第十 一

5.9K 1.1K 16
                                    

Terlihat seorang pria dewasa sedang memijat pangkal hidungnya setelah mendengar berita dari sekertarisnya. Seo Junhui, sosok dibalik kursi kebesaran itu kembali membaca laporan yang baru ia dapatkan. Investasinya pada perusahaan Lee berjalan lancar. Entah bagaimana bisa Jisoo menyeret separuh saham perusahaan nya atas nama wanita itu.

"Wanita itu benar benar licin seperti belut. Bagaimana bisa aku lalai dan kehilangan separuh saham perusahaanku?!"

"Mohon maaf tuan, tapi saya rasa nona Jisoo mungkin saja menyewa seorang hacker untuk menyabotase beberapa data perusahaan ini." Jun nampak memikirkan ucapan sekertarisnya itu, sebelum sebuah suara yang lain menimpali.

"Tidak bisakah anda berfikir secara realistis tuan Doyoung? untuk apa beliau membayar mahal seorang hacker hanya untuk hal ini jika beliau bisa membeli orang dalam dengan separuh harga." jeda sesaat, "Seperti anda misalnya," gumam Wonwoo tangan kanan sekaligus sahabat Jun.

"Jaga mulutmu tuan Wonwoo, saya bisa menuntut anda dengan tuduhan pencemaran nama baik!!"

Bukan nya takut, lelaki yang dipanggil Wonwoo itu malah terkekeh pelan dan menatap remeh sosok sekertaris sahabatnya itu.

"Maaf tuan Doyoung, tapi pada kalimat saya tadi tertera kata 'misalnya'. Lalu mengapa anda terlihat sangat marah dan tidak terima?. Apa anda benar benar menerima kompensasi dalam jumlah yang besar?"

Mendengar argument Doyoung dan Wonwoo membuat kepala Jun semakin pening, "Hentikan, ada apa dengan kalian."

"Kenapa tidak mencoba cari tau kejanggalan ini dari orang dalam satu persatu tuan Seo?. Kalau begitu saya pamit, selamat siang." Apa yang dikatakan sahabatnya itu ada benarnya. Bisa saja orang dalam di bayar untuk menyabotase data perusahaan.

.

.

.

Minho yang baru keluar dari kamar mandi menatap heran kekasihnya yang berdiri di lorong apartement. Ia berjalan mendekat dan memeluknya, membuat yang lebih muda tersentak.

"Hey, sedang apa diluar? ayo masuk." bisiknya.

"Kak, tadi Felix dateng. Dan kayaknya dia salah paham, mikir aku sama kak Changbin ngapa ngapain." adu Jisung lengkap dengan raut khawatirnya.

"Sekarang Felix nya mana?"

"Kabur, tapi kak Changbin udah aku suruh nyariin."

"Yaudah. Udah ada yang nyari kan, mending kita lanjut tidur aja." Dan detik selanjutnya terdengar jeritan seorang Lee Minho yang pinggangnya di pelintir oleh Jisung saking gemasnya.

"IHH GAK MAU TAU YA, KITA CARIIN FELIX SEKARANG !!" teriakan Jisung menggema di lorong yang temparam itu.

"Kan diluar ujan dek, deres lagi." mendengar jawaban Minho benar benar membuat Jisung makin kesel, tapi dia masih berusaha kalem.

"Kan kita bisa naik mobil kak."

"Ya tapi kan -"

"UDAH GAK USAH BANYAK NAWAR!!" tuhkan, bikin emosi sih.

"Yaudah iya, kakak ambil kunci mobil sama jaket buat kamu. Disini aja." gumamnya sambil kembali masuk ke dalam apartement.

Sedangkan Jisung masih menatap Minho kemusuhan, gak habis fikir dia sama otak Minho yang mini size.

.

Placebo  |ChanglixWhere stories live. Discover now