumpung besok libur. Tapi baru nyampe depan pintu kelas mereka di buat heran sama anak - anak yang pada lari ke lapangan outdoor. Ini emang jam pulang, tapi gak biasa aja buat mereka.

"Ada apaan sih?" tanya Felix yang di jawab gelengan sama sahabatnya.

Kebetulan Jeongin lewat. Karena pensaran jadi di cegat sama mereka berdua.

"Jeong jeong, bentar deh. Ada apaan sih pada lari ke depan?" Jeongin ngeliatin muka kedua kakak kelasnya itu dengan muka heran.

"Loh kalian belum denger?" keduanya menggeleng kompak.

"Denger apaan?" tanya Felix mulai gak sabar.

"Kak Hyunjin sama kak Changbin berantem di lapangan basket."


Sedetik setelah mendengar jawaban Jeongin, Felix langsung berlari dari lantai 2 ke lapangan dekat gerbang. Jaraknya jauh bukan main, tapi Felix gak peduli. Dia terus lari sampe ke kerumunan. Berkat badan teposnya,dia berhasil nyampe tengah lapangan. Walaupun sempet kedorong dorong.

Disana dia bisa liat Hyunjin yang babak belur di bawah Changbin. Terlihat Minho, Seungmin, dan Bangchan berusaha misahin kedua nya.

"Asal lo tau, sekalipun lo bikin gue sekarat. Gue gak bakal jauhin Felix."

Bugh

Changbin kembali melayangkan bogem nya pada wajah Hyunjin yang sudah penuh memar dan lebam. Seakan udah gelap sama semuanya,dia menyerang membabi buta. Dia juga sempat menendang tubuh Hyunjin sebelum akhirnya di seret oleh Minho dan Bangchan menjauh.


"Hyunjin!"


Semua pandangan berfokus pada Felix. Cowok manis itu langsung lari menghampiri Hyunjin dan memangku kepalanya. Dia nangis liat keadaan Hyunjin yang luka, darah segar juga mengalih di pelipisnya.

"Jangan nangis. Air mata lo itu mahal."

Suara lirih Hyunjin bikin Felix makin kejer. Dibantu Sunwoo dan Jeno dia bawa Hyunjin ke rumah sakit. Tapi sebelumnya dia sempet ngelirik Changbin yang masih setia berdiri di tengah lapangan menyaksikan drama kecil tadi. Dia bisa lihat ada beberapa luka di wajahnya, tapi tak separah Hyunjin. Saat pandangan keduanya bertemu, Felix langsung memutuskan kontak mata mereka dan langsung lari.














Seungmin membawa Changbin ke uks untuk di obati. Selama itu juga Changbin tetap bungkam ,membiarkan jari jari lentik Seungmin menari di wajahnya.

Cklek


Minho dan Jisung terlihat masuk ke dalam uks. Bisa Changbin lihat wajah sepupunya yang datar dengan tatapan tajam padanya.

Sret

Bugh



Minho dan Seungmin terkejut. Jisung baru saja melayangkan pukulan pada wajah Changbin. Tangannya yang mencengkeram erat kerah seragam Changbin, mengendur.

"Kita perlu bicara, kak Changbin"

Mendengar itu,Changbin langsung meminta Seungmin untuk pulang bersama Minho. Dia tau, setelah ini dia akan di hajar habis oleh sepupunya.

"Min, lo pulang duluan ya. Masih ada yang pengen gue omongin sama Jisung." Seungmin terlihat menggeleng pelan, dia khawatir. Apalagi melihat luka baru di wajahnya yang menimbulkan ujung bibir tunangannya robek.

"Tapi kak -"

"Gue nggak papa. Lo balik ya, nyokap lo bisa marah kalo tau lo pulang telat." Bujuk Changbin sambil ngusap lembut rambut Seungmin. Akhirnya yang di bujuk pun mengangguk pelan.

Changbin ngelempar kunci mobilnya ke Minho,

"Ho, tolong ya anterin Seungmin balik. Jangan di bawa main dulu, langsung balik. Awas kalo adek gue lecet"

Mendengar kata 'adek' keluar dari mulut Changbin, bikin Seungmin tersenyum kecil. Iya, selama ini Changbin cuma nganggep Seungmin adek nya. Dia selalu jagain Seungmin juga karena gak mau adek nya kenapa napa. Gak lebih, dan mereka juga pernah ngobrolin soal ini.







Setelah kepergian Minho dan Seungmin, suasana di bilik uks tempat Changbin dirawat hening untuk beberapa saat. Mereka berdua masih sibuk dengan pikirannya masing masing.

"Gue udah bilang sama lo kan kak, lo gak bisa pake cara kayak gini. Felix bakalan makin benci sama lo"

Changbin natap sepupunya yang lagi khawatir.

"Sampe kapan Sung? Sampe kapan gue biarin mereka deketin Felix? Gue gak bisa liat Felix bareng orang lain."


Jisung berjalan mendekati Changbin, dan meraih kotak obat buat ngobatin luka Changbin. "Tapi Felix gak tau jalan ceritanya kak. Dia cuma tau secara garis besar kalo hubungan kalian beneran udah selesai. Kalo lo terus kayak gini, namanya lo ngekang Felix. Lo ngelarang dia bahagia sama orang lain tanpa alasan yang jelas."

Benar, Changbin egois jika seperti ini. Tapi dia gak bisa membagi Felix dengan orang lain.











"Jin, maaf ya. Tadi gue telat dateng, gue gak tau."

Felix duduk di tepi ranjang Hyunjin. Mereka masih di rumah sakit, kata dokter Hyunjin perlu di rawat intensif karena lukanya cukup parah. Hyunjin sendiri cuma tersenyum liat wajah khawatir Felix yang keliatan gemesin. Tangannya terulur buat genggam tangan Felix.

"Gue baik baik aja. Nggak usah khawatir, lusa juga gue udah ganteng lagi"

Ucapan Hyunjin tadi refleks mendapat tabokan sayang dari Felix,

"Ck, orang lagi serius juga"

"Kalem aja kali, serius banget "

Hyunjin kembali ketawa liat wajah kesel Felix. Keduanya larut pada keheningan, Felix yang sibuk memperhatikan luka di wajah Hyunjin. Sedangkan Hyunjin sendiri terlihat sedang memikirkan sesuatu.


"Lix "

"Hm"

"Gue pengen ngulang pertanyaan gue yang waktu itu"

Felix mengerutkan keningnya, mencoba menebak arah pembicaraan mereka. Melihat itu Hyunjin terkekeh pelan sambil mengusak anak rambut Felix,membuat empunya mencebik kan bibirnya lucu. Tangan Hyunjin kembali tergerak buat ngerapiin rambut Felix dan ngusap pipinya

"Gue ulang pertanyaan gue waktu itu. Tapi janji apapun jawaban nya lo jangan pernah berubah." tawar Hyunjin.


Felix mengangguk, "promise"










" Lee Felix, lo mau nggak jadi pacar gue?"

to be continued

Placebo  |ChanglixWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu