Bonus Chapter: Sleepover at Daryll's

Mulai dari awal
                                    

"Pakai aja sikat gigi gue."

Gue melotot, "GILINGAN PADI! Enggak mau lah! Jorok amat lo!"

Daryll melenguh malas, lalu keluar kamar untuk mengambil sikat gigi baru, "Nih."

"Thanks." Gue masuk ke dalam kamar mandi sedetik, lalu keluar lagi, "BTW, sabun muka lo apa?"

Daryll mengambil tetris dari laci meja belajar. Darimana coba cowok ini masih dapat mainan begituan? "Hah?"

"Sabun muka lo apa?" Please jangan Vaseline atau Nivea man. Please, please, pleaseeeee!!! Muka gue bisa jadi padang mahsyar kalau pakai sabun kaya gitu.

Daryll merebahkan badan ke atas kasur lalu menyalakan mesin tetris, "Gue cuci muka pakai sabun badan."

"WHAATTTTT???!!!!!" Ya Ampun. Gue tahu skin care Daryll enggak mungkin ulala cetar membahana. Tapi ya ENGGAK GINI JUGA KALI! Ini lebih parah daripada Vaseline man dan Nivea man dicampur jadi satu. Cuci muka pakai sabun badan???? Lo mau bunuh gue, Ryll????? "Dasar cowok burikan! Ko, bisa-bisanya lo cuci muka pakai sabun badan? Gilingan!"

"Ck, sabun gue emang bisa buat muka, gila." Daryll masuk ke kamar mandi lalu menunjukan sabun mandinya. Adidas 3 in 1 after sport shower gel, for hair, body and face.

Gue melongo, "Jangan bilang lo keramas pakai sabun ini juga?"

"Iya."

"No way." Gue mengambil sabun itu takjub, lalu menyingkirkannya jauh-jauh seakan-akan benda itu menyebarkan penyakit kulit, "Ryll, pinjemin sabun mukanya Zetta dong. Please, please, pleaseee!!!!!!"

"Ngapain sih? Kan, bisa tuh pakai sabun gue!"

"Bunuh gue, Ryll! Bunuh gue daripada lo nyuruh gue cuci muka pakai sabun haram jaddah itu!!!!!!!" Kalian pasti gemas banget deh kenapa gue ribet banget. Tapi, sumpah deh. Gue juga enggak mau kok jadi seribet ini. Gue iri sama cowok-cowok yang bisa survive setiap hari hanya dengan menggunakan sabun cuci muka kacangan di Indomart.

Kebanyakan wajah cowok itu kan pori-porinya gede dan berminyak, makanya sabun-sabun muka cowok pasti mengandung mint atau lemon biar wajahnya jadi segar. Tapi wajah gue itu KERINGGG BANGETTTTT!!!!! Beneran bisa mengelupas dan merah-merah kalau pakai sabun yang terlalu harsh. Sabun muka gue di rumah aja Cetaphil yang buat bayi sangking sensitifnya.

"Ya Allahhhhh!!!!!!!!!!" Daryll mengelap wajahnya geregetan, lalu keluar kamar sambil misuh-misuh.

"SEKALIAN PINJAM PELEMBABNYA YA!" Teriak gue enggak tahu diri. Bodo ah. Daripada besok dilarikan ke ICU gara-gara wajah gue bersisik.

Enggak lama kemudian, Daryll balik dengan dua produk skin care di tangan. Clean & Clear face wash for dry skin (HALLELUJAH!!!!!!!!) dan Laneige Sleeping Mask. Lumayan lah.

Waktu gue keluar dari kamar mandi, Daryll lagi solat. Kayanya dia ambil wudhu di kamar mandi luar. Gue menaruh skin care milik Zetta di atas meja belajar, lalu mengambil ponsel untuk mengabari Flo kalau gue mau tidur duluan.

Gue mengusir kucing Daryll dari kasur lalu rebahan di kasur. Ugh. Pasti seprei ini banyak bulu kucingnya deh. Semoga enggak kena rabies.

Daryll melipat sajadahnya asal, lalu rebahan di sebelah gue.

"Lo enggak cuci muka, Ryll?"

"Besok aja."

Yikes, "Eh, lo kalau tidur lampunya mati atau nyala?"

"Nyala."

"Hah? Serius?" Gue pikir Daryll tipe yang enggak bisa tidur kalau ada cahaya, "Lo tahu enggak kalau tidur dengan lampu menyala itu bisa menaikkan resiko kanker dan obesitas?"

The Name of The Game [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang