《20》 The Start of the Dream

1.3K 179 104
                                    

-Author's POV-

 
November, 2012
   

Ujian akhir membuat para siswa kelas XII tak lagi bisa merasakan pulang lebih awal di hari kerja, senin-jumat. Segudang les tambahan baik dari sekolah maupun individu sudah menunggu mereka begitu pembelajaran disekolah berakhir. Membuat mereka harus menggunakan otak untuk belajar dua kali lipat lebih keras dari biasanya,  serta kehilangan kesempatan melihat terbenamnya matahari sore seperti hari-hari sebelumnya.

Sekolah memberikan les tambahan untuk dua mata pelajaran selama hampir empat jam lamanya. Membuat para siswa mau tak mau baru pulang kerumah ketika waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Hanya ketika hari libur datang yang bisa membuat mereka sedikit bernapas lega, melepaskan diri sejenak dari penatnya rumus dan angka yang selalu mengintai.

Yerin beruntung, eommanya bukanlah tipe yang menuntut ia untuk mengikuti berbagai macam les dan menjadi juara kelas, selain karena mahalnya biaya les, eommanya juga tak ingin membuat anaknya tertekan dengan tuntutan belajar yang menyekik putrinya sendiri.

Yerin sedang duduk pada pick up point sekolah, menunggu kedatangan sang appa menjemput dirinya. Semenjak Yerin mendapat les tambahan disekolah, appa selalu menjemputnya setiap gadis itu pulang sekolah karena khawatir pada anak perempuannya tersebut jika harus pulang menggunakan bus di malam hari, meski baru pukul 7 malam.

Yerin sedang ditemani oleh Taehyung saat ini, karena memang suasana disekitar sekolah sudah cukup sepi mengingat hanya siswa kelas XII yang tersisa, dan sebagian dari mereka juga sudah berhamburan menaiki kendaraan pribadinya ataupun bus untuk segera pulang kerumah.

Mereka duduk berdampingan dalam diam, hanya sesekali berbicara, selebihnya hanya memandang lurus ke arah jalanan yang dilewati berbagai macam jenis kendaraan. Taehyung bukannya tak ingin memulai percakapan dengan Yerin, ia hanya ingin menikmati waktunya berdua dengan gadis itu, menikmati segala hembusan angin yang menerpa wajah keduanya.

"Apa kau tidak kedinginan Rin-ah?" Tanya Taehyung setelah ia merasa tubuhnya sedikit bergetar karena dingin. Ini sudah masuk bulan November, musim dingin akan segera tiba.

"Sedikit. Mantelku cukup tebal untuk melindungiku dari hawa dingin yang menusuk ini." Jawab Yerin sembari mengeratkan mantelnya. "Kau kedinginan?"

Taehyung mengangguk, "Eoh, sangat. Apa kau mau melakukan sesuatu untukku?" Tanyanya.

"Apa?"

"Hangatkan aku." Ujar Taehyung.

Hangatkan.

Kata-kata ini terasa familiar bagi telinga Yerin, membuat memorinya melakukan kilas balik akan kejadian yang berkaitan dengan kata tersebut, menampilkan kembali Jungkook dengan segala sentuhan hangatnya untuk Yerin.

"Hangatkan bagaimana?" Tanya Yerin bingung.

Taehyung merapatkan tubuhnya pada Yerin, mengambil jari-jemari kecil itu dan menelusupkannya pada jari-jemari panjangnya sendiri. Yerin takjub, jari-jari Taehyung bahkan lebih besar dari Jungkook. Tangan kecil itu sepenuhnya tergenggam didalam tangan Taehyung, dengan tangan kiri Taehyung yang ikut menggengam bagian yang tak tergenggam oleh tangan kanannya.

Yerin menatap genggaman tangan itu, begitu menggemaskan melihat bagaimana kecilnya tangannya didalam tangan Taehyung. Ia merasa aneh, mengapa sengatan listrik tubuhnya tak muncul sekuat ketika Jungkook memegang tangannya. Taehyung juga tampan, juga seorang pebasket, sama kerennya seperti Jungkook. Bahkan juga sosok laki-laki yang diidolakan oleh banyak gadis disekolahnya.

Lantas apa yang salah dengan hatinya? Apakah hatinya sudah mati rasa terhadap orang lain selain kelinci brengsek sialan itu? Ia membencinya. Membenci hatinya yang harus membuat dia menyia-nyiakan sosok tampan Taehyung yang dengan bodohnya menyukai gadis biasa seperti dirinya.

Hi! My DreamWhere stories live. Discover now