第十四

5.9K 1K 34
                                    

"Seungmin."

Seungmin yang sedang bersiap untuk tidur itu tersentak kala jisoo memanggil nya. Ia sedikit beringsut menjauh saat jisoo berjalan mendekatinya.

Sejujurnya ia takut, mengingat bagaimana sikap jisoo akhir - akhir ini yang mudah marah dan tertawa. Membuat ia berfikir mungkin ibunya itu memiliki riwayat sakit jiwa.

Jisoo meraih tubuh seungmin dan memeluknya.

"Mama memaafkan mu sayang. Tapi jangan ulangi lagi, jangan bela anak sialan itu di lagi. Oke? Mama suka anak yang penurut"

Dari pada mati muda lebih baik seungmin mengiyakan ucapan sang ibu. Lagipula ia masih bisa menjaga felix di sekolah.






Jika biasanya selesai siap - siap seungmin langsung turun untuk sarapan, kali ini tidak. Dia mengendap- endap masuk ke kamar felix, dan menemukan pemilik kamar sedang mematut dirinya di depan cermin.

"Kak felix udah manis, udah. Jan lama - lama ngaca nya." cibir nya yang di balas kekehan sang kakak.

"Makasih yang lebih manis."

Mendengar ucapan felix membuat seungmin refleks menyisir rambutnya ke belakang, "Sorry dude, but i am handsome"

"Yeah, whatever"

Seungmin terkikik melihat ekspresi felix yang terlihat kesal, lalu merangkul nya.

"Kak, kita berangkat bareng ya?"

"Hyunjin gimana? bukan nya kamu di jemput sama dia?" tanya felix

"Nanti aku suruh langsung ke sekolah aja."

Felix terdiam sesaat, "Gimana sama mama?"

Seungmin menggigit bibirnya pelan, benar juga. Jika jisoo tau pasti felix yang akan kena getahnya. Tak lama ia menjentikan jarinya.

"Ah, kakak berangkat duluan aja. Tapi tungguin aku di halte deket sini, nanti aku nyusul." ucap nya semangat.

felix mengangguk paham, dan sedikit mengusak rambut sang adik lalu memeluknya. "Pinter juga kamu."

Di dalam bus umum menuju sekolah, di sepanjang jalan mereka bercerita. Tak jarang seungmin akan mencubit pipi felix karena gemas.

"hm, kak?"

"Kenapa?"

"Kakak.. udah balikan sama kak changbin?" tanya seungmin hati - hati.

Pergerakan tangan felix yang mengusap lembut kepala seungmin terhenti, ucapan adik nya itu mengingatkan pada hubungan nya dan changbin.

"Maaf kak. Aku, aku gak maksud-"

"Iya nggak papa" potong felix sambil kembali mengusap kepala sang adik.

Diam - diam seungmin tersenyum penuh arti, ia merindukan momen ini. Dimana ia bisa bermanjaan dengan sang kakak, saling bertukar cerita. Seungmin menikmati momen - momen seperti ini.












Tidur nyenyak seorang changbin harus terusik karena suara bel apartement yang terus berbunyi. Dengan terpaksa ia menyeret langkahnya menuju pintu.

Bahkan saat si pemilik rumah sudah di balik pintu bel terus di pencet.

"Iya- iya, sabar!" teriak nya sebelum membuka pintu.

"Mama? Papa? ada perlu apa?" tanya nya heran saat menemukan kedua orang tua nya di depan pintu.

"Bin-"

"Masuk dulu ma, pa" sahut nya sambil mempersilahkan kedua orang tua nya masuk.

"Jadi, angin apa yang ngebawa kalian pagi - pagi dateng kesini?" tanya changbin sedikit was - was

Placebo  |ChanglixWhere stories live. Discover now