20. Galau

2.9K 278 18
                                    

Dua jam sudah Iqbaal mengurung diri di kamarnya, ia bahkan tidak tau kesalahan apa yang sedang ia perbuat. Seharusnya Iqbaal tidak menyakiti perasaan gadisnya itu, seharusnya Iqbaal sadar, membiarkan Mika masuk ke dalam hubungan mereka adalah kesalahan terbesar. Iqbaal mengacak-ngacak rambutnya sambil berteriak frustasi.

"Baal, nih gue bawain makanan,"

Omar tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar dan membawakan Iqbaal makanan. Iqbaal tampak sangat berantakan untuk saat ini, Omar tidak akan menanyakan keadaan Iqbaal smpai pemuda itu sendiri yang akan menceritakannya.

"Gue gak lapar," ucap Iqbaal tanpa menoleh ke arah Omar.

"Gak usa sok-sok gak lapar, dari tadi kagak makan. Gue tau lo bukan tipikal anak alay yang kalau ada masalah sok-sok mogok makan. Buruan makan sebelum gue paksa makan," ucap Omar yang sukses membuat Iqbaal mendelikkan matanya kesal.

Iqbaal kemudian beranjak menuju meja di mana Omar meletakkan makanannya. Iqbaal makan dengan lahap karena memang pemuda itu belum makan. Setelah Iqbaal selesai makan, ia kemudian berjalan menyusul Omar dan berbaring di sebelah pemuda itu.

"Mar, kayaknya gue pria paling brengsek ya. Gue bahkan ga bisa buat (namakamu) bahagia sama gue," ucap Iqbaal yang membuat Omar tersenyum mendengarnya.

"Lo gak brengsek, lo hanya kurang peka sama situasi di sekitar lo. Seharusnya lo sadar dari awal, kehadiran Mika ga baik untuk hubungan lo. Berapa kali gue berusaha ngeyakinin lo buat jauhin Mika, dan lo gak pernah percaya sama omongan gue," ucap Omar santai.

Iqbaal langsung terdiam merenungi kesalahannya. Omar memang selalu mengingatkannya untuk menjaga jarak dengan Mika, tapi Iqbaal merasa ia akan menjadi orang paling jahat jika menjauhi Mika.

"Ngejauhin orang yang lo tau gerak geriknya menuju ke ketertarikan sama lo itu gak jahat, Baal. Yang jahat itu ketika lo ngebiarin orang itu tetap masuk ke hidup lo tanpa tau maksud dia. Lo seakan ngebuka jalan untuk dia ngehancurin hubungan lo dengan (namakamu)," ucap Omar yang sukses membuat Iqbaal semakin merasa bersalah dengan gadisnya itu.

"Gue gak tau apa yang harus gue lakuin sekarang. Gue gak ngerti lagi sama jalan pikir gue sendiri, Mar. Apa dengan gue ngelepas (namakamu) bakal bikin dia lebih bahagia?" ucap Iqbaal tetap menunduk merasa bersalah.

"Baal, dengan lo ngelepas (namakamu) artinya lo semakin membuka jalan untuk orang lain masuk ke dalam hidup lo. Lo seakan gagal membuktikan ke orang itu bahwa lo bahagia dengan gadis pilihan lo, lo seakan membuat dia berhasil dengan segala akal busuknya. Ayo, Baal. Gue tau (namakamu), dia gak mungkin segampang itu ngelepasin lo. Gue rasa dia akan semakin terpuruk jika lo memutuskan untuk menyerah. Come on, Iqbaal. Iqbaal yang gue kenal gak kayak gini. Ke mana Iqbaal yang gak pernah nyerah??" ucap Omar sambil mengguncang kedua bahu Iqbaal.

Tesss...
Yaa, pemuda itu menangis. Menangis menyesali kesalahannya, ia sangat menyesal.

"Laki-laki wajar kok nangis, gue tau lo rapuh banget Baal. Tapi jangan nangis sampai histeris, yang ada gue dikira ngapa-ngapain lo lagi," ucap Omar sambil membuat lelucon untuk membuat Iqbaal tertawa.

"Thankyou so much, Omar" ucap Iqbaal sambil menyalami Omar ala-ala laki-laki.

"Urwelcome, Baal." ucap Omar.

***
Indonesia 15.34

Seorang gadis tengah meringkuk di kasurnya, ia tidak menangis. Sudah 2 jam setelah pertengkarannya dengan kekasihnya. Ntah kenapa ia merasa air matanya tidak dapat keluar lagi.

Gadis ini merasa percuma harus menangis, toh tidak akan membaikkan keadaannya.

Tringgg...
Gadis itu menoleh ke arah ponselnya lagi, sedari tadi ponselnya tidak berhenti berbunyi. Namun, ada satu nama yang menarik perhatian gadis itu untuk membacanya.

•(nam..)
Omar

Iyaa•
Ada apa, Omar?•
Iqbaal yang nyuruh?•
Me

•Ngak
•Iqbaal uda tidur..
•Barusan gue suruh tidur..
•I know you feel girl...
•Gue gak bermaksud menggurui di sini
•Cuman gue ngerasa
•Kalian harus saling mengerti
•Maaf kalau gue lancang, (nam..)
Omar

Iya •
Gue tau, Mar..•
Tapi gue rasa•
Iqbaal harus belajar menghargai
Kalau lo berpikir gue akan menyerah•
Gak sama sekali, Mar..•
Gue cuman ingin Iqbaal belajar•
Belajar dari kesalahan kayak gini•
Gue cuman ga mau dia menganggap ini hal kecil..•
Gue cuman mau dia berpikir •
Bantu gue buat ngehukum dia, Mar.•
Mungkin dengan kata-kata uda ga mempan..•
Gue bakal mencoba ngehukum dia dengan kehilangan•
Me

•Yaa, gue ngerti..
•Iqbaal memang harus digituin
•Dia akan merasa kehilangan
•Jangan pernah ada kata putus, (nam..)
•Gue tau Iqbaal sayang banget sama lo
•Gue dukung lo
•Gue bakal bantu lo
Omar

Iya•
Gue gak sebodoh itu untuk ngelepas dia :)•
Bantu gue jagain dia ya•
Gue yakin, dia butuh lo•
Kasi tau gue kabar dia ya•
Jangan sampai ketahuan Iqbaal•
Me

•Iya, (nam..)
Omar

Thankyou ya •
Me

•Sipp
Omar

***
Ya, (namakamu) memutuskan untuk membiarkan Iqbaal berpikir. Ia rasa mereka sama-sama harus merenungkan hubungan mereka. Tidak pernah terlintas di pikiran (namakamu) untuk melepaskan Iqbaal begitu saja. Ia merasa akan menjadi perempuan paling munafik jika bilang ia tidak mencintai pria itu.

Seberapa sering Iqbaal menyakitinya, ia tetap saja tidak bisa membenci laki-laki itu. Ia sudah jatuh terlalu dalam kepada laki-laki itu.

Bukan maksud (namakamu) untuk membuat suasana menjadi semakin kacau. (namakamu) hanya ingin Iqbaal belajar dari kesalahan ini. Ia tidak ingin Iqbaal begitu mudahnya mengatakan maaf. Mungkin dengan kehilangan, Iqbaal akan mengerti.

"Maaf, Iqbaal. Aku rindu kamu,"

***

Sesuai permintaan kalian
Maaf kalau belum ngefeel 😉
Jangan lupa Vote dan Comment yaaa
Biar makin semangattt nulisnya HEHEHE

13 Mei 2018

Dear Itchy -IDR-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang