Chapter 9 : Tell me. Why?

70 13 0
                                    

Sebelum membaca jangan lupa klik vote ya. Karena satu suara dari pembaca sangat berarti bagi penulis 😊
Long Words. Make yourself comfortable
Enjoy💕
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.







08:49am 

3 hari, 8 jam dan 49 menit setelah acara tahunan The Infraction Week dimulai.


Sooyoung menunduk, menatap sepatu yang awalnya berwarna putih. Seiring berjalannya waktu, Sooyoung tidak tau lagi apa warna sepatunya. Entah hitam, merah, atau warna lain. Terlalu banyak warna yang menempel di sepatu putihnya hingga kini tidak terdefinisi lagi.


Taehyung sedang pergi, mencari makanan seperti biasa. Kali ini Taehyung tidak membawa Sooyoung. Taehyung mau menyusup hingga tidak perlu menghabiskan amunisi dan senjata, sedangkan Sooyoung sangat tidak ahli dalam hal penyusupan.


Jadi disinilah dia, duduk di kap mobil Taehyung.


Entah Sooyoung gila atau apa. Dia mengekspos dirinya, di minggu terkutuk ini. Sooyoung bahkan merasa dirinya sudah gila karena dia tidak mengindahkan perintah Taehyung untuk tetap di dalam mobil.



Dia merasa bersalah karena telah berbohong pada Taehyung. Dia merasa berdosa setiap kali mendengar Taehyung meracau bahkan menangis dalam tidurnya.


Seharusnya Sooyoung menceritakan semuanya ke Taehyung. Bahwa orang yang dia kejar sudah tiada. Bahwa dirinya adalah target yang selama ini Taehyung kejar. Taehyung bilang keluarga kan? Kalau begitu Sooyoung termasuk.


Meski Sooyoung tidak melakukan apapun.


Sooyoung tau bahwa Taehyung akan meninggalkannya. Tidak mungkin Taehyung masih mau melihat anak dari orang yang membunuh orang tuanya dengan sangat keji.


Sooyoung sekarang sebatang kara. Dia hanya memiliki sebuah janji manis dari Taehyung yang akan membawanya kencan setelah semua kegilaan ini selesai.


Menantikan kencan mereka dan berharap Taehyung tidak akan pernah mengetahui identitas aslinya.


Bahwa dia itu bukan Cho Sooyoung. Dia Choi Sooyoung


Dan Taehyung tidak akan pernah mencintainya jika mengetahu fakta itu.




Karena itu, Sooyoung memilih untuk mengakhiri hidupnya. Dengan cara mengekspos dirinya di tengah kota, di minggu penyucian.


Sooyoung tidak peduli dia mati dengan cara apa. Asalkan tidak disiksa dulu. Sooyoung membawa sebuah pistol di tangan kanannya.

Bukan, bukan untuk menyerang orang yang datang.

Tapi untuk mengakhiri hidupnya jika yang muncul adalah psikopat yang akan menyiksanya.


"Choi Sooyoung?"


Sooyoung mengangkat wajahnya dan tersenyum.


"Aku sudah menunggumu. Aku tau kami mengikutiku sejak semalam." Sooyoung kembali tersenyum.


"Kalau kamu tau kenapa kamu berada disini?bukannya bersembunyi?"


Pria tinggi itu mengulurkan tangannya, mengusap pipi Sooyoung, kemudian mengangkat dagunya hinggat mata mereka saling pandang.


"Karena aku memang menunggumu." Jawab Sooyoung. "Kamu orang suruhan paman dan bibiku kan? Apa aku akan mati?"


"Ya"

The Day of InfractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang