41. Speechless

2.9K 289 16
                                    

Terbaring sambil memainkan ponselnya adalah rutinitas (namakamu) setiap harinya. Semenjak hari kelulusannya, inilah keseharian yang dilaluinya jika tak ada yang mengajaknya keluar.

"Gue rindu lo Iqbaal," ucap (namakamu) tak sadar dengan apa yang ia ucapkan.

"Apaan bego, kenapa rindu sih," ucap (namakamu) memukul kepalanya kesal.

Iqbaal yang berjanji akan menemuinya saat pulang dari Pekanbaru sepertinya lupa.

(namakamu) mendengar kabar bahwa Team Ruang Guru sudah kembali ke Jakarta kemarin sore, tapi hingga detik ini Iqbaal belum menghubunginya sama sekali.

"Ngapain lo berharap sih (namakamu), dia uda membiasakan diri tanpa lo," ucap (namakamu) lagi-lagi merutuki dirinya sendiri.

Tak lama suara ketukan pintu kamar (namakamu) terdengar.

"Non, ada surat. Bibi uda bawain nih," ucap pembantu rumah (namakamu) sambil mengetuk pintu kamar (namakamu).

(namakamu) bingung siapa yang masih mengirim surat pada jaman seperti ini, dengan langkah bingungnya ia berjalan menuju pintu kamarnya itu.

"Dari siapa, Bi?" tanya (namakamu) setelah membuka pintu kamarnya.

"Bibi juga gatau non, bibi tinggal dulu ya," ucapnya kemudian berlalu pergi setelah mendapat anggukan (namakamu).

(namakamu) membawa surat itu masuk dengan wajah yang masih bingung.

Ia membuka surat itu dan menemukan sebuah tulisan.

"Be ready at 6 o'clock, I will pick you up..
Love"

(namakamu) dibuat bingung dengan pesan itu, siapa orang yang mengirimkan pesan kepadanya itu.

Ia berniat mengabaikan surat itu, namun tiba-tiba pintu kamarnya lagi-lagi berbunyi.

"Non, pakai dress dan dandan yang cantik ya. Kalau uda selesai non bisa ke bawah," ucap pembantu rumah (namakamu) kemudian terdengar langkahnya mulai meninggalkan kamar (namakamu).

"Apaan sih woee, gue lagi kagak ulang tahun juga," ucap (namakamu) kesal dan melirik ke arah jam dinding kamarnya.

"Uda jam 4 juga elahh," ucap (namakamu) kemudian berjalan dengan langkah kesalnya menuju kamar mandinya untuk membersihkan dirinya.

Saat selesai mandi, ia bergegas mencari dress dengan malas.

"Rese tuh orang, awas aja gue dikerjain. Gue gebuk tuh kepala," ucap (namakamu) memgambil dress pilihannya dengan kesal.

Kemudian ia duduk di depan kaca untuk memoleskan sedikit make up ke wajahnya itu. Tidak menor, ia memilih polesan yang natural.

Saat sudah selesai, ia melirik melihat ke arah jam.

"Cepet amat jam 5.45, malesin banget," ucap (namakamu) dengan langkah gusar mengambil tas selempangnya dan kemudian turun ke lantai bawah menemui pembantu rumah tangganya itu.

"Kenapa, Bi? Aku uda siap nih," ucap (namakamu) mengangkat sebelah alisnya melihat pembantunya.

"Non, duduk dulu ya. Bibi ambil barangnya dulu," ucapnya kemudian berlalu pergi, tak lama ia datang dengan sebuah kain yang (namakamu) tidak tau untuk apa.

Dear Itchy -IDR-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang