75. Bersama

2.4K 381 19
                                    

Tepat sudah pukul 6, (namakamu) sendiri sudah duduk di dalam cafe tempat ia berjanji akan bertemu dengan Iqbaal. Pikirannya sedari tadi tengah beradu, ia berharap keputusannya akan membuat suasana hatinya lebih baik.

(namakamu) melirik ke jam di tangannya, ia berharap Iqbaal akan datang menemuinya kali ini saja. Ntah lah, mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir bagi dirinya dan Iqbaal.

Tak lama lonceng pintu Cafe berbunyi, (namakamu) mengangkat kepalanya dan dapat ia lihat Iqbaal tengah berdiri di pintu dengan kepala yang seolah mencari keberadaan (namakamu). Akhirnya (namakamu) mengangkat tangannya dan tampak Iqbaal menyadarinya.

Melihat Iqbaal yang berjalan ke arah dirinya membuat pikirannya semakin kalut, detak jantung yang sudah tak dapat ia tahan semakin mencuak.

Iqbaal sudah tiba di depan (namakamu) dengan tatapan dinginnya, tak seperti tatapan yang diberikannya dulu. Hari ini dapat (namakamu) lihat sisi lain dari diri Iqbaal.

"Baal"

"(nam..)"

Damn, niat hati ingin membuat suasana canggung pecah malah membuat keduanya semakin kikuk untuk berkata. Bagaimana tidak, keduanya berucap secara bersamaan.

"Kamu duluan"

"Kamu duluan"

Lagi-lagi keduanya berucap secara bersamaan membuat keduanya langsung menggaruk kepala yang tampak tak gatal itu.

"Kamu duluan aja, aku habis kamu ngomong," ucap Iqbaal akhirnya setelah keduanya terdiam.

(namakamu) menatap Iqbaal, ntahlah kenapa keduanya menjadi canggung seperti ini.

"Emm, apa kabar?" tanya (namakamu) yang membuat dirinya sendiri merutuki kata yang reflek keluar dari mulutnya itu.

Iqbaal berusaha menahan senyumnya saat mendengar perkataan gadisnya itu.

"Baik setelah ketemu kamu," ucap Iqbaal yang mampu membuat (namakamu) menundukkan kepalanya malu.

"Ada apa? Aku tau bukan itu yang mau kamu omongin di sini," ucap Iqbaal membuat (namakamu) mengangkat kepalanya lagi menatap Iqbaal.

"Apa keputusan kamu masih sama untuk nyuruh aku menyerah?" tanya (namakamu) mulai masuk ke dalam topik yang sangat ingin dirinya bahas.

Iqbaal terdiam sesaat sambil menatap gadisnya itu.

"Keputusan kamu bagaimana?" bukannya menjawab Iqbaal malah membalikkan pertanyaan ke gadisnya itu.

"Sempat berpikir untuk benar-benar menyerah, tapi hari ini kamu memberi aku harapan seakan keputusan aku itu salah dan dalam waktu yang sama pula kamu seakan berkata keputusan aku uda paling tepat. Aku bingung Iqbaal, aku takut setelah ngelepasin kamu aku akan sangat menyesal. Aku gak ingin menyerah untuk hubungan kita," ucap (namakamu).

Persetanan dengan harga diri, (namakamu) kini tak ingin menjaga image nya lagi. Ia benar-benar masih sayang dengan pria yang sudah bersamanya lebih dari 3 tahun ini.

Iqbaal tersenyum mendengar pernyataan gadisnya ini, meskipun pada awalnya ia berpikir gadisnya benar-benar akan menyerah.

"Kalau gitu tetap di sini, jangan beranjak pergi," ucap Iqbaal yang membuat (namakamu) membulatkan matanya terkejut.

Iqbaal berdiri kemudian berlutut di depan (namakamu) sambil memeluk gadisnya ini erat.

"Jangan menyerah, maafin omong kosong aku seminggu yang lalu. Tetap bertahan di samping aku, aku sangat butuh kamu di sini," bisik Iqbaal di telinga gadisnya itu.

Dear Itchy -IDR-Where stories live. Discover now