《32》 Start Again

1.2K 186 74
                                    

Hai qaa! Seperti biasa, sebelum baca klik votenya dulu dong yaa 💜 kalo nggak nanti Yerin ngambek nih 😤
 
   

 
 
 
 
 
 
-Yerin's POV-

 
"Yerin-ah, bagaimana denganku?" Ujar kelinci tampan didepanku dengan tampang sok innocent yang terpasang diwajahnya.

Aku yang memang sejak tadi sengaja menghindari kontak mata dengannya kemudian memberanikan diri memandangnya, meski tak tepat di kedua manik mata, hanya menatap hidungnya saja.

"Ini, bersihkan sendiri. Kau sudah tua Jeon." Ujarku sambil menyerahkan tisu basah dan handsanitizer padanya.

Ia berpura-pura cemberut dengan mempoutkan bibirnya. "Lihatlah, Yerin saem tega sekali pada samchon." Ujarnya seakan mengadu pada keponakan kembarnya tersebut.

"Saem, bersihkan tangan samchon juga." Ujar Sojin yang dengan polosnya terperangkap dalam jebakan buaya sang paman.

"Iya saem, tadi samchon banyak pegang kotor-kotor, tangannya jadi jelek." Sambung Jungjin dengan kalimatnya yang aneh. Sejak kapan tangan kotor jadi jelek?

Aku menyerah. Gen keluarga Jeon ini memang benar-benar menyebalkan dan pemaksa yang ulung. "Baiklah, kemarikan tanganmu."

Jungkook dengan sigap mengulurkan tangannya padaku, membiarkan aku mengelap permukaan tangannya dengan tisu basah dan membubuhkan dua tetes handsanitizer diatas telapak tangan besar tersebut.

Jujur saja, aku merindukan sentuhan tangan ini. Namun gengsiku kembali naik dan memerintahkan Jungkook untuk mengolesi sisanya sendiri. "Ratakan sisanya, aku juga harus membersihkan tanganku."

Jungkook mengerutkan dahi, memprotes dalam diamnya. "Tch. Kemarikan! Biar aku saja yang membersihkan tanganmu." Tawarnya.

Gerakan tanganku yang tengah mengambil selembar tisu lagi berhenti sejenak. Aku menatapnya galak, "Aku bisa sendiri Jungkook-ah."

Ia hanya tersenyum simpul dan mulai melahap makanannya. Sesekali membantu keponakannya dalam memotong-motong katsu serta menyuapkan daging yang ia pesan tadi. Ia bahkan membersihkan sisa-sisa makanan yang terjatuh dan mengelap bekas curry yang mengotori pipi bulat menggemaskan kedua keponakannya.

"Saem, Sojin ingin ini boleh?" Tanya Sojin menunjuk telur rebus yang ada dimangkukku. Aku mencubit gemas pipi bulatnya yang sedang terisi penuh tersebut, kemudian menyendok telur dari mangkukku dan memindahkannya ke dalam piring Sojin. Gadis itu tersenyum senang ketika melihat telur tersebut sudah berada dipiringnya.

"Tentu saja boleh, makan yang banyak ya anak manis." Ujarku kembali mengusap gemas poni gadis kecil itu.

"Yeay! Gamsahamnida saem!" Pekik Sojin senang.

"Cha! Makan ini sebagai gantinya. Kau terlihat lebih kurus Yerinnie." Ujar Jungkook sambil meletakkan beberapa potong daging ke dalam mangkukku.
 
 
Yerinnie...
 
 
Ah, aku merindukan suaranya memanggilku dengan panggilan seperti itu.

Oh my god!

Stop Yerin-ah! Fokus pada tujuan awalmu. Move on! Berhenti berharap pada Jungkook.

"Thanks Kook." Aku menunduk, tak menatapnya saat mengucapkan terimakasih.

"Makanlah yang banyak, kau terlihat berbeda tanpa pipi bulat itu disana. Wajahmu terlihat lebih tirus dari sebelumnya." Lanjutnya lagi. Kali ini aku menoleh, menatap langsung padanya.

Dia tersenyum, manis. Sangat manis sekali. Seakan siap meruntuhkan pertahanan hatiku yang kini tengah berdebar kencang karenanya.

Shit! Inilah sebabnya kenapa aku selalu mengacuhkannya dan menolak berkontak langsung dengan mata hitam tersebut tadi. Aku tau jika tembok bertuliskan moveon yang sudah susah payah kubangun akan kembali runtuh ketika berhadapan dengan senyuman maut sang kelinci biadab tersebut.

Hi! My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang