第十二 (Spesial ChangLix)

6.7K 1.1K 32
                                    

Silau matahari yang dengan kurang ajarnya menerobos masuk melewati celah gorden itu membangunkan Felix dari tidur nyenyaknya.

"eungh" ia melenguh pelan saat merasa terganggu dengan tempias cahaya itu. Ia membalik kan badan nya, menghadap dada bidang sosok yang memeluk nya.

"hangat" batinnya masih dengan mata yang terpejam. Ia mengerutkan dahi nya saat menyadari aroma badan sosok yang memeluknya ini berbeda dari Hyunjin.

Seolah baru saja tersadar, Felix langsung membuka kedua matanya. Ia hampir memekik saat tahu bahwa Changbin yang memeluknya erat. Dengan jarak sedekat ini ia bisa melihat jelas wajah tampan Changbin. Mata tajam nya masih terkatup rapat, bibir tipis nya yang sedikit terbuka. Membuat Felix meneguk ludahnya kasar.

Sesekali ia memejamkan kedua mata nya saat nafas hangat Changbin menerpa wajah nya.

"Selamat pagi."

Bruk

"Aw "

Felix meringis pelan, mendengar suara serak Changbin membuatnya refleks menendang badan Changbin hingga tersungkur di lantai. Ia segera beranjak dan membantu yang lebih tua bangun.

"Kak, sori tadi gue kaget jadi refleks nendang kakak. Serius gak sengaja."

"Refleks ya refleks gak usah nendang juga kali." gerutu Changbin sambil mengusap usap punggung nya.

"Sakit banget ya kak?" tanya nya pelan.

"Ya menurut kamu aja gimana."

Mendengar jawaban dari kakel nya itu, tangan Felix terulur untuk ikut mengusap punggung Changbin lembut.

"Lagian gimana ceritanya gue bisa disini." gumam nya.

Tiba tiba Changbin berbalik menghadap Felix dan menatapnya lekat, tak lama ia mendekat kan wajah nya pada Felix.

"K - kak " Felix sedikit mendorong dada Changbin, tapi sang dominan malah menggenggam kedua tangan nya. Jarak wajah kedua nya sudah sangat dekat, bahkan hidung mereka nyaris bertemu.

Felix refleks memejamkan kedua matanya rapat. Ia meremas jari jari Changbin saat merasakan terpaan nafas di wajahnya.

Tuk

Changbin menempelkan kening nya dengan milik Felix, merasakan suhu badan Felix sudah menurun tidak sepanas semalam. Dalam jarak yang sedekat ini, atau bahkan tanpa jarak ini ia bisa melihat semburat merah yang menghiasi wajah cantik Felix.

Perlahan kelopak mata Felix terbuka dan disambut dengan tatapan teduh Changbin yang sudah lama tidak ia lihat. Menyelami manik hitam Changbin membuat dirinya merasa tenang, merasa aman karena tatapan mengintimidasi nya.

Tok tok

"Kalo udah bangun keluar, sarapan dulu."

Suara kalem Minho dari luar kamar menyadarkan kedua nya. Changbin langsung memundurkan badan nya, sedangkan Felix memalingkan wajah nya yang sudah memerah mirip kepiting rebus.

"Ganggu aja lo setan" - scb

"Thanks kak Minho, jantung gue masih nyangkut" - lfl

"Ayo sarapan." ajak Changbin,

"K- kakak duluan aja, gue mau ke toilet dulu." jawab Felix sambil menunduk.

Changbin bangkit dan menunduk sebentar, dengan cekatan tangan nya menarik dagu Felix dan mendarat kan sebuah kecupan lembut di bibirnya.

"Morning kiss" bisiknya, lalu melenggang keluar meninggalkan Felix yang masih membeku di tepi ranjang dengan wajah yang memerah sampai ke telinga.


"Sekarang jam berapa lo baru bangun, lo pikir punya babu. Bangun tidur langsung duduk di meja makan, sarapan."

Baru keluar dari kamar, Changbin langsung di sambut dengan cibiran sepupu nya yang berdiri di balik pantry lengkap dengan pisau dapur tangan nya.

"Hehe kan emang lo babu gue." jawabnya santai sambil duduk di meja makan. Jisung mengampiri nya sambil mengacung kan pisau nya.

