#45 Perasaan Yugyeom

2.8K 481 38
                                    

"Na, tolong bagiin buku ini ke meja masing-masing," pinta Eunwoo sambil menyerahkan tumpukan buku pada Eunha.

Eunha sendiri hanya iya-iya saja dengan permintaan Eunwoo.

Ia kemudian mengambil alih tumpukan buku tersebut dan mulai membagikannya ke pemiliknya.

Satu-persatu sudah Eunha letakkan di meja pemilik, sampai akhirnya giliran buku Jungkook.

Eunha sebenarnya agak ragu untuk berjalan ke meja Jungkook, tapi karena tidak ada tanda-tanda Jungkook di dalam kelas, akhirnya Eunha memberanikan diri untuk mendekati meja Jungkook.

Saat akan meletakkan buku tersebut, ia melihat handphone cowok tersebut tergeletak di atas meja.

Eunha menggeleng pelan. Ceroboh sekali, pikir Eunha. Kalau hilang, baru tau rasa.

Tapi, sebelum Eunha melangkah ke meja selanjutnya, sebuah notifikasi mengalihkan perhatian Eunha.

Somi💓 : Gausah jemput. Biar aku yang nyusul ke rumah kamu.

Aneh. Perasaan Eunha terasa aneh.

Cemburu? Jelas.

Penasaran? Pasti.

Sakit? Banget.

Siapa Somi? Kenapa ada tanda cinta di nama kontaknya?

Adik Jungkook? Tapi, Jungkook tidak punya adik, apalagi adik perempuan.

Sepupu? Oke, Eunha bisa berpikir seperti itu saja.

Tidak lama, Jungkook muncul dari pintu kelas, membuat Eunha kelabakan dan langsung menjauh dari meja itu.

***

Sedari tadi, Eunha tidak bicara apapun. Yugyeom dan Bambam bahkan seperti bicara dengan dinding, karena terus dikacangi Eunha.

"Hoi!"

Eunha langsung tersentak karena celetukan Yugyeom.

"Kaget, anjir," gerutu Eunha.

"Habisnya, bengong mulu," kata Yugyeom.

"Ck, gue lagi perlu ketenangan," kata Eunha. "Eh, habis pulang, kita jalan, yuk? Gue udah lama gak jalan bareng kalian."

"Duh, gue mau jalan sama Lisa," kata Bambam.

Eunha dan Yugyeom kompak mendelik.

"Halah, beda sekarang yang udah punya pacar," sindir Eunha.

"Makanya, jangan gantungin Jungkook," balas Bambam.

"Dih, gue gak gantungin dia ya. Cuman sedang mempertimbangkan keputusan yang pas," sahut Eunha tidak ingin kalah.

"Iyain, kalau cewek mikir lama, biasanya mereka lagi cari cara buat nyari alesan yang pas," kata Bambam yang terus menyudutkan Eunha.

"Udah, deh diem lo. Kalau bikin cewek peka masih pake bantuan, mending mingkem aja sana ke ketek emak lo," kata Eunha.

"Heh-"

"Ck, udah-udah. Jangan bikin gue keliatan jadi orang pinter deh disini. Ntar, dikira gue lagi jaga pasien rumah sakit jiwa yang rebutan mainan," potong Yugyeom yang mulai lelah dengan perdebatan Eunha dan Bambam.

Eunha dan Bambam kompak mendelik sebal.

"Gini aja. Kita jalan berdua dulu hari ini, Na. Nanti next time, kita jalan bertiga," kata Yugyeom pada akhirnya.

***

Setelah perdebatan panjang, Yugyeom dan Eunha akhirnya memutuskan untuk pergi ke salah satu tempat makan yang terkenal dengan ayam penyet sebagai menu utamanya.

Setelah mereka memesan makanan, keduanya berlanjut untuk berdebat.

"Ck, gue tuh laper. Lo gak liat cuaca, hah? Ini tuh panas banget, terus habis pulang sekolah gini capek, lo malah mau ngajak gue keliling," protes Eunha.

"Yaudah kali, ini kita udah dapat tempat makan," sahut Yugyeom.

"Tau ah, pokoknya mood gue hari ini bener-bener rusak! Dan lo bikin tambah rusak!" omel Eunha.

"Ck, kenapa lagi? Jungkook? Mingyu? Bambam? Kenapa?" tanya Yugyeom yang mencoba bersabar karena sedari tadi jadi pelampiasan Eunha.

"Tadi pas gue bagi buku ke meja Jungkook, ternyata ada hp dia yang dianggurin di atas meja. Terus, gue gak sengaja liat notif yang baru masuk. Pas gue liat, ada chat dari cewek, gue lupa namanya, tapi ada emoji cinta gitu di dn nya, terus dia ngomong pake aku-kamu gitu," jelas Eunha panjang lebar.

"Oh, gitu doang. Paling sepupu," jawab Yugyeom sekenanya.

"Kok respon lo gitu, sih?" kata Eunha yang menyalahkan Yugyeom lagi.

"Ck, sensi amat sih lo hari ini. Kenapa? PMS lo?" sahut Yugyeom.

"Tau ah, pokoknya gue kesel," kata Eunha sambil membuang arah wajahnya ke arah lain.

"Gini, deh Na. Lo jangan ambil kesimpulan dulu. Bisa aja dia sepupunya, kan? Bisa juga saudara Jungkook pinjem hpnya buat chat si pacarnya, terus kebetulan baru bales pas itu?" kata Yugyeom yang sebenarnya membantu Eunha berhenti berpikit negatif.

"Ck, itu namanya pembodohan diri. Padahal baru sehari break, udah gini. Mending putus aja sekalian," gerutu Eunha.

Yugyeom hanya terkekeh pelan. Tidak berselang lama, pesanan mereka datang.

Mereka tidak langsung makan, melainkan meminum minuman terlebih dahulu. Mungkin mereka lelah karena terlalu lama berdebat.

"Na," panggil Yugyeom, membuat Eunha yang ingin menyentuh makanannya menoleh.

"Kenapa?" sahut Eunha.

"Kadang, gue penasaran. Dulu, pas kita putus, lo kayak gini juga, gak ya? Gue mikir, kayaknya rasa sayang lo ke Jungkook lebih tulus daripada ke gue dulu," kata Yugyeom sambil menunduk, tidak berani menatap Eunha. "Gue juga heran, kenapa lo udah bisa move on, sedangkan gue gak bisa ngelupain perasaan ini sampai sekarang."

Detak jantung Eunha kini berpacu lebih cepat. Ia bingung dengan apa yang Yugyeom katakan. Ia terkejut, juga tidak mengerti.

"Gyeom...," cicit Eunha.

"Tapi, gak papa. Jadi sahabat lo udah lebih dari cukup, kok. Setelah ini jangan pikirin perasaan gue, dan tetus sahabatan sama gue, ya?"

Ucapan Yugyeom benar-benar membuat Eunha sangat tidak nyaman.

Keduanya kemudian diselimuti kecanggungan.

"Ehm, gue ke toilet dulu."

Baru saja Eunha berbalik, hal lain kini menimpa dirinya lagi. Otaknya yang masih belum bisa memahami Yugyeom, kini diisi lagi dengan pemandangan di depannya.

Jungkook dan seorang cewek berseragam SMA yang berbeda dari sekolahnya.

Keduanya tertawa, kemudian hati Eunha benar-benar hancur ketika melihat Jungkook mengacak gemas rambut cewek itu.

Jungkook, adalah definisi dari segala umpatan.

---

Besok chapter akhir, terus 1 final chapter yuhuuuuu

Hidden Player | Eunkook Where stories live. Discover now