---Chapter 9: Penyelamat---
Yugyeom dan Bambam kini sedang menuju kantin. Keduanya memang kemana-mana selalu bersama, sampai beberapa orang menyebut mereka homo, meskipun hanya bercanda. Padahal, kan wajar karena mereka bersahabat.
"Eh, bentar Bam, gue kebelet," kata Yugyeom tiba-tiba sambil memberhentikan langkahnya.
"Ya sana ke toilet," jawab Bambam sekenanya. "Kenapa? Mau ditemenin?"
"Dih, ogah ya," tolak Yugyeom dengan cepat. "Gue ke kantin sama lo aja dibilang humo. Yakali ke toilet bareng lo."
Bambam hanya iya-iya saja.
Belum sempat Yugyeom berputar arah, ia kemudian melihat Jihyo yang sedang membawa banyak cemilan.
"Eh, eneng, makan aja kerjaannya," celetuk Yugyeom.
Bambam yang belum melangkah, ikut menoleh ke arah Jihyo.
"Eh, bagi dong," kata Bambam menimpali.
"Enak aja, gue gamau bagi sama kalian. Gue mau kasihin ke anak kelas aja," jawabnya cuek, kemudian melanjutkan langkahnya.
Yugyeom tiba-tiba teringat sesuatu saat tidak sengaja melihat makanan yang Jihyo bawa.
"Bam, gue bisa minta tolong, gak?" kata Yugyeom tiba-tiba.
"Apaan? Gue mau ngantin," jawabnya malas.
"Tadi, gue liat Jihyo bawa udang goreng pake tepung, kalo gak salah," jelasnya. "Kan, dia mau bagi ke orang kelas, coba lo cek bentar ke kelas, deh. Takutnya ada Eunha, dia alergi sama makanan bertepung."
"Ck, gue tuh laper, mau ngantin, kenapa gak lo sendiri aja yang kesana, sih?" protes Bambam.
"Masalahnya gue udah kebelet," kata Yugyeom.
"Kalo kebelet, ngapain lo masih disini?" sindir Bambam.
Yugyeom hanya tertawa pelan. "Iya, ini gue mau ke toilet. Pokoknya lo harus cek Eunha dulu. Jangan sampai dia makan itu. Ok?"
Bambam hanya melayangkan jari jempolnya dengan malas, kemudian Yugyeom langsung pergi setelah menerima respon Bambam.
💌
Bambam berjalan dengan malas ke kelas. Perutnya sudah meronta ingin minta makan, tapi karena titah dari Yugyeom, terpaksa ia menurutinya.
Baru saja Bambam mencapai pintu kelas, namun pemandangan yang ia lihat benar-benar membuatnya kelabakkan.
Eunha baru saja menerima makanan dari Jihyo.
Artinya, Bambam hampir terlambat!?
Saat Eunha akan memasukkan makanan tersebut ke dalam mulutnya, Bambam justru panik dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
Padahal, dengan memanggil nama cewek itu saja, bisa memberhentikannya.
Tapi, karena Bambam panik, dan bingung harus menghentikannya seperti apa, akhirnya ia menghampiri Eunha dan merebut makanan yang hampir menyentuh mulut Eunha itu.
"Apaan, sih, Bam!" kata Eunha yang terkejut dengan kedatangan Bambam yang secara tiba-tiba.
Seluruh murid yang tersisa di kelas terkejut dengan kejadian tersebut. Gorengan Jihyo bahkan hampir terlempar.
"LO LUPA? LO ALERGI MAKANAN BERTEPUNG!" bentak Bambam sembari membuang kasar gorengan Eunha ke sembarang tempat.
Percayalah, Bambam spontan mengucapkan dengan suara yang nyaring. Ia sendiri bahkan kaget saat menyadari bahwa ia kini telah membentak Eunha.
"Hanya karena lo gak tega nolak tawaran orang, bukan berarti lo bisa mengambil resiko yang bisa membahayakan diri lo!" kata Bambam dengan suara yang lebih pelan.
Entah kenapa, tiba-tiba mata Eunha berkaca-kaca. Cewek tersebut segera pergi meninggalkan kelas.
Bambam mengusap kasar wajahnya.
Ah, pasti Yugyeom akan memarahinya jika ia tahu bahwa Bambam telah membentak Eunha.
---
Masih ada yang simpan ini di library gak, ya?
Gimana? Ada yang masih ingat chapter yang bikin kalian ngira Bambam mantannya Eunha?
Ini penjelasannya, gaes!
YOU ARE READING
Hidden Player | Eunkook
Fanfiction"Hanya karena gue sering gonta-ganti pacar, bukan berarti gue gak bisa serius." #Hiddenseries1 ©2018, 97 liner (Jungkook & Eunha) -nrnnsasa, 20 april 2018