"Et et gue bercanda Sung." Changbin langsung bangkit dan menghindar dari sepupunya.

"Sini lo gue pangkas!"

Akhirnya terjadi adegan kejar kejaran di ruang makan. Minho hanya menggelengkan kepalanya sambil lanjut menyiapkan sarapan. Tak lama Felix keluar dari kamar. Jisung langsung menghentikan langkah nya dan menatap Felix yang juga sedang menatap nya.

Paham akan keadaan, Changbin berjalan mendekati Jisung dan merangkul nya di hadapan Felix. " Jadi Lix, dia sepupu kakak."

Felix masih bungkam dan menatap Jisung seolah meyakin kan, yang di tatap hanya mengangguk mantap. Melihat itu ia beranjak mendekati Jisung dan memeluknya.

"Maaf, lagian juga lo gak pernah cerita."

"Jahat kan Jisung, mau aja kamu temenan sama dia." sahut Changbin yang langsung di jitak sepupunya.

"Kan elo yang nyuruh gue diem gak usah ngasih tau Felix!."

"Udah udah, sarapan dulu sini. " celetuk Minho menengahi.






Setelah sarapan Changbin mengajak Felix untuk sekedar jalan jalan, mengisi waktu luang. Changbin membawa Felix mengunjungi taman bermain, membuat yang lebih muda memekik senang. Bahkan tanpa ragu Felix menggandeng lengan Changbin dan menyeret nya untuk menjajal semua permainan di sana.

Mulai dari viking,roller coaster, rumah hantu, sampai biang lala tak ada yang mereka lewat kan. Melihat Felix yang antusias membuat Changbin tanpa sadar mengembang kan senyum nya seharian ini.

Langit mulai menunjukan warna jingga, menandakan bahwa hari sudah menginjak waktu sore.

"Mau pulang?" Felix menggeleng.

" Mau makan dulu?" Felix kembali menggeleng dengan tatapan nya yang mengamati sekeliling. Tunggu, ini seperti dejavu

"Mau eskrim?" Beda nya kali ini Felix kembali menggeleng. Justru Felix merapatkan badan nya dengan Changbin, bahkan kembali mengapit lengan nya.

"Kemana aja, asal jangan pulang dulu." ucapnya tanpa menatap yang lebih tua. "Mau sama kakak." lanjutnya lirih.

"Hah? Apa?." Felix langsung menggeleng, Changbin tidak dapat menahan senyum nya. Ia mendengar nya tadi, hanya saja ingin melihat apa Felix akan mengulangi nya.

Mobil yang di kendarai Changbin membelah keramaian sore itu, ia memutuskan untuk menikmati sunset di pantai. Sesampai nya di pantai Felix langsung berjalan ke bibir pantai dan mendudukkan bokong nya di atas pasir. Menikmati angin laut yang menyapu setiap permukaan kulit nya. Menatap sang surya yang perlahan tenggelam meninggalkan singgasana nya.

Ia tak pernah mengira bahwa menatap sunset bersama orang terkasih akan seindah ini. Ah, Felix baru ingat Changbin tidak ada di samping nya. Lalu ia menghendik kan bahu nya, dan kembali menikmati pemandangan di hadapan nya.

Felix sedikit tersentak saat sebuah kalung tiba tiba menggantung di hadapan nya. Ia meraih kalung itu dan menatap takjub. Bentuknya simple hanya sebuah kalung dengan bandul berbentuk hati, lengkap dengan sebuah permata kecil di tengahnya.

"Wow, cantik banget." gumam nya

Changbin terkekeh pelan, lalu kembali meraih kalung itu dan mencondong kan badan nya ke arah Felix untuk memasang kan di lehernya.

"Buat kakak lebih cantik waktu kamu pake." bisik nya.

"Serius buat aku?" tanya Felix, dan Changbin mengangguk.

"Jagain baik baik ya." kaya kamu jagain hati kakak. lanjutnya tentu dalam.

"Aku janji." Felix mengangguk antusias dengan senyum manis nya yang tak pernah luntur.

Changbin benar benar bahagia hari ini. Seolah tak ingin hari ini berakhir. Karna ia merasa jika hari ini berakhir, maka berakhir juga kebahagiaan nya.

Tbc

Yang manis" dulu sebelum balik ke konflik.

Placebo  |ChanglixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang