"Iyaiya gue salah, maaf" Ucapan maaf Sean yang malah membuat Nayna deg deg an
-Author jg

"Iya, sama-sama salah. Gak merhatiin sekitar" Nayna angkat bicara
"Udah udah. Sudahin aja males gue lanjutin tambah lebar" Omel Sean "yuk ke kasir terus lanjut ngobrolnya di luar" Sean berjalan mendahului Nayna untuk ke kasir.

"Dasar gak pekaan! Tau lagi mules ga dibawain apa kek" umpat Nayna pelan.

Setelah selesai membayar semua barang yang ia beli, Nayna dan Sean sudah di depan swalayan, tepatnya di tempat parkir sepeda Nayna.

"Oh, jadi lo bawa sepeda gitu?" Sean menyelipkan tangannya ke saku celananya
"Iya, habisnya aku tuh gabisa bawa sepeda motor apalagi mobil" Jujur Nayna
"Gak nanya sih sebenarnya" Sean tersenyum geli.

"Dasar Seantok! Emang ga berubah rubah yah sifatmu dari SMA. Gitu gitu mulu!" Nayna membuang wajahnya, kembali mecerucutkan bibirnya yang sexy itu.
"Hahaha, emang" Sean tertawa jahil yang semakin membuat Nayna cemberut.

"Tau ah, badmood jadinya" Nayna pergi kearah sepedanya, baru saja berjalan satu langkah. Tangan kekar menahan tangannya, Nayna spontan menghentikkan langkahnya,
"Jangan pegang-pegang! Aku jijik" Nayna berusaha menepis tangan Sean.

"Jijik? Kayak sinetron aja lo" Sean tersenyum kembali "Sinetron emak emak" Lanjutnya,
"Banyak omong kamu! Ah makin kesel" Nayna terus saja bergelut layaknya cacing kepanasan.

Karena tangan Sean menahannya membuat Nayna risih,
"Please deh Sean aku mau pulang!" Berontak Nayna,
"Mau aku antar?" Tawar Sean "panas loh, apa gak takut kulit putihmu ini terbakar?" Lanjutnya, lalu tersenyum.

***

Mona duduk manis di sofa yang berada di ruang kerja milik Reyhan, menatap cowok di hadapannya sekarang, sambil memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya.

"Reyhan, kenapa di tengah jalan tadi kau menghentikkannya?" Tanya Mona sesekali menatap cowok dingin dihadapannya ini,
"Diam, Mona. Aku tidak ingin melanjutkannya." Protes Reyhan.

"Maksudku, Reyhan. Kenapa kau berhenti begitu saja? Padahal tadi kita hampir saja..."
"Diam atau aku akan memecat mu? Sekarang" Reyhan menatap tajam kearah Mona.

"Baiklah. Maafkan aku. Pecatlah aku, apakah bisa?" Mona menahan tawanya "Tak mungkin kau memecatku. Lagi pula siapa yang mau ingin membuang kesempatan emas ini? Mendapat sekretaris secantik, se sexy dan sepintar aku" Mona percaya diri.

Reyhan memutar bola matanya, lalu berdiri dan menuju pintu untuk keluar dari ruangan ini.

"Reyhan! Antarkan aku pulang.. Please" Pinta Mona
Reyhan mengabaikannya, lalu membuka pintu dan berjalan cepat menuju lift.

Dengan langkahnya yang cepat, Reyhan berhasil meninggalkan Mona lalu menuju tempat parkir, ia ingin sekali rasanya menendang semua yang ada di hadapannya sekarang.

Setelah menemukan mobilnya, Reyhan segera menyalakan mesin dan beranjak dari kantornya,

Di jalan, pikiran Reyhan tidak bisa terkendali. Ia berusaha menenangkannya, berusaha mengembalikkan jiwanya. Agar ia bisa berkendara dengan fokus.

"Kok kayak ada yang aneh ya?" Tanya Reyhan pada dirinya sendiri "Gimana kabarnya Nayna?" Lanjutnya seperti orang gila yang berbicara sendiri. -tak patut untuk ditiru.

30 menit kemudian,
Reyhan masuk ke wilayah perumahan. Mencari rumah dengan cirikhas bertembok putih dan berpagar cukup tinggi.

Reyhan memencet klakson nya, 3 kali memencetnya keluar seorang wanita dengan menggunakan daster langsung membuka gerbang tersebut.

"Lama sekali" Omel Reyhan terhadap wanita tersebut
"Ma..maaf Tuan" Ucapnya
"Kapan pulang?" Tanya Reyhan sambil merapikan kemejanya.

"Baru saja tadi, ayo silahkan masuk Tuan" Ucap Bi Mira.

"Iya" Jawab Reyhan, lalu segera masuk kedalam rumah.

Bi Mira menuntun Reyhan, Di ruang tamu, terdapat seorang cowok berpakaian rapi dengan tampannya tersenyum menyambut kedatangan Reyhan.

"Hey bro, gimana kabar lo sekarang?" Tanya nya
"Ha? Siapa?" Tanya Reyhan menoleh ke Bi Mira.

"Loh, Tuan lupa? Kan dia..."
"Sean, kamu masa lupa sih Rey?" Nayna muncul tiba-tiba yang membuat semua manusia yang berada disana terkejut.

Hening sejenak,
"Mau minum apa?" Bi Mira memecahkan keheningan.
"Gak usah, saya juga kesini mau liat tuan rumah ini" Sean kembali tersenyum.

"Oh, Sean. Temen SMA mu sekaligus tamu tertampan yang ada di pesta pernikahan kita dulu?" Reyhan bertanya kepada Nayna,
"I... Iya" jawab Nayna gugup.

Reyhan berjalan menuju sofa, lalu duduk di salah satu sofa,
"Sorry, bro. Nayna udah punya gue" Ucap Reyhan.

××××
Jangan di skip!!!! Ini adalah visual dari Sean !!!

××××Jangan di skip!!!! Ini adalah visual dari Sean !!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sean Paul A.

Halo, akhirnya aku back lagi! Maap yah udah lama menghilang! Dan selama menghilang ternyata ga sia" yg ngevote cerita ini udh 3K. Big thanks buat kalian semua 😀😭💕💖 i love you all! Semoga yang ngevote rejekinya di lancarkan dan sehat selalu ya!!!!
Salam perpisahan,

diansptrrr follow dia

Byebye 👋
Maaf kalau part ini pendek, kepalaku masih cenat-cenut kayak ketemu mantan berduaan sama doi barunya.

DesahanWhere stories live. Discover now