《7》 Is It Too Much?

1.3K 210 7
                                    

-Author POV-

2018

Gadis manis bersurai panjang itu menarik langkahnya pergi dari lab multimedia yang juga terkunci.

Ia memutuskan untuk pulang saja, karena sepertinya sia-sia ia mengunjungi sekolah ini saat ini. Tidak ada siapapun, tidak ada satupun ruangan yang bisa ia masuki.

Belum genap sepuluh langkah ia menarik diri dari lab multimedia, seseorang menyerukan namanya.

"Non Yerin?"

Yerin membalikkan tubuhnya, menoleh kearah suara yang memanggilnya.

Disana, berdiri Han ahjussi. Lengkap dengan pakaian yang jadi kebesarannya, yang ia banggakan setiap kali memakainya. Seragam penjaga sekolah. Dengan lambang Minguk High School dada kanannya.

"Lama tidak bertemu ahjussi!" Ucap Yerin menahan getiran rindu yang tiba-tiba memuncak.

Han ahjussi meraih Yerin, mendekapnya. Menyalurkan segala kerinduan pada gadis yang sudah ia anggap sebagai cucunya sendiri.

"Kau semakin cantik non Yerin. Apa kau sudah menikah?" Tanyanya pada Yerin sembari mengelus pelan surai gadis itu.

"Tch. Ada apa dengan pertanyaanmu itu ahjussi?!" Protes Yerin melepaskan pelukannya.

"Bukankah harusnya gadis secantik ini sudah memiliki pasangan?" Tanyanya lagi.

"Tidak, aku masih sendiri dan belum menikah. Bagaimana mungkin aku menikah tanpa mengundangmu ahjussi!" Jawab Yerin.

"Bagaimana mungkin gadis secantik ini masih sendiri? Apa para lelaki itu buta?" Balas Han Ahjussi terkekeh.

Yerin hanya merengut dan memajukan bibirnya pura-pura kesal.

"Ayo kerumahku, kita lanjutkan mengobrol disana. Istriku pasti senang melihatmu tumbuh secantik ini sekarang." Lanjutnya lagi.

Yerin mengikuti Han ahjussi menuju ke kediaman pria tua itu yang letaknya memang berada dibelakang gedung sekolah. Dulu, Yerin beberapa kali berkunjung kesana untuk menemani Han ahjumma.

Dua sosok yang menjadi pengobat rindu Yerin akan kakek dan neneknya yang telah tiada.

○○○○○○○○○○○○○○○○○

-Yerin's POV-

Still in October, 2011

Jungkook mulai mendekatkan dirinya kepadaku dan....

Menarikku dalam dekapannya. Tangan kirinya meraih pinggangku. Melenyapkan jarak diantara tubuh kami. Ia mendekatkan kepalanya dengan kepalaku. Ralat, tidak lagi mendekat, bahkan sudah menempel.

YA, MENEMPEL!

Lagi, aku membeku dengan wajah yang sudah memanas. Kurasa wajahku sudah seperti udang rebus sekarang.

"Yak. Kau akan berfoto dengan MVP sang calon atlet nasional. Kau harus berbangga! Senyumlah yang lebar!" Titahnya.

Bagaimana aku akan tersenyum jika cara bernapas saja aku hampir lupa Jeon Jungkook sialan!

Aku menolehkan kepalaku kearahnya, membuat kontak kepala yang tadi menempel menjadi terlepas, sedikit berjarak.

Ia balas melihat kearahku, melihat ekspresiku yang kuyakin sangat tidak indah dipandang mata saat ini.

Hi! My DreamOù les histoires vivent. Découvrez maintenant